Langsung aja ya ?
.
.Ku temani Yoongi yang sedang sibuk di meja kerjanya. Kalian tahu apa yang dia kerjakan ?
Dia sedang menggambar desain rumah untuk di kirim pada kontraktor. Makanya, aku bilang dia punya banyak uang. Selain dapat uang dari kerja kantornya dia juga dapat uang dari profesinya sebagai dosen dan penjualan desainnya. Bagaimana ? Dia kaya sekali, kan ?
Hanya saja,,,,,
Isssshhh !
Dia tidak bagi-bagi kekayaannya. Dia itu,,, gelar apa yang harus ku nobatkan padanya lagi ?
"Tidurlah ! Jangan menungguku. Kasian Kiyoon" dia buka suara.
Kiyoon ?
Dia tidur di pangkuanku. Tadinya dia ingin bermain dengan ayahnya. Sayangnya, sang ayah begitu sibuk. Jadi, ku bujuk dia untuk menemani saja.
"Baiklah"
Ku bawa Kiyoon ke kamar. Menidurkannya dengan nyaman lalu kembali lagi ke ruang suamiku dengan secangkir kopi panas untuknya.
"Yoongi"
Dia tidak berkutik, tetap fokus dengan kegiatannya. "Kau marah padaku ?" Tanyaku dengan kepala menunduk. Aku takut. Ku beranikan sekuat hatiku menanyakan ini.
"Marah ? Kenapa aku harus marah padamu ?"
"Yoongi, maafkan aku. Sungguh, aku tidak bermaksud apapun. Tadinya, aku ingin jujur padanya. Tapi dia tidak percaya"
Ya, sejak kejadian kemarin dia seolah menghindariku. Aku tahu dia itu pendiam dan dingin. Tapi, aku juga tahu bedanya diam dan dinginnya saat ada masalah.
"Yoongi, jangan diam. Jangan mendiamkanku seperti ini. Jika kau marah katakan. Jangan diam saja. Aku bersalah. Iya aku salah. Ku akui aku salah. Maafkan aku. Aku sa-"
Chuuu~~~
Yo-Yoongi dia menarikku ke pangkuannya dan langsung membungkam mulutku dengan bibirnya. Aku tidak menghitung lamanya. Tapi, cukup untuk sekedar mengguncang jantungku.
"Kau bisa diam ?!" Seperti biasa ucapannya selalu dingin dengan mata tajam.
"Yo-yoongi,,,"
"Kau itu berisik. Pekerjaanku belum selesai, aku juga sudah lelah dan kau berisik sekali. Lalu kapan aku akan istirahat, hem ?"
"Kau tidak marah ?"
"Aku percaya padamu"
"Yoongi,,," segera ku peluk tubuhnya. Yoongi-ku aku menyayangimu. Dia itu mengejutkan, bukan ?
Kami saling bertatap pandang. Seperti dia percaya padaku, aku pun percaya bahwa dia menyayangiku. Mencintaiku sedalam hatinya.
Yaps !
Dan adegan itu terulang lagi. Deskripsi seperti apa yang kalian butuhkan untuk menunjukkan perasaan kami. Apa justru kalian ingin deskripsi apa yang terjadi saat ini ?
Kami adalah pasangan suami istri. Pantaskah ku ceritakan ? Tidak. Ini privasi kami. Kalian harus pahami itu.
(Yaps. Di sini gue ngeles. Oke faen. Kalo kalian ada yg mau byangin smpe enceh terserah. Aing gak berani ke sana dan emang bukan genrenya. Hehe?)
.
.Selesai dengan kegiatan pagi kami, kami langsung melaju ke rumah ibu. Kiyoon pun sudah tampak lebih ceria.
"Kiyoon, janji tidak nakal ?"
"Em" Kiyoon mengangguk. Membuat Yoongi gemas sampai mengacak rambutnya seraya tersenyum.
"Tidak boleh banyak makan es krim. Karena Kiyoon bisa sa- ?"
"Kit" Kiyoon melanjutkan ucapanku yang sengaja ku potong.
Setelah sampai di rumah ibu, segera kami berpamitan pada Kiyoon yang sudah di gendongan neneknya.
Ku kecup keningnya. "Ibu dan ayah pergi dulu. Kiyoon dengan nenek tidak boleh nakal"
Lagi-lagi Kiyoon mengangguk. Tapi, itu sudah cukup membuatku lega. Dia benar-benar anak yang pintar dan penurut, kan ?
Segera ku susul Yoongi yang sudah di dalam mobil lalu melaju meninggalkan putra kesayangan kami bersama sang nenek.
.
.
.TBC
Seperti biasa vomment kalian sangat berarti.
Lavyu ol. Tengseu
Maaf feelnya berantakan. Udah mentok sumpah moment romantisnya. Pdhal edit berkali2.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Kiss Me Chapters 3 (Little Family)/END
Fanfiction"Detak waktu kian berlalu. Musim telah berganti musim. Dingin telah menjadi hangat. Malam telah menyambut pagi, pagi merenggut siang, siang berangsur senja, senja berganti malam. Begitulah setiap hari. Hari-hari yang kami lalui." ...