Hai, hai hello! Pasti gak pada kangen sama gue. Iya, kan? Aahhhh! Gue tau. Tebakan gue bener, kan?
Ngaku deh! Hehee
.
.
.
.
.Gini, ya jadi gini. Misal lagi,
Keluarga Min lagi sarapan. Ayah-ibu udah duduk. Sesaat kemudian Kiyoon datang.
"Pagi! ayah, ibu!"
Kiyoon ngecup singkat kening ibunya lalu duduk di depan ibunya. Kok kening ayah kagak?
Kiyoon tau kalo ayahnya gak suka di gituin. Dan harusnya kalian udah tau itu. Karena mas Yoongi cuma mau di cium sama mbak Rae Na dan mbak Penakuramine.
"Kihoon mana?" tanya si ibu.
"Sebentar lagi datang"
Gak lama kemudian Kihoon beneran dateng. "Ayah, ibu!" sapa si bungsu.
Kalo Kiyoon cuma ngecup kening. Beda sama Kihoon. Dia gak tanggung2, ngecup bibir mommynya. "Kau itu kelewatan, Hunter" protes Kiyoon ke adeknya yg duduk di samping ibu.
Ya, jd panggilan Kiyoon klo lgi kesel ke Kihoon itu Hunter. Ttp di baca hun ya bukan Han. Karena Hun itu asal dari Hoon-nya. Nah, klo bhsa inggris kan Hunter artinya pemburu. Ya, krn mnrt Kiyoon adiknya itu seperti pemburu. Apa yg Kiyoon bsa, Kihoon hrs bisa. Apa yg ayahnya bsa Kihoon hrs bisa. Semua pengetahuan harus dia kuasai. Ambisi si Adek ini gede skali, kawan.
"Kenapa? Bilang saja kakak iri" sinis beut si Hunter ngomong. Bikin kesel.
"Tidak. Sama sekali. Aku sudah mencium kening ibu. Mencium kening itu lebih menunjukkan kasih sayang di banding bibir. Kau tau?!" Kiyoon sama sinisnya. "Benar, kan ayah?" Si Kakak cari pembelaan.
"Jadi kakak pikir aku tidak sayang pada ibu, begitu?! Mencium bibir itu hanya napsu. Begitu menurut kakak?!" Kihoon malah nyolot. Kasian Kiyoon di skak adek sndiri.
Riders tolongin tuh si sulung.
"Hei! Kenapa kau jadi marah, ha?!" Kiyoon balik marah.
Perang ini mah.
.
.
.
.
.
.
."Cepat makan! Ayah akan segera berangkat"
Ahh! Lais! Eh, sial maksudnya. Si bapak malah nengahi. Gmna sih thor? Gak seru, ih! Kesel, deh.
Eh, kalo gak gtu trs Suga ngmongnya kapan? Masa' kumpul keluarga yg orasi cuma anaknya doang?
"Benar. Cepat makan. Hanya ciuman saja kalian ributkan. Kalian boleh mencium ibu di mana saja selama ayah kalian mengizinkan" tambah si ibu tegas.
Eh, kok ambigu ya. Di mana saja. Trs kalo di mana2 gimana?
Ankenowen ; ya kan blm tntu dpt ijin ayah.
Samwans : oh iya.
Akhirnya mrka makan. Gak sampe 10 mnit mreka selesai.
"Kakak, kenapa kakak mau menikah muda?" ini halus, ya Kihoon nanyanya.
"Kenapa? Tidak setuju?"
"Kenapa kakak harus mengikuti jejak ayah dan ibu. Kakak pintar, kenapa harus segera menikah?"
"Ayah juga pintar"
"Hei, kakak! Tapi, paling tidak istri kakak harus seperti ibu. Aku pun jika mencari istri akan cari yang seperti ibu"
"Dia bahkan lebih dari ibu"
Si ibu cuma senyum. Si bungsu malah psang muka gak suka.
"Aku tidak suka jawaban kakak"
Kiyoon jadi tampak bingung seolah nanya 'kenapa?'
"Bagiku, tidak ada wanita seperti ibu di dunia ini. Ibu, adalah wanita hebat. Penuh kasih sayang, penuh kehangatan, pekerja keras, sabar, dan tentunya baik. Aku yakin. Calon istrimu di bawah ibu"
"Kihoon, jangan begitu" nasihat si ibu sambil ngebelai rambut Kihoon.
Sementara si Kiyoon diem denger penuturan adiknya. "Hanya 2 banding 100 orang seperti ibu. Jika satu adalah ibu, maka kuharap satunya adalah jodohku kelak. Aku benci jika kakak merendahkan ibu karena gadis lain. Aku tidak suka kakak bicara seperti tadi. Itu bisa menyakiti hati ibu. Da aku adalah orang yang paling tidak suka melihat ibu sakit hati. Karena aku menyayangi ibu lebih dari kakak"
Jelas si Kiyoon makin diem. Dia mengunyah kata2 adeknya. Dia ngerasa bersalah. Si ibu malah heran knp anak bungsunya punya pemikiran seperti itu. Suasana jd canggung.
"A-apa aku menyakiti hati ibu?" Kiyoon jd berkaca-kaca.
"Tentu saja tidak. Justru ibu senang jika kau mendapat yang lebih dari ibu"
"Lihat! Batapa baiknya ibu"
"Kihoon, sudah! Jangan memojokkan kakakmu" Rae Na, nengahi.
Tiba-tiba Kiyoon berdiri trs datengin ibunya. Dia lgsg meluk ibunya. "Maafkan aku. Aku sayang ibu" ucap si Kiyoon.
"Sudahlah. Kenapa kau mau dipancing adikmu, hem?"
Rae Na jd meluk 2 anaknya. "Sudah. Ayo berdiri. Kalian harus berangkat. Selesaikan tugas terakhir kalian di sekolah. Besok kalian sudah tidak di sana lagi"
Mereka berdiri lalu jalan ke pintu utama. "Mereka sangat mengidolakanmu" bisik Yoongi sambil ngelus rambut istrinya.
Baru Rae Na buka mulut Yoongi udah nyahut lagi. "Aku juga menyayangimu" terus nyium kening istrinya.
Oh ya, 2 bocah itu udah masuk mobil si ayah ya. Jd mereka tinggal berdua di depan pintu.
"Berhenti seperti itu. Kita ini sudah tua. Ingat! Sekarang berapa umur kita? Astaga!" si Rae Na malah ngegerutu.
"Lalu, kenapa? Bukankah kau suka?"
"Itu dulu. Tidak untuk sekarang. Itu memalukan. Kita bisa di kira orang tua kekanakan"
"Baiklah. Aku berangkat"
"Emm,,, hati-hati"
Yoongi langsung masuk mobil. Sebelahan sama Kihoon. Kalo Kiyoon duduk di belakang sambil baca buku.
"Apa yang ayah dan ibu bicarakan?" tanya Kiyoon pas mobil mau jalan.
"Apa kakak harus tahu?" celetuk si adek.
"Dasar kau ini!" Kiyoon ngegetok kepala adeknya pake buku yg di bawa.
Si ayah cuma bisa senyum ngeliat kelakuan dua anaknya. Gak nyangka sekarang udah punya anak besar2. Bahkan anak sulungnya udah mau nikah. Ayah jd inget msa sekolah dlu.
Eaa,, inget waktu di kejar2 istrinya dlu.
Cihuy!
.
.
.
.
.Sekian segmen BAYANGKAN 4.
Gmna atuh katanya udah end. Ini malah Bayangkan2 trs.
Well, gue mau tanya yg kemarin minta SMUT itu alasannya apa? Apa yg ada di pikiran kalian ketika baca judulnya?
Karena segmen depan gue mau klarifikasi juga promo. Gue gak mau kalian nyesel.
Lavyu gaes.
Oh ya cukkae buat yg menang MAMA. Itu ban RM kenpa kerennya gak ktulungan aplg di mv mic drop. Lah mas suga kok jd kayak naruto rmbutnya. Gua jd mikir nma panggilan baru mas suga jd mas Sunar (Suga Naruto). Hehehe...
Yeeaaa,,, d MMA BTS juga menang byk. Selamat buat semuanya. Army, sorijilo.
Weh, besok bang Seok Jin ultah. Hiyaaaaa,,,
Saenghae cukkahamnida..
Saranghaneun uri Seok Jin.
Saenghae cukkahamnida..
Makin tua makin tampan aja. Suka deh. Lavyu bang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Kiss Me Chapters 3 (Little Family)/END
Fanfiction"Detak waktu kian berlalu. Musim telah berganti musim. Dingin telah menjadi hangat. Malam telah menyambut pagi, pagi merenggut siang, siang berangsur senja, senja berganti malam. Begitulah setiap hari. Hari-hari yang kami lalui." ...