Allecia memekik kaget saat sepasang tangan kokoh memeluk pinggangnya dari belakang. Pekikkan Allecia membuat semua orang di dapur keluar ke ruang makan untuk melihat keadaan Allecia
"Varo! Kamu tuh ya bikin mama kaget aja!" Omel Sandra yang dijawab dengan cengiran Alvaro
"Varo kan cuma cari istri Varo ma... Abis pas Varo bangun dia hilang"
Sandra, Tania, Vale, Vania(kembaran Tania), Renata(nenek Alvaro) menggelengkan kepala mereka, sebelum mereka kembali ke dapur
"Pagi" sapa Allecia pada Alvaro
"Morning too sayang" ujar Alvaro sambil mencuri cium ke bibir Allecia membuat wajah Allecia merona
Alvaro terkekeh dan segera melepaskan pelukannya. Alvaro duduk di salah satu kursi dan memandangi sang istri yang sibuk keluar masuk ruang makan dari dapur sambil membawa makanan yang masih mengepul. Sarapan pagi keluarga Dimitra
"Alle..." Panggil Renata
"Ya oma, ada apa?"
"Kamu, besok sudah mulai sekolah lagi ya?"
Allecia mengangguk
"Bagaimana kalau kamu ikut program loncat kelas saja?" Tawar Renata
"Loncat kelas?"
"Iya, kamu bisa langsung ke kelas tiga dan ikut ujian"
Allecia terdiam sebentar dan memakan sarapannya sambil berpikir. Tidak ada jawaban membuat seluruh anggota keluarga Dimitra memilih memakan makanan di piring mereka sampai Allecia meletakan sendok dan garpu di tangannya lalu mengambil minum dan menenggak setengah dari isi gelas itu
"Ada apa?" Tanya Sandra heran
"Tidak ada apa-apa ma. Alle hanya mau bertanya"
"Hm?"
"Kalau Alle, ikut program itu. Alle akan lulus lebih cepat kan?"
"Tentu saja" jawab Renata
"Tidak ada pengaruhnya dengan ijazah Alle nanti kan?"
"Tidak ada Allecia yang cantik. Aku saja lulus lebih cepat karena hal itu" jawab Vale
"Bahkan kedua mertuamu itu saja lulus S1 pada umur 19 tahun karena sejak SD sampai SMA mereka sering loncat kelas" ujar Tania
Allecia mengangguk lalu, menatap Alvaro
"Jadi, kamu mau mencobanya Alle?" Tanya Renata
Allecia berdeham
"Alle sih mau saja oma. Tapi, kalau seperti itu kan artinya Alle harus berlajar dengan sungguh-sungguh. Dan itu artinya tidak diganggu, kan oma?"
Alvaro langsung meletakan sendok dan garpunya di atas piring dan menatap Allecia. Seolah tahu apa yang dipikirkan oleh istrinya
"Lalu?" Tanya Sandra
"Alle mau ikut program itu kok ma"
"Baguslah kalau begitu"
"Tapi ada syaratnya"
"Apapun"
"Jangan ma!" Ujar Alvaro tapi sang ibu sudah keburu mengiyakan permintaan menantunya
Allecia tersenyum penuh kemenangan
"Syaratnya Alle tinggal di apart Alle, sendirian dan Varo gak boleh nginap disana..."
Semua orang disana menatap Allecia kaget
"Jangan salah sangka dulu oma! nanti kalau Alle sudah lulus Alle akan pindah ke tempat suami Alle"
"Hanya sampai lulus" ujar Allecia lagi
"No!" Tolak Alvaro
"Ayolah... Biar nanti aku fokus belajar dan bisa mengerjakan ujian... Hanya sampai lulus saja kok" bujuk Allecia
"No!"
"Hanya sampai lulus..." Pinta Allecia dengan wajah memelas
"Sampai ujian!" Ujar Alvaro
"Hah?"
"Hanya sampai kamu selesai ujian. Setuju atau tidak sama sekali!"
Allecia menghela napas
"Okey, hanya sampai hari terakhir ujian"
"Good"
Allecia menatap kesal Alvaro, membuat semua orang terkekeh geli melihatnya. Alvaro melanjutkan acara makannya dan segera berangkat ke kantor. Sandra mengantar Allecia mengurus program loncat kelas untuk Allecia
.....
Several months later
Hari terakhir ujian, Allecia berbalik dan menatap jalanan yang tidak terlalu ramai. Hari ini dia meminta supir Alvaro mengantarnya ke kantor, atas permintaan Alvaro tentu saja. Allecia turun di depan lobi dan mulai berjalan memasuki gedung kantor milik keluarga Dimitra. Allecia berjalan ke receptionist
"Maaf, pak Alvaro-nya ada?" Tanya Allecia
"Beliau ada di lantai 26, dik"
Allecia mengangguk dan segera menuju ke lift. Sampai di lantai 26, Allecia di hadapkan pada seorang receptionist lagi
"Permisi, saya mau bertemu pak Alvaro"
"Ruangan pak Alvaro ada di ujung lorong ini, dik"
"Oh, terima kasih"
Allecia berjalan menyusuri lorong dan menemukan sebuah ruangan di sana. Di depan ruangan tersebut terdapat meja sekretaris. Allecia memutuskan untuk menemui sekretaris itu
"Permisi, pak Alvaro ada?"
"Bapak sibuk. Tidak bisa di ganggu. Kalau adik mau magang, taruh saja suratnya disini" ujar Sekretaris itu
"Maaf, tapi saya mau bertemu dengan pak Alvaro"
"Beliau sibuk! Susah sekali diberitahunya!
'Sabar Alle, sabar...' Batin Allecia mengingatkan dirinya
"Bu, saya sudah buat janji dengan beliau" ujar Allecia
"Saya tidak percaya. Lebih baik adik keluar sebelum saya panggil security!" Usir sekretaris itu
Habis kesabaran Allecia, dia menggebrak meja sekretaris di depannya
"Panggilkan pak Alvaro kesini! Biar dia yang tentukan dia sibuk atau tidak!"
"Gak bisa gitu dong dik! Perusahaan ini punya peraturan dik! Lagi pula adik ini siapaa??!"
"Saya istrinya!"
"Oh ya? Kalau begitu saya istri mudanya!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
From Me To You
Teen FictionAllecia tak pernah meminta apapun selama hidupnya, keadaan membuat dia harus mengalah pada kembarannya. kasih sayang seluruh keluarga tak pernah terasa untuknya. benci? jelas Allecia seharusnya benci pada kembarannya. Kesal? tentu dia kesal "bunda d...