Nih, yang kangen YoonRae moment.
Agak semi NC17+ ya...
Dah gue warning loh ya. Notesnya, puter deh lagu2 romantis atau sendu2 gimana gitu.
°°
Yoongi dan Rae Na memasuki kamar mereka. Membiarkan dua buah hatinya tidur bersama sang nenek di kamar si sulung.
"Yakk! Min Yoongi! Lepaskan!" Pekik Rae Na yang di gendong Yoongi tiba-tiba.
"Kenapa?"
"Sakit. Kau tahu?!"
"Apanya?"
"Di bawah sana"
"Apa?"
"Min Yoongi! Sungguh. Aku tidak bohong. Ini sakit"
"Baiklah!"
Yoongi mendudukkan Rae Na pelan-pelan di ranjang. Tidak ingin menyakitinya lagi.
"Dasar! Gila!"
Yoongi tidak peduli umpatan istrinya. Dia memilih mengurung sang istri dengan kedua tangannya. Menatap lekat wanita yang ada di depannya.
"Apa yang ingin kau lakukan?" Rae Na menelisik kesetiap sudut mata pria itu.
Tanpa sepatah katapun, Yoongi menarik tengkuk sang istri. Menjamah bibirnya dengan lembut. Menyalurkan segala perasaannya. Sebagai ganti ciuman gilanya malam itu.
Tanpa sadar mata Rae Na terpejam. Tangan yang tadinya diam perlahan mengalung di leher lelaki di hadapannya.
Selang berapa lama, Yoongi melepaskannya. Mengusap bibir istrinya dengan jari telunjuknya. Lalu, mengecupnya sekali lagi sebelum duduk bersandar kepala tempat tidur.
"Bagaimana rasanya tidur sendiri?" Ledeknya.
"Biasa saja"
"Benarkah? Lalu, kenapa kau memintaku tidur di sini waktu itu?"
"Agar kau tidak menggangu tidur Kiyoon"
Rae Na mencondongkan kepalanya di bawah mata Yoongi yang menunduk. "Oh, ya?" Ledeknya. "Tidakkah kau merasa kesepian?" Sindirnya lagi.
"Tidak"
"Sungguh?" Rae Na terus menggoda suaminya.
"Diam atau aku akan menciummu lagi"
Pukk!
Sontak Rae Na memukul bibir sang suami dengan jari-jarinya. "Kau ingin menghabisi nyawaku atau bagaimana?"
"Ya, mungkin saja" jawab Yoongi santai seraya menarik sang istri ke dekapannya.
"Tapi, dari mana kau tahu aku pergi ke dokter?" Selidiknya.
"Tidak ada yang tidak ku ketahui darimu, kan?"
"Tuan Yoongi, jangan menyembunyikan apapun dariku. Bahkan hal sekecil apapun" balas Rae Na menirukan kata-kata suaminya.
Yoongi menarik selimutnya. Menutupi sebagian tubuh mereka. Rae Na semakin menyamankan duduknya dengan bersandar di ceruk leher sang suami.
"Joongi yang bilang"
"Joongi?"
"Dia melihatmu keluar dari area rumah sakit"
"Benarkah? Ah! Sial, sekali!"
Mereka saling diam. Yoongi semakin mengeratkan pelukannya. Sengaja atau tidak, satu tangannya menelusup di balik pakaian yang dikenakan istrinya.
"Di sini sudah tidak ada siapa-siapa lagi" seraya mengecup kepala sang istri tangannya terus membelai perut yang sempat membuncit itu.
"Emm,,, dia telah menjadi Min Yoongi kecil di antara kita"
"Terima kasih, telah merawatnya dengan baik. Maaf, harus merasakan sakitnya sendiri. Terima kasih, telah menjaganya untukku. Maaf, kau sakit karenaku"
Yoongi memeluknya erat. Di kecupnya pelipis itu begitu dalam beberapa detik hingga matanya terpejam. Rae Na bisa merasakan perasaan suaminya. Namun, dia hanya bisa diam dan meneteskan air matanya. Dia tahu Yoongi sangat menyayanginya.
"Aku akan selalu merawatnya dengan baik. Demi kita. Mereka ikatan terbesar kita, kan? Ikatan besar melebihi cinta kita"
"Sekarang perut ini datar. Haruskah aku mengisinya lagi?"
"Min Yoongi!" Pekiknya.
"Kenapa? Hidup kita akan semakin berwarna, kan?"
"Tidak. Kau ingin menyakitiku lagi?! Kau mudah tinggal menanamnya. Tapi, aku? Aku harus membawa benihnya sendiri, memupuknya sendiri. Bahkan, membesarkannya sendiri. Kau pikir tidak berat?" Ujar Rae Na kesal. Yoongi hanya terkekeh mendengar jawaban istrinya.
"Kau tahu? Aku sangat kesepian saat tidur sendiri" Yoongi terus membelai perut istrinya. Tapi, ada yang salah rupanya. Tangan itu mulai kemana-mana.
"MIN YOONGI!!" reflek Rae Na menepis tangan itu ketika hampir sampai di dadanya. Yoongi hanya tersenyum jahil di tempatnya. "Jaga tanganmu! Dasar mesum!"
"Kata siapa?"
"Kataku"
Yoongi kembali mengecup kepala istrinya. Menelusupkan kembali tangannya. "Maaf, menyakitimu bukan hanya di sini. Tapi, juga di sini" Tangan itu menjalar dari perut hingga letak hatinya.
Rae Na tersenyum sendu. Tangannya menggenggam tangan sang suami dari luar bajunya. "Tidak apa. Di sini sakit karenamu. Bukan karena orang lain. Aku akan menerimanya" jawabnya tak ingin membuat sang suami merasa bersalah.
Yoongi mengeluarkan tangannya. Beralih pada kepala sang istri. Dia menangkupnya. Mempertemukan mata mereka.
"Mengeluhlah bila kau sakit atau lelah. Katakan apa yang kau butuhkan. Jangan menyimpannya sendiri. Jangan berdalih ingin jadi istri yang baik. Tanpa begitupun, kau sudah lebih dari baik bagiku"
Rae Na mengangguk. "Aku mencintaimu" ucapnya. Lalu mengecup kilat bibir sang suami. Yoongi tersenyum.
"Bisa kita tidur?"
"Tidurlah!"
Mereka memosisikan dirinya masing-masing. Yoongi langsung memeluk istrinya erat-erat.
--
"Aku berangkat!" Pamit Yoongi di ambang pintu. Semua kembali seperti semula. Dia mengecup lembut istri tercintanya.
"Tidakkah kau merindukan saat-saat seperti ini?"
"Ya, aku sangat merindukannya"
Kiyoon mendongak melihat kedua orang tuanya. Segera Yoongi meraihnya. "Jaga ibu dan adik baik-baik. Jangan nakal. Mengerti?"
Kiyoon mengangguk dan langsung mendapat ciuman di kepalanya. Tak lupa Yoongi mendekati sang ibu yang ada di belakang mereka menggendong Kihoon. Di sana sedari tadi sang ibu memandang haru kejadian di depannya.
"Ibu, aku berangkat. Terima kasih sudah menjaga mereka" ucap Yoongi menggoda anak bungsunya yang belum mengerti apa-apa.
Yoongi menjalankan mobilnya. Meninggalkan orang-orang yang dia sayangi.
TT
Lelah akutuh ngetik sepanjang ini. Gpp biar pd hepi. YoonRae moment soalnya.
Manjah2 jijay, kan? Gimana? Udah bikin baper?
Syedih akutuh kalo belum bikin baper.
Oh, ya! Ada yang dengan senang hati bikinin kaver book ini. Pen ganti tp gak sempet. Dan lg mles bikin sih.
Vote kuys
Romeo-juliet
Song2kapel di DOTS
Goo Joonpyo- Geum Jandi
Baek Seung Joo-Oh Hani
Rama-Shinta
Min Yoongi-Jang/Min RaenaRomantis mana????
Lavyu
Ryeozka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Kiss Me Chapters 3 (Little Family)/END
Fanfiction"Detak waktu kian berlalu. Musim telah berganti musim. Dingin telah menjadi hangat. Malam telah menyambut pagi, pagi merenggut siang, siang berangsur senja, senja berganti malam. Begitulah setiap hari. Hari-hari yang kami lalui." ...