Ehem ehem...
.
.
.Halo, apa kabar kalian? Apa kalian rindu dengan keluarga kami?
Kalian ingin tahu bagaimana tahun baru kami?
Maaf aku aku baru menceritakannya. Setelah kami pulang. Aku langsung bekerja kembali. Jadi sangat sibuk dan sangat lelah.
Baiklah. Aku akan menceritakannya. Kenapa bukan istriku? Kurasa dia sudah tidur. Sepertinya dia lelah.
Cups!
"Hai, sayang? Kau sedang apa?"
Istriku datang mencium pipi kananku. Lalu duduk di sebelahku.
"Ki kira kau sudah tidur?"
"Aku terbangun"
Dia menyandarkan kepalanya di pundakku.
.
Kita lanjut ke cerita.
Setelah merayakan natal kami tidak langsung kembali ke Korea. Kami masih menikmati liburan hingga tahun baru tiba.
Demi yang tercinta, apapun akan ku lakukan.
Kami tidak pergi ke luar. Kami hanya merayakan bertiga saja di belakang rumah penginapan.
Tidak mungkin ku ajak Kiyoon yang masih kecil harus berdesakan dengan lautan manusia yang berlalu lalang merayakan tahun baru. Itu tidak baik.
"Sebentar lagi tahun baru di mulai. Cepat bangunkan Kiyoon. Dia pasti senang melihat kembang api yang menyala" saranku pada Rae Na.
Ya, kami duduk di kursi panjang yang ada di sana. Menikmati suasana langit yang cerah.
"Baiklah"
Oh ya, tak lupa kami memanggang daging sebagai pelengkap. Jadi, selama menunggunya membangunkan Kiyoon, ku kipasi daging panggang yang belum matang itu.
Kiyoon di gendongan ibunya. Rupanya dia masih ngantuk. Tangannya tak henti mengucek matanya.
"Anak ayah masih ngantuk?" Sapaku.
Tangannya langsung terulur ingin memelukku. Tanpa pikir panjang aku langsung mengganti posisi ibunya dengan posisiku.
"Sebentar lagi"
Duaaarr!
Bunyi petasan dan kembang api mulai berbunyi.
"Waahh! Mereka membunyikan lebih awal. Padahal masih kurang satu menit lagi" gumamnya.
"Ayaaahh?"
"Iya. Itu kembang api seperti yang Kiyoon lihat waktu itu"
Kiyoon berangsut turun dan belari kecil ke depan untuk menyaksikan lebih dekat. Jarinya tak henti-hentinya menunjuk kembang api di atas sana.
Duaaarrr! Pletak!
Kembang api paling besar bergemuruh. Menandakan malam pergantian tahun tiba.
Rae Na ingin melangkah menghampiri anaknya yang sangat antusias. Tapi, seketika tangannya ku tahan. Dia hanya melihatku datar.
"Selamat tahun baru"
"Selamat tahun baru juga, suamiku. Aku selalu menyayangimu. Tahun lalu maupun tahun-tahun yang akan datang. Cintaku pun akan selalu baru dan terus bertambah untukmu. Untuk anak kita"
Cups!
Rae Na dengan berani mengecup bibirku sekilas. Tapi, langsung ku tahan tengkuknya. Untuk kedua kalinya kami mengabaikan anak sendiri demi kesenangan kami. Orang tua kurang ajar, bukan?
"Ayaah, ibuu?"
Suara Kiyoon barulah menghentikan kelakuan ini. Sungguh! Ini tidak pantas di ceritakan, kan?
"I-iya sayang" Rae Na yang gelagapan langsung menghampirinya. Sedikit ku sunggingkan senyum pada mereka.
Ku ambil beberapa kembang api yang telah ku siapkan. Ku dekati mereka yang asyik menikmati kembang api dan sesekali Rae Na menggoda Kiyoon hingga membuatnya tertawa. Pemandangan yang indah.
"Kiyoon, ayah juga punya" ku tunjukkan benda itu hingga Kiyoon menatap antusias.
Kami bermain begitu lama. Sementara aku menyalakan kembang api. Dua orang tersayang ini saling kejar kejaran. Tawa Kiyoon Benar-benar pecah karena ulah ibunya. Aku pun tak berhenti tersenyum melihat dua orang yang saling menjahili ini.
Rae Na, itulah kemampuannya. Ceria dan selalu menghibur. Jika ku sia-siakan dia. Maka aku adalah suami paling bodoh di dunia ini.
Ku tangkap tubuh Kiyoon dan ku bawa dia berputar-putar. Dia hanya tertawa.
..
Kiyoon terlelap di pangkuanku. Kini kami sudah duduk di kursi panjang.
"Terima kasih" Rae Na buka suara. "Tahun baru yang istimewa"
"Aku tahu"
Dia mendorong bahuku kesal. "Sudahlah! Ayo masuk. Kasian putra tampanku ini. Dia pasti kedinginan. Lagi pula nanti aku harus menyiapkan sarapan"
Kami bergerak masuk dan terus berbicara. "Kenapa Kiyoon itu lebih mirip denganmu?"
"Karena aku tampan"
"Apa?! Percaya diri sekali"
"Bukankah kenyataannya begitu? Nyatanya kau menyukaiku"
"Lalu apa hubungannya dengan anak kita?"
Glerk!
Rae Na menutup pintu dan menguncinya.
Selamat tahun baru semuanya. Doakan kami selalu menjadi keluarga bahagia.
----
|
Begitulah cara kami menghabiskan malam tahun baru. Berbeda dengan tahun lalu. Kami hanya di rumah. Mengingat Kiyoon masih terlalu kecil waktu itu.
"Ayo tidur!"
"Emm"
Selamat malam semuanya. Kami akan merajut mimpi.
Bye.
___
Hee ai bek.
Gue gak mau ngucapin thn baru. Udah Di ucapin sm keluarga Min kan. Lgian ini jg udah hri kebrp.
Yuhuuu... Ada yg masih menyimpan epep ini?
Kangen tidaaaa?...
Vomment lah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Kiss Me Chapters 3 (Little Family)/END
Fanfiction"Detak waktu kian berlalu. Musim telah berganti musim. Dingin telah menjadi hangat. Malam telah menyambut pagi, pagi merenggut siang, siang berangsur senja, senja berganti malam. Begitulah setiap hari. Hari-hari yang kami lalui." ...