Part 67

2.4K 302 100
                                    

Nih, yg minta dabel. Doakan saja bisa ap lagi yekan?

I'll give you surprise.

°°

Gara-gara salah ucap waktu itu. Sudah dua hari ini mereka jadi canggung.

Rae Na menyesal.

Ya. Kali ini Rae Na benar-benar menyesal mengucapkan kata ringan itu. Bagaimana tidak? Jika, Yoongi sampai berkata;

"Kau memang tidak pernah percaya padaku"

Dua malam pun mereka lalui dengan saling memunggungi.

"A-apa kau akan pulang telat?" Tanya Rae Na gugup di depan pintu utama.

Yolow mbak sama suami sendiri aja gugup. Kasian kamu.

"Tidak tahu"

"Baiklah"

Yoongi keluar begitu saja. Tak peduli jika ada yang terluka di sana.

"Ibu! Sepatu baruku di mana?" Teriak Kiyoon yang turun dari tangga.

"Di sini, sayang. Kemarin ibu bersihkan"

"Aku ingin pakai itu. Sepatuku kotor"

"Ibu ambilkan dulu"

Setelah mengambilnya di teras belakang, Rae Na segera memakaikan pada Kiyoon. "Sudah. Cepat! Ayah sudah menunggu. Nanti ibu yang akan menjemput. Mengerti?"

Cup~

Kiyoon mengecup kilat pipi sang ibu. "Kiyoon berangkat"

"Iya, sayang"

Tiba-tiba langkahnya terhenti di ambang pintu. "Ibu?"

"Emm?"

"Apa ibu dan ayah sedang marah?"

"Tidak" Rae Na berusaha tersenyum menutupi kebohongannya. "Cepat! Nanti ayah marah"

"Baiklah. Kiyoon sayang ibu"

"Iya. Ibu tahu"

Setelah kepergian sang anak, Rae Na kembali murung. Dia masih tidak menyangka akan reaksi suaminya.

"Kihoon bermain sendiri, ya? Ibu membersihkan dapur dulu"

Yang di ajak bicara hanya mengangguk.

Author bersabda: "dan sesungguhnya, Kihoon itu lebih pendiam daripada Kiyoon. Maka, barang siapa bertanya: kenapa Kihoon tidak banyak perannya. Maka jawablah: peran anak kedua memang kalah dengan anak pertama. Layaknya cinta kedua yang akan kalah dengan cinta pertama"




Yoongi sudah bersama rekannya. Hoseok tentu saja.

"Kau sudah menjenguk Namjoon?" Tanya Hoseok.

"Ya. Beberapa hari lalu"

"Bagaimana keadaannya?"

"Tidak baik"

"Kenapa?"

"Aku ingin membawakannya pengacara. Tapi, dia menolak. Dia sangat benci padaku rupanya"

"Memang pengacara mana yang ingin kau bawa?" Remeh Hoseok.

"Pengacara Park"




--

Sekolah Kiyoon.

"Hari ini, siapa yang akan menjemputmu?" Seperti biasa dua bocah ini selalu bersama.

"Ibuku"

"Ibumu sudah sehat?"

"Tentu saja"

"Itu dia. Itu ibumu" tunjuk Hyun Jin yang melihat mobil ibu temannya muncul dan parkir di depan mereka.

"Halo, Hyun Jin?" Sapa Rae Na ramah pada teman anaknya.

"Halo, bibi"

"Ibu, ayo pulang" ajak Kiyoon tidak sabaran.

"Jinnie belum di jemput?"

Hyun Jin tertunduk sedih.

"Apa perlu bibi temani?"

Gadis kecil itu mengangguk.

"Itu ayah!" Seru Hyun Jin tiba-tiba. Rae Na sontak menoleh mengikuti arah mata Jinnie.

"Maaf, ayah terlambat" sapa sang ayah pada anaknya. Hyun Jin memanyunkan bibirnya.

"Bibi, ini ayahku"

"Halo! Aku ibu Kiyoon, teman anakmu"

"Jadi kau istri Min Yoongi?"

"Ah iya"

"Ayah, aku ingin punya ibu seperti bibi"

Deg!

Sungguh. Betapa terkejutnya Rae Na. Begitu juga Seok Jin, ayah Hyun Jin.

"Bibi ini sangat baik. Aku ingin punya ibu, ayah. Ibu yang baik seperti bibi"

"Jinnie, kan sudah punya ayah. Jadi, Jinnie dengan ayah saja, ya?" Bujuk Seok Jin.

Rae Na tersentuh. Dia tahu bagaimana rasanya tidak punya ibu. Meskipun, belum tahu kemana ibunya. Tapi, yang dia tahu kehilangan seorang ibu dari kecil benar-benar membuatnya kesepian. Mungkin itu juga yang di rasakan Hyun Jin saat ini.

Rae Na tidak bermaksud bertanya. Tidak ingin membuat mereka bersedih.

Hyun Jin kembali bersuara. "Bibi, bisakah bibi jadi ibuku?"

Deg!





TT

Hayoloh...

Mamvus. Mau gimana itu?

Surprise kan?

Eh, apa cuma gue yg kalo kedinginan bisa mules bawaannya pen ke toilet?

Lavyu

Ryeozka

Love Me, Kiss Me Chapters 3 (Little Family)/ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang