Stay All Night

9.6K 503 6
                                    

Allecia berjongkok di salah sudut rumah sakit. Di tangga darurat. Allecia menekuk lututnya dan menyembunyikan kepalanya disana. Air matanya sudah tidak bisa lagi dia tahan

Alvaro mengikuti Allecia, dia duduk di sebelah gadisnya dan menarik gadis itu ke pelukannya. Allecia menangis dalam diam, sesekali dia menepuk-nepuk dadanya yang terasa sangat sakit. Alvaro memeluk sang gadis tanpa mengucapkan apapun, dia tahu rasanya sangat menyakitkan ketika orang tua sendiri meminta kita untuk lenyap dari muka bumi

'Jangan menangis lagi Alle, aku gak sanggup mendengarnya' batin Alvaro

Alvaro mengusap punggung gadisnya. Membiarkan sang gadis menangis sampai puas

"Sudah jauh lebih baik?" Tanya Alvaro saat Allecia sudah mulai tenang

Allecia mengangguk kecil di pelukan Alvaro

"Kita pulang ya?"

Allecia mengangguk lagi. Alvaro menggendong Allecia menuju ke parkiran. Supir Alvaro membukakan pintu bagi tuannya. Alvaro mendudukan Allecia di kursi belakang dan dia pun duduk di sebelah Allecia

"Pulang ke rumahku ya?"

"Tidak usah, biar Alle pulang ke apart saja"

"Sayang.. Pulang ke rumah aku saja ya. Aku khawatir demammu naik lagi nanti"

"Tapi..." Allecia mengurungkan tolakannya saat dia menatap raut khawatir di wajah Alvaro

Allecia mengangguk. Alvaro menarik Allecia ke dalam pelukannya. Jujur saja Alvaro takut, Allecia akan melakukan hal yang tidak-tidak. Mengingat ibunya sendiri memintanya untuk lenyap dari bumi. Karena itu, Alvaro memaksa Allecia tinggal di rumahnya

Perkataan Agatha masih terngiang di kepala Allecia

'Apa Alle bukan anak bunda?' Batin Allecia saat mengingat sang ibu menyebut Alexis dengan panggilan anakku, seolah-olah Allecia bukanlah anaknya

'Apa benar kalau Alle tidak ada bunda akan senang?'

Perkataan Agatha terus terngiang membuat Allecia kembali meneteskan air matanya. Alvaro tahu kekasihnya kini sedang menangis kembali. Alvaro mencium puncak kepala gadisnya berkali-kali, dan mengusap punggung gadisnya

......

Pagi-pagi benar, Sandra dan suaminya datang ke rumah Alvaro. Mereka berencana memberikan kejutan pada calon menantu mereka. Alvaro dan Allecia sedang duduk di sofa ruang tamu saat Sandra dan Julio datang

"Happy birthday Allecia" ujar Sandra

Tak ada sahutan membuat Sandra dan Julio heran. Allecia disana tapi tatapannya begitu kosong. Sedangkan Alvaro sibuk mengusap rambut Allecia. Sandra dan Julio bisa melihat kalau kedua anak di depannya ini tidak tidur semalaman. Yang mengherankan adalah, terdapat jejak air mata di pipi Allecia

"Alle, anak mama. Kenapa kamu nak? Varo macem-macem sama kamu?" Tanya Sandra khawatir

Allecia menoleh dan melihat Sandra

"Mama..." Panggil Allecia. Allecia langsung memeluk Sandra dengan erat

Sandra sampai terkejut dibuatnya

"Kenapa sayang? Cerita sama mama nak, ada apa?"

Allecia tidak menjawab dia menangis sesenggukan di pelukan Sandra. Sandra hanya bisa mengusap pelan rambut Allecia, memberikan ketenangan pada Allecia. Setelah menangis, Allecia tertidur

"Varo" bisik Sandra

"Lebih baik mama minta tolong papa. Varo pusing ma..." Ujar Alvaro hampir berbisik

Jadilah, Julio menggendong Allecia ke kamar tamu, kamar yang memang di tempati oleh Allecia. Sandra menyelimuti Allecia dan menutup pintu kamar itu lalu, segera kembali ke ruang tamu

"Apa yang kamu lakuin ke Allecia?" Tanya Sandra

"Varo masih waras ma. Varo gak apa-apain Alle"

"Lalu kenapa dia begitu?"

"Dia habis 'berperang' sama bundanya"

"Hah?"

Alvaro menceritakan awal kejadian sampai akhirnya dia duduk di sofa dengan keadaan memeluk Allecia yang tidak berhenti menangis sampai Sandra dan Julio datang

"Jadi, maksud kamu, Allecia disumpahi begitu sama Agatha?"

"Hn"

"Lalu, dia menyuruh Varell menandatangani surat pencabutan namanya?"

"Hn"

"Dan disetujui oleh Agatha?"

"Iya. Tante Agatha sendiri yang menandatangani suratnya"

"Ya Tuhan..."

Sandra terkejut mendengar cerita anaknya. Julio sendiri kaget juga mendengar hal yang terjadi dalam semalam

"Ma..." Panggil Alvaro

"Hm?"

"Tolong ambilin Varo obat sakit kepala dong. Kepala Varo pusing" pinta Alvaro sambil menutup matanya

"Tunggu sebentar" ujar Sandra

Sandra segera ke dapur dan kembali dengan obat serta air putih di tangannya. Alvaro meminum obat itu dan membaringkan badannya di sofa

"Varo kalau mau tidur di kamar dih" saran Sandra

"Please ma, biarin Varo tidur disini. Badan Varo udah gak kuat buat naik ke atas. Biarin Varo tidur sebelum Alle bangun" ujar Alvaro

"Pa, Varo izin gak ke kantor" sambung Alvaro sebelum dia benar-benar terlelap

From Me To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang