Introduced The Triplet

10.3K 452 5
                                    

Alvaro kembali memandikan ketiga anaknya. Sudah sebulan dan Allecia belum juga sadar. Sejak sebulan yang lalu juga, Varell dan Alexander sering berkunjung. Dari sanalah awal kisah sebenarnya tentang Varell terungkap. Betapa Varell sebenarnya sangat menyayangi Allecia dan sangat merasa bersalah pada Allecia. Juga tentang alasan kenapa Varell membiarkan Allecia terusir keluar, selain itu juga alasan dari diamnya Varell saat Allecia menyodorkan surat laknat itu padanya

"Pi, yok liat mi.." Ujar Armano dengan semangat

Saat ini Alvaro sedang memakaikan ketiga anak itu pakaian mereka. Alvaro hanya tersenyum dan mengangguk. Dia mengusap kepala putranya dengan sayang. Selesai dengan berpakaian dia menitipkan anak-anaknya pada pembantu di rumahnya sementara dia membersihkan badannya. Selesai membersihkan badannya, Alvaro turun ke bawah dan dibuat kaget dengan suara tawa ketiga jagoannya

"Ar?" Panggil Alvaro

Dengan gesit Armano dan Arseno berlari ke arahnya. Mereka bertiga memang lebih bisa berjalan sekarang. Bahkan bukan berjalan tapi, cenderung berlari

"Pi..." Jerit kedua anak itu saat mereka melihat Alvaro di depan mereka

Alvaro berjongkok dan menangkap kedua putranya. Dia menggendong Armano di tangan kirinya dan Arseno di tangan kanannya. Tak lupa dia mencium pipi gembul kedua anaknya

"Main sama siapa sampai tertawa begitu?" Tanya Alvaro

"Om" ujar Armano

Ketika yang keluar hanya kata "om", maka maksud ketiga anak itu adalah Alexander karena mereka tidak bisa menyebut nama Alexander dengan benar jadi, mereka memanggilnya om. Sedangkan Rudi akan dipanggi "om woodi" dan Atnan akan dipanggil "om tanan"

"Oh... Ada om Alex toh ternyata" ujar Alvaro sambil melangkahkan kakinya mendekati sahabatnya itu

"Udah lama Lex?"

Alexander mendongakkan kepalanya dan menggeleng

"Tidak baru lima menit yang lalu. Mau ke rumah sakit?"

Alvaro mengangguk. Dengan segera Alexander menggendong menuntun Ardano menuju mobil Alvaro. Alexander mendudukan Ardano di baby seat, disusul oleh Armano dan Arseno yang didudukan di baby seat juga oleh Alvaro. Mereka menuju ke rumah sakit. Menjenguk Allecia

"Mami..." Panggil ketiga anak itu saat Alvaro membuka pintu kamar rawat Allecia

Ketiga anak itu kembali ke arah Alvaro setelah tadi mereka berlari masuk ke dalam

"Loh kenapa?" Tanya Alvaro heran diikuti dengan tatapan heran Alexander

"Mi jaat" ujar Armano pada Alvaro dengan tangan menarik celana Alvaro begitu pula Ardano. Sementara Arseno sudah siap-siap menangis di kaki Alvaro

Alvaro langsung berjongkok dan memeluk ketiga putranya. Dia mencium pipi ketiga putranya. "Tenang ada papi. Jangan takut! Ada opa sama oma juga, dia nggak akan berani jahat sama kalian" bisik Alvaro di telinga anak-anaknya

"Enelan pi?" Tanya Ardano

Alvaro mengangguk dan tersenyum. Seketika wajah Ardano dan Armano kembali cerah. Mereka berlari menjauhi Alvaro dan melangkah menuju ranjang rawat Allecia

"Arsen, kenapa masih disini nak? Nggak ikut kakak lihat mami?" Tanya Alvaro

Arseno menatap Alvaro dengan mata berair. Alvaro tersenyum, dia mengusap pelan kepala putranya. Dengan segera Alvaro menggendong Arseno

"Jangan sentuh anak gue!" Ujar Alvaro penuh penekanan saat Alexis menghampirinya dan hendak memegang Arseno

"Tapi-"

"Lexie!" Bentakan Varell membuat Alexis diam

Alvaro melangkah menuju ranjang Allecia dan menurunkan Arseno disana

"Bilang hai sama mami. Papi, ke sebelah dulu"

Alvaro meninggalkan ketiga putranya di dekat Allecia. Dia melangkah ke ruang tamu

"Ayah, apa kabar?" Tanya Alvaro pada Varell

"Baik. Kamu sendiri?"

"Baik yah"

Varell mengangguk. "Mm.. Bundamu mau minta maaf"

"Minta maaf?" Tanya Alexander dengan nada sinis

"Varo nggak punya hak melarang. Varo cuma minta ayah memberikan jaminan kalau istri Varo nggak akan diusik lagi"

Alexander melotot pada Alvaro sedangkan Julio dan Sandra cukup bangga pada putra mereka. Agatha melihat ketiga anak kembar itu amat dekat dengan Allecia dan saat itu hatinya tersentil

'Benar kata Varell, Allecia bisa menjadi ibu yang sangat baik dibandingkan aku' pikir Agatha

"Boleh, saya bertemu anak-anak?" Tanya Agatha

Alvaro hanya menghela napasnya. Dia mengangguk. "Ar" panggil Alvaro dan ketiga anak itu berjalan ke arah mereka

"Papi" panggil Armano ketika dia sampai

"Om angku" pinta Armano pada Alexander dan pastinya Alexander langsung menuruti

"Sini Ardan sama opa" ajak Julio

Kaki kecil Ardano berjalan ke arah kakeknya. Julio mengangkat Ardano ke pangkuannya. Sedangkan Arseno? Tentu saja menempel pada ayahnya dengan erat

"Yang sama papa itu yang sulung namanya Deo Ardano Kenneth Dimitra, yang sama Alex namanya Gio Armano Kenneth Dimitra, yang ini si bungsu Rio Arseno Kenneth Dimitra" Alvaro memperkenalkan anak-anaknya

"Pi..." Rengek Arseno sambil mengusap-usapkan pipinya ke pipi sang ayah

Alvaro langsung berdiri dan keluar dari kamar itu

"Papi! Keana?" Tanya Armano

"Cari dokter. Arsen sakit, Ardan sama Arman disini dulu, ya? Sama opa, oma, om. Jangan nakal! Nanti papi balik"

From Me To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang