Kambek,,
Masih puasa kan, shay?
--
Anak kecil itu terlihat sedang berlari menuju gerbang sekolah. Berharap sang ayah sudah ada di sana. Namun, nihil. Orang yang di harapkan tidak tampak di sana.
"Ayah belum datang" kecewa anak itu dengan wajah tertunduk.
"Kiyoon!"
Kiyoon menoleh pada sumber suara. "Kau belum di jemput?"
"Hem!"
"Ayahku juga"
Keduanya tampak kecewa. Terlihat dari kekompakannya menundukkan kepala.
"Jinnie!"
"Ayah?" Hyun Jin atau yang biasa di panggil Jinnie ini langsung mendongak. "Kiyoon, aku kesana dulu"
"Emm"
Tak lama orang yang di harapkan pun datang. Sang ayah turun dari mobilnya.
"Anak ayah kenapa, hem?"
"Ayah selalu telat" gerutunya.
"Maafkan ayah. Ayo pulang"
Kiyoon bergeming. Dia melihat temannya yang tak jauh darinya. Di sana dia sedang menerima hadiah dari ayahnya.
"Kenapa, hem?"
"Kapan ayah akan membawakanku seperti itu?" Kiyoon menatap mata ayahnya.
"Apa? Mainan? Kiyoon sudah punya banyak mainan, kan? Lagi pula Kiyoon tidak pernah memainkannya"
"Kiyoon!" Seru temannya, menarik tangan sang ayah agar mendekat pada Kiyoon. "Ini ayahku. Dia juga masih muda seperti ayahmu" bangga Hyun Jin.
Yoongi bergeming. Dia ingat benar pria ini. Begitupun sebaliknya.
--
"Jadi, ini anakmu?" Tanya pria itu.
Kini mereka sedang berada di restoran untuk makan siang. Ya, mungkin ini akan menjadi awal pertemanan mereka. Siapa tahu.
"Ya. Ada satu lagi yang lebih kecil"
"Kau sudah punya dua anak?"
"Hem. Masih kecil-kecil. Jadi, apa kau tega memasukkanku ke penjara meninggalkan dua anak?"
"Baiklah. Aku percaya kau tidak bersalah" dia terkekeh di sela suapan makannya.
"Ayah mau memasukkan ayah Kiyoon ke penjara?" Hyun Jin tiba-tiba menyela.
"Tidak. Ayah salah orang"
"Ayahku itu orang baik. Tidak mungkin masuk penjara" balas Kiyoon tidak terima.
"Baik. Maafkan paman. Paman salah orang"
"Kalau begitu aku pulang dulu" pamit Yoongi kemudian.
"Baiklah. Aku juga harus kembali bertugas"
"Tapi, Jinnie masih mau bermain dengan Kiyoon, ayah"
"Aku mau pulang. Memang siapa yang mau bermain denganmu?" Timpal Kiyoon.
"Hei! Kau belum menyelesaikan permainanmu tadi" pekik Hyun Jin.
"Selesaikan saja sendiri. Aku mau pulang"
"Nanti dulu!"
"Sudah, sudah! Jinnie, besok lagi kalian bermain. Ayah Kiyoon juga ada urusan. Kita harus pergi. Mengerti?" Ayah Jinnie menengahi.
__
Yoongi tiba di rumah. Dia segera mengantar anaknya masuk sebelum kembali pergi.
"Tadi, teman Kiyoon. Siapa namanya?"
"Hyun Jin. Bukan Jinnie. Semua selalu memanggilnya Jinnie" jawab Kiyoon tidak suka.
"Memang kenapa?"
"Tidak suka"
"Lain kali jangan seperti itu pada teman. Ingat pesan ibu"
"Jangan membela ibu, ayah"
"Kalian sudah pulang?" Tanya Rae Na yang baru keluar dari arah dapur.
Kiyoon pun langsung turun dari gendongan ayahnya.
"Aku akan segera pergi" ucap Yoongi.
"Kenapa? Tidak makan dulu?"
"Aku sudah makan"
"Sudah makan? Dengan siapa?"
"Iya, ibu. Kami sudah makan" sela Kiyoon yang sedang melepas sepatunya.
"Dengan Kim Seok Jin"
"Kim Seok Jin? Aku tidak tahu kau punya teman bernama Seok Jin. Wani-"
"Pria. Ayah teman Kiyoon. Penyidik dari kepolisian yang menginterogasiku waktu itu"
"Benarkah?"
"Hem"
"Kiyoon? Jadi ayah temanmu polisi?"
"Mungkin" jawab Kiyoon acuh tak acuh seraya menghidupkan laptop di depannya.
"Dia kenapa?" Tanya Rae Na pada sang suami.
"Anak-anak. Merajuk sepertimu"
"Ssh! Kau ini! Pergi sana! Cepat pulang dan jangan terlambat"
Yoongi segera meninggalkan rumah dan melajukan mobilnya. Cukuplah melihat sang istri yang baik-baik di rumah itu sudah cukup.
TT
Segmen basa-basi...
Selamat sahur shay!
Akhirnya, punya full album Tear. Eaakk
Lavyu
Ryeozka
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Kiss Me Chapters 3 (Little Family)/END
Fanfiction"Detak waktu kian berlalu. Musim telah berganti musim. Dingin telah menjadi hangat. Malam telah menyambut pagi, pagi merenggut siang, siang berangsur senja, senja berganti malam. Begitulah setiap hari. Hari-hari yang kami lalui." ...