Nih yang udah ngebet. Maunya sih td siang tp td kehabisan batre. Mana lemot lagi. Ya skrg deh.
Demi kalian loh gue ampe cari tetringan.
Njay!
___
Klerk!
Yoongi pulang. Di lihatnya sang ibu duduk menemani kedua cucunya.
"Ibu di sini?"
"Iya. Cucuku sangat manis, ya?" Bangganya.
"Di mana ibunya?"
"Yoongi!" Bentak sang ibu tiba-tiba.
Yoongi mengernyit bingung.
"Kau pikir dia itu siapa?! Dia itu istrimu. Ibunya, ibunya. Ibu siapa yang kau maksud? Tidak bisakah kau menyebutnya 'istriku' begitu?"
"Baiklah. Dimana dia?"
"Dia pergi sebentar. Dia hanya bilang begitu"
"Sendiri?"
"Ya, dia sendiri"
"Dia tidak bilang apapun?"
"Tidak. Rae Na hanya menyuruh ibu datang karena ingin keluar sebentar. Kenapa kau begitu cemas?"
"Tidak ada. Sudah berapa jam dia pergi?"
"Hampir dua jam"
"Baiklah. Aku mandi dulu"
Bukan apa-apa. Yoongi hanya berpikir. Tidak mungkin, kan dia kabur hanya karena marah?
Sementara di sisi lain, Rae Na sedang berbincang dengan dokter wanita di sebuah ruangan.
"Jangan banyak bergerak dan jangan kelelahan. Jahitannya belum menyatu sempurna. Jika anda banyak bergerak, jahitannya akan lepas lagi"
"Baiklah. Saya mengerti"
"Ini obatnya. Minum yang teratur. Jangan lupa jaga kesehatan nyonya. Jangan lupa anda harus kembali tiga hari lagi. Untuk memastikan bahwa jahitannya aman"
"Baik. Terima kasih"
"Usahakan jangan pergi sendiri, nyonya. Itu bahaya untuk wanita yang baru saja melahirkan"
"Ya, aku mengerti. Terimakasih. Saya permisi" pamit Rae Na sebelum meninggalkan ruangan sang dokter.
Sebenarnya, apa yang terjadi?
Ya, jahitan bekas melahirkan ternyata terbuka. Seharian menahan perih, dia memutuskan menghubungi ibu mertuanya untuk datang menjaga kedua buah hatinya. Setibanya sang ibu, dia langsung pamit tanpa mengatakan yang terjadi.
..
Setibanya di depan gerbang, dia memperbaiki jalannya. Walaupun perih luar biasa di bawah sana. Dia harus menahannya agar tidak ada yang curiga. Helaan napas panjang keluar dari mulutnya.
Kleerk!
"Ibu pulang!" Seru Rae Na ceria.
"Kau dari mana? Katanya hanya sebentar?" Cemas sang ibu yang langsung menyambutnya.
"Aku membeli susu Kiyoon. Kebetulan bertemu teman. Jadi, kami berbincang dulu"
Alasan yang sempurna. Ya, karena dia memang sudah merencanakannya sejak awal agar tidak ada yang tahu.
"Kenapa tidak minta tolong ibu atau suamimu?"
"Tidak, bu. Aku juga ingin keluar rumah sesekali"
"Ya, sudah. Kau harus banyak istirahat"
Rae Na hanya tersenyum. "Apa ibu langsung pulang?"
"Tidak. Ibu menunggu Joongi menjemput"
"Kalau begitu aku ke dapur dulu"
Di sana sang suami sedang menenggak air minum dalam gelasnya. "Dari mana kau?" Sinisnya.
"Membeli susu untuk Kiyoon" jawabnya datar seraya mengeluarkan kotak susu dari kantong belanjaannya.
Setelah itu, tidak ada lagi percakapan di antara mereka. Yoongi hanya bisa memandang sang istri yang berlalu menuju lantai dua.
Malam keempat.
Di mana sang istri masih saja sama. Salahkan Yoongi yang tidak berani lebih dulu menyapa.
Rae Na keluar dari kamar mandinya. Langkahnya terhenti tepat di ambang pintu. Matanya mengedar ke seluruh ruangan. Terasa sepi dan sedikit berantakan. Dengan sekali hembusan napas dia mencoba merapikan kamarnya.
Mengganti sprei yang mulai kusam, sarung bantal, dan menata beberapa barang yang terkesan berantakan.
Krekk!
Yoongi masuk dan mendapati istrinya yang terus saja sibuk. "Istirahatlah!"
"Emm"
"Kau tidur di kamar Kiyoon lagi? Tidurlah di sini. Jangan mengganggu Kiyoon"
Helah! Ngeles bat lu bang. Bilang aja kangen istri.
"Aku belum mau tidur" Rae Na yang sudah selesai memilih meninggalkan suaminya.
Bruug!
Belum sempat Rae Na membuka pintu, Yoongi membalikkan badannya dengan kasar. Tangannya meremas kuat pundak sang istri.
Aakkhh!
Rae Na mengerang kesakitan hingga matanya terpejam. Bukan, bukan badannya. Tapi, di bawah sana.
"Katakan! Kau dari mana?" Tanya Yoongi penuh penekanan dengan mata tajamnya.
"Dari mana? Sudah ku bilang membeli susu untuk Kiyoon"
"Jangan bohong"
"Apa aku terlihat berbohong?" Dengan berani Rae Na menatap mata tajam sang suami berusaha meyakinkan. Meski tangannya terkepal kuat di bawah sana menahan sakit.
"Jangan mencari keributan lagi, Min Yoongi. Aku ingin istirahat"
"Jangan menyembunyikan sesuatu dariku"
"Memang apa yang-"
Mmmpphh!
Entah angin apa yang mendorong Yoongi tiba-tiba mencium wanita di depannya dengan kasar. Membuat yang di cium menitikkan air matanya. Sakit, semua sakit. Bahkan hatinya sekalipun.
Berkali Rae Na memberontak. Menolak ciuman gila suaminya. Namun gagal. Yoongi kesetanan. Ya, Yoongi seperti binatang buas yang mendapatkan mangsanya.
"Kau gila, Min Yoongi!" Rae Na merutuki suaminya sendiri dengan air mata yang lancar mengalir.
Rae Na keluar dan menutup pintu sedikit kasar. Tubuhnya terjatuh di samping pintu yang tertutup itu. Bersandar di dinding dengan tangis yang semakin menjadi.
Sakit.
Semua sakit. Seolah tidak ada yang tersisa di dirinya. Perasaannya benar-benar kacau luar biasa.
Sementara di dalam, Yoongi masih terdiam dengan sikapnya baru saja. Apa yang sudah dia lakukan pada orang tercintanya.
Yoongi kacau. Dia juga kacau. Dia sudah melakukan kesalahan besar terhadap pasangan hidupnya.
TT
Sakit sakit kalian.
Ini yang maksa up hari ini juga.
Ohya. Gue kudu gugling masa. Malah geli2 sendiri gue baca ttg orang melahirkan.
Yang nebak bener selamat ya. Hadiahnya, kudoakan bisa ajak gue ketemu min yoongi.
Lavyu gaes
Ryeozka
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Kiss Me Chapters 3 (Little Family)/END
Fiksi Penggemar"Detak waktu kian berlalu. Musim telah berganti musim. Dingin telah menjadi hangat. Malam telah menyambut pagi, pagi merenggut siang, siang berangsur senja, senja berganti malam. Begitulah setiap hari. Hari-hari yang kami lalui." ...