Part 20

4.3K 468 24
                                    

Hiks hiks...hepi riding kawan. Enjoi ya!
.
.
.

Kemarahan yang selalu dia tunjukkan. Kemarahan yang selalu dia berikan. Kemarahan itu, selalu menghantuiku. Rasa takutku, rasa cemasku ini sungguh menggangguku.

Min Yoongi tahukah kau, aku menangis di ruanganmu. Bersama pangeran kecil di sampingku.

Bukan, bukan karena kau marah padaku. Tapi, karena rasa bersalahku padamu. Bukan, bukan karena ucapanmu atau dinginnya hatimu. Tapi, karena kebodohanku yang tak bisa memberi penjelasan dan keyakinan padamu.

Air mataku mengalir perlahan. "Ibu menagis ?" Bahkan anak sekecil Kiyoon menyadari itu. Kiyoon mengusap air mataku dengan jari kecilnya. Ini membuatku semakin terharu.

"Tidak, sayang. Kiyoon makan lagi, ya" Ucapku seraya mengusap bekas air mata yang di bersihkannya.

Kiyoon kembali ke posisi makannya. Bersamaan dengan itu, ponselku berdering. Yoongi yang menelpon. Segera ku netralkan suaraku.

"Halo, kau sudah sampai ?" Tanyaku dan ternyata suaraku masih agak bergetar.

"Apa Kiyoon sudah tidur ?"

"Kiyoon baru selesai makan. Kau sudah makan ?"

"Belum"

"Pukul berapa sekarang ? Kenapa belum makan ? Apa kau langsung lembur ?"

"Aku tidak lembur"

"Kiyoon, ayo tidur ! sudah malam"

Kami segera ke kamar. Mungkin aku akan membereskan meja ini setelah Kiyoon benar-benar tidur.

Aku masih dengan ponsel di tangan. Yoongi belum mematikan teleponnya. Ku rapikan tirai, bermaksud menutup jendela. Tapi, tunggu ! Mobil siapa yang terparkir di sana ? Seperti mobil Yoongi. Benarkah ?

"Kau di mana sekarang ? Apa kau di hotel ?" Tanyaku. "Aku seperti melihat mobilmu terparkir di dekat rumah"

"..."

Ada yang mengganjal di hatiku. Aku pun segera menutup jendela dan mengajak Kiyoon keluar kamar. "Kiyoon, ayo !"

"Yoongi kau tidak apa-apa ?" Tanyaku, karena dia hanya diam. Ku buka pagar rumah mendekat pada mobil itu.

Betapa terkejutnya aku. Yoongi keluar dari mobil. Mataku membulat sempurna. Baru saat itu ku matikan teleponnya.

"Ayaaah !" Tentu itu suara Kiyoon.

"Ka-kau ?"

"Ayaah !" Kiyoon langsung minta gendong ayahnya.

"Kau-"

"Aku belum berangkat. Bukankah kau minta aku menundanya ?"

"Tapi-"

"Ayah, ayo tidur" ajak Kiyoon menghentikan ucapanku.

Yoongi dengan memangku Kiyoon segera memarkirkan mobilnya di garasi.

.
.

Kiyoon sudah tertidur. Kami segera masuk ke ruang kerja.

"Kenapa berantakan ?" Tutur dingin Yoongi keluar.

Aku segera bergegas membereskannya. "Aku belum sempat membereskannya"

"Apa tadi kau menangis ?" Tanyanya tiba-tiba. Membuatku terkejut dan menghentikan aktivitasku.

Ku tatap matanya dalam. "Yoongi, maafkan aku. Aku tidak bermaksud membuatmu marah. Aku benar-benar tidak tahu jika-"

"Aku tidak ingin membahasnya"

"Tapi, kau harus mendengar penjelasanku" ku dekati dia yang masih mematung di tempatnya.

"Aku percaya padamu"

Mataku kembali memanas. Setiap kali dia berkata 'aku percaya padamu' itu membuatku merasa bodoh. Kurang apa lagi aku mendapat suami sepertinya. Di atas kebodohan dan kekanak-kanakanku sebagai seorang ibu, dia selalu percaya padaku.

Perlahan air mataku mengalir. "Kau selalu berkata seperti itu. Jika kau marah, kau kecewa, katakan. Jangan kau pendam, Yoon. Jangan membodohiku yang sudah bodoh ini. Aku minta maaf"

Yoongi apa kau tahu perasaanku saat ini ? Apa yang harus ku lakukan untukmu ?

Cuup~

Sebuah kecupan mendarat di keningku. Ini adalah cinta. Aku bisa merasakannya. Berapa besar cintamu padaku ? Maafkan aku, jika menyia-nyiakan semua itu.

"Yoongi, aku mencintaimu. Sangat"

Dengan air mata yang terus meleleh ku peluk erat tubuhnya.

"Ayaaah, ibuu"

Kiyoon ?!

Segera ku lepas pelukanku. Kiyoon mendekat dan langsung di raih oleh ayahnya. "Kenapa kau bangun, sayang ?"

"Ibu menangis ?" Kiyoon kembali mengusap air mataku.

Ku beri seulas senyum padanya. "Ibu tidak menangis"

"Ayah, ibu menangis. Tadi, ibu menangis. Ibu-"

Ssstt !

Segera ku hentikan celotehan asal anak ini. "Ayo tidur!" Ajakku.

"Ibu jangan menangis" celotehnya lagi.

Kini Yoongi yang mengusap pipiku. Lalu kami berpelukan layaknya teletubis.

.
.
.

TBC.

Nih yg kemaren minta Yoongi-nya udahan marahnya. Gegara gemes pd komen gitu gue jd fast update. Pdhal rencananya blm. Heee 😂😂😂

Capek tau pnjg2. Gue cuma takut kalian bosen. 500 word lebih.

Vomment aja lah.

Wehh... Udah up ya yg gue promo kemaren. Mampir kuy. Ramaikan juga.

Nih kavernya.

Sementara kaver sama judul itu dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara kaver sama judul itu dulu. Mampir ya. Kalo suka komen. Vote juga ding. 😂😁😁😁

Love Me, Kiss Me Chapters 3 (Little Family)/ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang