-2
••
Aku adalah orang istimewa yang diperlakukan istimewa. Tak peduli kodratku yang di ciptakan tidak biasa. Meski otakku kosong luar biasa, tangan-kakiku tak bergerak sebagaimana layaknya. Aku tetap istimewa. Aku istimewa dan mendapatkan yang istimewa.
Yoongi, Kiyoon, Kihoon, mereka memperlakukanku dengan istimewa. Memberikanku yang istimewa. Mereka, keindahan yang istimewa.
"Ibu, aku suapi"
"Ibu, ku ambilkan minum"
Aku hanya tersenyum melihat tingkah mereka. Kiyoon yang menyuapiku, Kihoon yang memegang gelas minumku.
"Kalian anak ibu yang baik. Jadilah anak yang baik sampai kapanpun. Mengerti?"
"Tentu" Kiyoon sangat bersemangat.
"Jangan lupakan, aku juga suami yang baik"
"Percaya diri sekali" balasku yang melihat Yoongi baru pulang kerja.
Segera dia mengecup kepalaku juga anak-anak. "Namjoon sudah keluar" katanya sembari duduk di sebelahku.
"Benarkah?"
"Lalu, selanjutnya?"
"Aku dan Hoseok akan memberikan kesempatan kedua"
"Ibuu, makaaaann!"
Astaga! Teriakan Kihoon mengganggu saja.
"Iya, sayang. Tapi, ibu sudah kenyang. Nanti lagi, ya?"
Entah kesal atau apa. Kihoon merangkak ke pangkuan Yoongi. Anak yang manja. Pikirku.
Aku kembali fokus pada yoongi. "Dia mau?"
"Belum memberi kepastian"
"Lalu, Taehyung?"
"Dia akan membangun usaha di Daegu katanya"
"Baguslah kalau begitu. Berarti semua baik-baik saja"
"Ya, karena yang tidak baik itu kau"
"Aku?"
"Bagaimana kakimu"
"Baik. Kakiku sudah sembuh. Sekarang kita bisa berlibur, kan? Kau sudah membeli tiket?"
"Tiket apa?"
"Tiket liburan. Tiket pesawat"
"Memang mau liburan kemana harus pakai tiket?"
"Jadi, tidak ke luar negeri? Kita liburan kemana?"
"Di rumah ibu saja yang murah"
"Apa?! Apa-apaan itu?!"
Menyebalkan sekali. Liburan macam apa di rumah ibu? Sialan.
"Sudahlah! Mandi saja sana! Tidak ada makan malam. Aku tidak masak" putusku yang terlanjur kesal.
"Merajuk? Marah?"
"Siapa? Tidak. Aku memang tidak masak. Setelah pulang kerja aku bermain dengan mereka. Benar, kan Kiyoon, Kihoon?"
"Iya, ayah. Dari tadi kami bermain" jawab Kiyoon.
"Waaahhh! Jadi kalian tidak mengajak ayah?"
"Ayah kerja" polos Kihoon.
"Kalian pilih ke Rusia atau Indonesia?"
Rusia? Indonesia? Demi apa dia menawari anak yang belum tahu apa-apa dari pada aku?
"Kalau ke Rusia, kita bisa nonton Piala Dunia langsung. Kalau ke Indonesia, kita bisa nonton Asean Games langsung. Pilih mana?"
"Ibu! Ibu mau kemana?"
"Dua-duanya. Kita ke Rusia, setelah itu ke Indonesia. Bagaimana? Setuju?"
Kudapati Yoongi yang langsung memicing tajam padaku.
"Dua-duanya saja, ayah. Kita bisa liburan yang lama"
"Salah satu saja, ya?"
"Tapi, ayah?"
Lihatlah! Kiyoon sukses memperlihatkan kekecewaannya. Terbukti dari bibirnya yang mengerucut dan kepalanya yang tertunduk.
Yoongi menatap kami bergantian. Memperlihatkan wajah yang sulit di tebak.
"Baiklah!"
Kiyoon langsung mengangkat kepalanya. Matanya kembali berbinar seperti semula.
"Kita pergi ke dua tempat. Lagi pula, waktunya berbeda. Tapi, tidak boleh lama-lama. Cukup beberapa hari saja"
"Baiklah! Yeee! Terima kasih, ayah"
Sekarang aku tersenyum melihat mereka. Kihoon? Jangan tanyakan. Dia tidak peduli. Dia lebih memilih bermain dengan robot-robot kesayangannya.
Sekarang kami sudah di kamar. Seperti biasa ku lepaskan dasinya. Lalu, menggantungnya di papan.
"Sungguh kita akan pergi ke dua tempat itu?"
"Kenapa tidak?"
"Waktumu akan tersita"
"Kita pergi ketika menjelang final saja. Piala Dunia dengan Asean Games selisih satu bulan. Jadi, aku masih bisa bekerja setelah itu liburan lagi"
"Apa boleh begitu?"
"Kenapa tidak. Siapa yang berani padaku?"
"Ck! Jangan gunakan kedudukan untuk keuntunganmu sendiri. Kau bukan koruptor. Ingat itu!"
"Ya, aku selalu ingat"
TT
Yuhuuu 2 part terakhir.
YoonRae sama YoonHoon mau ke indo kui. Sp yang mau ketemu?
Sp tau mampir ke Palembang gak cm di JKT. Entar mau gue undang mampir ke rumah loh.
Lavyu
Ryeozka
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Kiss Me Chapters 3 (Little Family)/END
Fanfiction"Detak waktu kian berlalu. Musim telah berganti musim. Dingin telah menjadi hangat. Malam telah menyambut pagi, pagi merenggut siang, siang berangsur senja, senja berganti malam. Begitulah setiap hari. Hari-hari yang kami lalui." ...