Note:
Up siang biar g serem2 amat
................
"Kyaaa!" Jerit Natasha saat lampu di rumah itu menyala
Lampu yang tidak terlalu terang itu memperlihatkan keadaan seisi rumah yang sangat menakutkan. Natasha segera berdiri dan berbalik, matanya mencari dimana sosok Alvaro
"Al" panggil Natasha
Alvaro muncul dari sebuah ruangan dengan senyuman. Alvaro berdiri dan bersandar pada sebuah lemari kayu yang cukup besar
"Hai Nat. Kenapa?"
Natasha berlari dan memeluk Alvaro dengan cukup erat. Tangannya menunjuk pada semua yang ada di belakangnya
"I-itu apaan? K-ke-kenapa kamu bawa aku kesini?" Tanya Natasha takut-takut
"Oh itu. Itu mah cuma koleksi aku aja" ucap Alvaro dan seketika badan Natasha menegang kaku. Dia mendongakan kepalanya menatap Alvaro
"Dan kamu harus tahu tentang koleksi aku. Sini aku jelasin" ucap Alvaro
Alvaro menuntun tangan Natasha mendekati salah satu tabung kaca dan Natasha hanya bisa menatap ngeri tabung kaca itu
"Yang ini namanya pak Roy. Alasan dia ada di tabung kaca ini adalah karena dia sudah berani mengejar dan membuat Allecia ketakutan. Dia menyuruh anak buahnya mengejar dan menghabisi Allecia. Karena itu aku menjadikan dia koleksiku yang pertama" Alvaro menarik tangan Natasha ke meja berikutnya
"Kalau yang ini kakak kelas Allecia sewaktu SMP. Alasan dia disini karena dia sudah membuat Allecia jatuh di tangga sekolahnya" Alvaro menunjuk ke tabung di sebelah Natasha
"Yang ini namanya Ravindra Lezorso. Dia disini karena dia sudah membuat gue menjadikan Allecia sebagai bahan taruhan dengan terpaksa, dia merendahkan Allecia. Oh jangan kaget kalau dia tidak memiliki bibir lagi di wajahnya. Aku memotongnya karena, dia dengan kurang ajarnya mencium pipi Allecia"
Alvaro menarik tangan Natasha menuju ke sebuah aquarium ukuran sedang
"Mereka itu adalah anak SMA. Alasan mereka ada disini karena mereka sudah berkelahi dengan Alle dan membuat wajahnya terluka"
Natasha meneguk ludahnya kasar, seluruh badannya merinding. Dia mulai merasa takut pada apa yang dilihatnya. Semua yang Alvaro tunjukan dan Alvaro katakan sebagai koleksi bukanlah hal yang wajar untuk dikoleksi. Natasha sedikit menyadari kebodohannya setelah melihat semua 'koleksi' potongan kepala maupun potongan badan manusia di rumah itu. Semua itu hanya karena satu alasan. Mengusik Allecia
"Gue rasa, lo sudah mengerti kenapa gue ngajak lo kesini. Iya kan, Natasha?" Tanya Alvaro
Seketika itu juga Natasha mengempaskan tangan Alvaro yang menggenggam pergelangan tangannya. Natasha berlari menuju ke pintu
"Akkhh!" Natasha meringis saat Alvaro dengan santainya melemparkan sebuah pisau kecil ke kakinya
Natasha jatuh di lantai. Lantai itu mengeluarkan berbau busuk yang menyengat di hidung Natasha
"Aaaa!" Natasha menjerit saat Alvaro menjambaknya dengan keras dan menyeret dirinya ke kursi dimana dia didudukan tadi
"Al... Ma-maaf" ucap Natasha memohon
Alvaro terkekeh. Kekehan yang menyeramkan itu membuat Natasha merinding ketakutan
"Gue sudah peringatkan lo Nat. Tapi, kemarin lo nggak mau dengar. Lo malah melukai dia dan mengirimkan bangkai yang sudah sangat berantakan ke rumah gue. Membuat Alle pingsan dan anak gue ketakutan. Apa alasan gue buat memaafkan lo?"
Natasha menjerit kembali tanpa bisa menjawab Alvaro. Alvaro menancapkan pisau ke bahunya dan merobek bahu Natasha dengan pisau itu
"Itu untuk lo yang sudah berani menabrak bahu Alle dengan sengaja di kantor gue"
Alvaro mencabut pisaunya dan merobek lengan Natasha dengan santai
"Ini untuk membuat tangan Allecia berdarah kemarin"
Alvaro melakukan hal yang sama pada tangan Natasha yang lain. Natasha hanya bisa menjerit dan berteriak keras saat pisau milik Alvaro mengonyak setiap kulit dan dagingnya. Alvaro meletakan pisau itu di bibir Natasha
"Nat. Gue belum selesai loh. Lo tahu kan kalau mulut lo itu sudah membuat anak-anak gue nangis kemarin. Dan lagi bibir lo itu sudah sembarangan mencium dan membuat istri gue salah paham"
Alvaro menekan kedua pipi Natasha dengan sebelah tangannya dan dia memotong kedua bibir Natasha sampai gadis itu menjerit tiada henti. Alvaro memasukan jari tangannya ke mulut Natasha dan menarik lidah Natasha keluar dengan paksa. Alvaro memotong lidah Natasha hingga terputus
"Kalau begini kan lo gak akan sembarangan bicara ataupun sembarangan cium-cium gue lagi" ucap Alvaro dengan senyum manisnya
Lalu Alvaro juga menancapkan pisaunya ke perut Natasha dan menekannya hingga hanya gagang pisau saja yang terlihat dari luar. Alvaro menggerakan pisau itu merobek perut Natasha. Dia juga memasukan tangannya dan menarik keluar apapun yang bisa dia genggam di dalam sana
Alvaro menikmati 'pekerjaan' yang dilakukannya. Sekitar pukul tiga Alvaro menyudahi apa yang dia lakukan. Alvaro menatap Natasha yang sudah berada di ujung napasnya karena kehabisan darah
"Good bye Natasha Leighton"
Alvaro membungkus badan Natasha yang sudah berantakan dan tidak jelas lagi dengan sebuah karung. Alvaro menyeret karung itu ke sebuah gua. Di tangannya juga terdapat sebuah kantung plastik bening. Alvaro meletakan karung berisi Natasha juga semua barang milik Natasha di gua itu dan menyiramnya dengan sedikit bensin lalu Alvaro membakarnya. Alvaro juga melepaskan sarung tangan, seluruh pakaiannya, dan sepatunya juga pisau yang dia gunakan. Alvaro membakar semua itu bersama dengan karung berisi Natasha
"Gak akan ada lagi yang bisa ganggu Alle dan anak-anak lagi" gumam Alvaro sambil berendam di danau kecil di dekat sana
Alvaro mengeringkan badannya dan memakai pakaian baru yang dia bawa juga sepatu baru. Alvaro kembali rapi dan bersih. Sebelum pulang Alvaro memastikan apa yang dia bakar sudah menjadi abu. Bersamaan dengan matahari terbit, apa yang dia bakar habis menjadi abu. Alvaro mengguyur abu yang masih membara itu dengan air dari danau. Sudut bibir Alvaro terangkat naik
"Jangan pernah main-main sama gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
From Me To You
Novela JuvenilAllecia tak pernah meminta apapun selama hidupnya, keadaan membuat dia harus mengalah pada kembarannya. kasih sayang seluruh keluarga tak pernah terasa untuknya. benci? jelas Allecia seharusnya benci pada kembarannya. Kesal? tentu dia kesal "bunda d...