Seminggu sejak kejadian itu Alvaro tidak lagi pernah bertemu dengan Allecia, jujur saja dia agak khawatir. Alvaro takut Allecia trauma dan stress berat karna kejadian itu
"Hhh!" Hanya helaan nafas berat yang keluar dari mulut Alvaro
Menyesal Alvaro tidak menanyakan nomor ponsel gadis itu. Pintu ruang kerja yang di ketuk membuat Alvaro tersadar
"Ya?"
"Maaf, pak. Supir bapak bertanya apa bapak jadi berangkat?"
"Suruh dia menunggu sebentar"
"Baik pak"
Alvaro mengambil jasnya dan keluar dari ruangannya berjalan ke lift untuk keluar dari kantornya. Hari ini dia memang memiliki janji dengan salah seorang klient-nya di daerah Pesakih, Daan Mogot
"Ck..." Alvaro mendecak kesal, mobilnya terjebak macet yang cukup panjang
"Ada apa?"
"Sepertinya tawuran tuan"
Mendengar kata Tawuran membuat Alvaro teringat pada Allecia. Dan baru saja dibicarakan gadis itu sudah muncul di hadapannya dengan kemeja putih khas seragam sekolah berlapis jaket jeans dan celana jeans. Allecia berlari, di belakangnya seorang pemuda mengejar dengan sebuah balok kayu besar
Bughhh
Kaca mobil Alvaro menjadi saksi terlemparnya pria yang mengejar Allecia. Siapa pelakunya? Tentu saja Allecia
"Tuan?"
"Biarkan saja" ujar Alvaro singkat
"Baik tuan"
Alvaro memperhatikan Allecia dengan seksama. Lalu dia mengambil ponselnya dan membatalkan janji temu dengan klient-nya. Baru saja Alvaro memasukan kembali ponselnya ke dalam saku celananya suara sirine polisi terdengar keras. Allecia dan temannya berlari mencari tempat sembunyi
"Buka kuncinya" suruh Alvaro
"Baik tuan"
"Dekati gadis itu"
Sang supir menurut, si sopir melajukan mobil tuannya di dekat Allecia. Setelah berhasil melewati Allecia, Alvaro membuka pintu mobilnya dan menarik Allecia masuk ke mobilnya
"What the f-" umpat Allecia
"Kak Varo?!" Ujarnya kaget
Alvaro sudah menutup pintu dan langsung mengunci mobil itu rapat-rapat
"Jalan" perintahnya
Setelah si supir menjalankan mobilnya, Alvaro menoleh ke arah Allecia
"Tawuran lagi Alle?"
"Hehe..."
"Itu bahaya Alle..."
"Seru tapi kak"
"Tapi bahaya Alle"
"Iya deh iya"
"Lalu, kamu sudah berhenti?"
"Udah. Alle langsung mengembalikan uang klient Alle dan berhenti saat itu juga"
"Bagus..."
"Thanks a lot kak, sudah nolongin Alle tempo hari"
"No prob. Apasih yang nggak buat pacar?"
"Hah? Pacar? Sejak kapan?"
"Sejak kemarin?"
"Alle gak merasa pernah bilang mau jadi pacar kakak deh"
"Masa?"
Allecia mengangguk
"Ya sudah nanti malam saya jemput. Kita dinner, pakai baju yang cantik ya"
"Ogah! Males banget pake baju cantik-cantik. Ribet!"
Alvaro terkekeh
"Ya sudah pakai baju apa sajalah terserah kamu"
......
"Kamu cantik Alle" ujar Alvaro di telinga Allecia
"Ayo masuk" ajak Alvaro
Allecia mengangguk, dia berjalan di sisi Alvaro. Hari ini dia menggunakan mini dress berwarna baby blue dipadu dengan sepatu berwarna senada dengan hak 7cm dan pita kecil, lalu clutch berwarna putih. Rambut Allecia dikuncir ponytail menyamping dan di keriting sedikit pada bagian ujungnya, untuk wajah, Allecia hanya memoles sedikit wajahnya dan menutup riasan tipisnya dengan lip tint berwarna apricot
"Selamat datang pak. Sudah reservasi?"
"Atas nama Alvaro K. D."
"Oh, mari pak saya antar"
Alvaro merangkul pinggang Allecia dan berjalan di belakang pelayan itu
"Silahkan pak"
Alvaro mengangguk dan mengucapkan terima kasih pada pelayan yang mengantarnya
"Kamu suka?" Tanya Alvaro
"Iya, ini sangat bagus. Tenang dan nyaman. Tidak bising" ujar Allecia
Alvaro mengajak Allecia makan malam di sebuah resto bintang lima.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Me To You
Teen FictionAllecia tak pernah meminta apapun selama hidupnya, keadaan membuat dia harus mengalah pada kembarannya. kasih sayang seluruh keluarga tak pernah terasa untuknya. benci? jelas Allecia seharusnya benci pada kembarannya. Kesal? tentu dia kesal "bunda d...