Alvaro kembali ke ruang tamu dan kini sudah ada Alexis dan Varell juga Agatha disana. Alvaro menyapa mereka dan ikut duduk di ruang tamu bersama keluarga Legiand
"Kamu habis dari tempat Alle?" Tanya Varell
"Iya ayah. Aku habis dari sana sama anak-anak"
Varell mengangguk. Mereka kembali terdiam selama beberapa saat. Sampai ART mengantarkan minuman untuk para tamu dan kembali lagi ke dapur
"Ayah sama Lexie apa kabar?" Tanya Alvaro
"Baik. Kami berdua sudah cukup baik. Meski masih harus memantangkan beberapa jenis makanan..."
"Syukurlah..."
"Ayah benar-benar merasa bersalah. Bagaimana bisa Ayah justru menjadi orang yang diselamatkan bukan menyelamatkan"
"Itu sudah jadi pilihan Alle, yah. Ayah jangan bicara begitu"
Varell mengangguk. Dia masih ingat dengan jelas. Hari itu, hari dimana keluarga mereka berduka setelah kabar duka itu mereka terima beberapa menit sebelumnya. Dimana hari yang harusnya bahagia justru berubah menjadi hari kelabu
Flashback
"Alle" Varell memanggil putrinya yang baru saja menjalani operasi kelahiran putri bungsunya
Allecia tersenyum kecil. Dia bahagia, putrinya sudah terlahir ke dunia dan ayahnya datang menjenguknya. Varell mencium kening Allecia
"Sekarang tinggal memulihkan tubuh kamu dan fokus untuk mengobati penyakit kamu..." Ujar Varell
Allecia hanya tersenyum dan mengangguk. Varell menemaninya sampai malam. Bahkan keesokan harinya Allecia bisa bercanda tawa dengan suami juga ketiga anaknya. Allecia menggendong putri kecilnya dan menggenggam jemari mungil anak bungsunya
"Alesha... Anak mami..." Ujar Allecia. Dia mengusap pipi Alesha dengan jari telunjuknya
"Sayang, Alesha harus dibawa ke ruang bayi lagi"
Allecia sedikit sedih. Dia mencium Alesha sekilas dengan ujung hidungnya dan membisikan sesuatu pada putrinya
"Mami sayang Alesha tapi, maaf Lesha, mami tidak bisa menemani Alesha lebih lama. Jangan nakal sama papi dan kakak-kakak, ya nak! Mami sudah tidak bisa menemani kamu, maafkan mami. Mami sayang Alesha"
KAMU SEDANG MEMBACA
From Me To You
Teen FictionAllecia tak pernah meminta apapun selama hidupnya, keadaan membuat dia harus mengalah pada kembarannya. kasih sayang seluruh keluarga tak pernah terasa untuknya. benci? jelas Allecia seharusnya benci pada kembarannya. Kesal? tentu dia kesal "bunda d...