Yeaa!!
Miankeun sering telat bales komen.
Tadinya ini mau up pas bales komen kalian. Tapi, malah kehabisan batre. Yodah skrg ae.
Seperti yang Yoongi katakan. Mereka akan pergi bersama. Yoongi pun memilih pulang lebih awal dari tempatnya bertugas. Lalu menitipkan dua buah hatinya di rumah sang nenek.
"Jangan paksakan jalanmu jika masih sakit" ucap Yoongi ketika menuju ruang sang dokter.
Rae Na memilih diam. Pikirannya cemas juga panik. Bagaimana kalau suaminya tahu yang sebenarnya? Bukan hanya sedikit bermasalah, tapi pendarahan.
"Selamat sore, dokter?" Sapa Rae Na setibanya di ruangan sang dokter.
"Mari, silakan! Akhirnya, anda tidak pergi sendiri. Kemarin tidak apa-apa, kan?"
"Tidak. Aku pulang dengan selamat" ucap Rae Na dengan senyum di bibirnya.
"Mari, kita periksa dulu. Tuan, anda bisa menunggu di sini saja"
Rae Na melakukan pemeriksaan. Yang di periksa menurut saja. "Kau minum obat dengan teratur, kan?"
Rae Na mengangguk di sela berbaringnya. "Kenapa kau cemas? Apa yang kau pikirkan?" Tanya sang dokter yang mendengar detak jantung pasiennya tidak normal dari alat yang digunakannya.
"Ti-tidak ada, dokter"
Pemeriksaan berlangsung beberapa menit. Harap-harap cemas Yoongi menunggu sang istri di kursi tunggunya.
"Sudah selesai, tuan!" Ucap sang dokter pada suami sang pasien.
"Baiklah, Terima kasih!"
"Sepertinya, saya harus bicara dengan anda, tuan"
Rae Na langsung menatap sang dokter. "Sudahlah, dokter! Itu tidak perlu. Aku sudah sembuh, kan?" Rae Na berusaha menahan sang dokter.
"Mari, Tuan!"
"Baiklah!"
"Ta-ta-tapi---" belum selesai Rae Na bicara, mereka sudah pergi begitu saja.
Rae Na duduk dengan gelisah. Dia memainkan jari-jarinya dengan gugup.
Yoongi selesai. Sepertinya, dia di beri obat oleh sang dokter tadi. Yoongi dengan wajah dinginnya memberi kode sang istri untuk segera meninggalkan rumah sakit. Ada semburat kekesalan di wajahnya. Hingga dia berjalan lebih dulu tanpa mendampingi sang istri.
Sepanjang perjalanan mereka hanya diam. Rae Na pun tidak berani berucap. Sedikit-banyak dia tahu. Suaminya marah lagi.
Tuhan, habislah riwayatku. Gumam hatinya.
Samtingnya muncul.
Brakk!
Yoongi membuka pintu rumah dengan kasar. Rae Na hanya bisa menunduk melihat sikap sang suami. Lalu, mengikutinya sampai diruang kerja.
"Kenapa kau tidak mengatakan apapun padaku?! KENAPA KAU TIDAK BILANG JIKA SEPARAH ITU?!" Ucap Yoongi penuh amarah.
"Aku hanya tidak ingin kau khawatir. Lagi pula ini salahku sendiri" jawabnya tertunduk.
Yoongi meremas kedua pundak istrinya. Membawa matanya saling bertatapan. "JANGAN MEMBUATKU TERLIHAT SEPERTI SUAMI YANG TIDAK BERGUNA, MIN RAE NA!"
"Bukan begitu maksudku" air matanya berhasil mengalir.
"LALU, APA?! KAU PIKIR AKU INI SIAPA?!"
"BERHENTI! JANGAN MEMBENTAKKU!" Bentaknya dengan mata terpejam dan air mata yang terus mengalir.
"Jangan pernah menyembunyikan apapun dariku. Ingat itu! Bahkan hal sekecil apapun"
"BAGAIMANA MUNGKIN AKU CERITA PADAMU. JIKA, KAU HANYA MELAKUKAN PEKERJAANMU. AKU JUGA LELAH. WAJAR JIKA AKU SAMPAI PENDARAHAN. APA KAU PIKIR DI RUMAH INI HANYA AKU YANG SALAH?! JADI, JANGAN HANYA MENYALAHKANKU SAJA"
"A-aku-"
"KAU LUPA, APA YANG KAU LAKUKAN MALAM ITU? DI TENGAH KEMARAHANMU, KAU MENCIUMKU SEPERTI ORANG KESETANAN. SAMPAI SEKARANG, BAHKAN KAU TIDAK MINTA MAAF PADAKU. Kau pikir aku senang? Aku bahkan terluka menerimanya. Aku sakit luar-dalam, Min Yoongi. SEMUANYA SAKIT!"
Rae Na benar-benar menangis. Bukan dalam diam lagi. Namun benar-benar bersuara sampai sesegukan.
Yoongi kalah. Dia memang terbukti bersalah. Tidak punya kata-kata lagi, Yoongi membawa istrinya ke dalam pelukan. Memberikan ketenangan. Dia tersadar benar. Bahkan membantu cuci piring pun tidak pernah.
"Kenapa kau tidak pernah mengeluh? Kenapa kau melakukannya sendiri?"
"Lalu apa yang harus ku keluhkan? Apa?"
"Maafkan aku! Aku menjadi tidak berguna"
Rae Na terus menangis. Tidak tahu ingin menjawab apa. Yoongi menangkup wajahnya, membuang air mata yang mengalir di pipinya.
Tanpa pikir panjang, Yoongi meraih bibir istrinya. Menciumnya dengan lembut dan penuh perasaan. Matanya terpejam, mencari kenikmatan. Rae Na pun terpejam. Tangannya mencengkeram sisi pinggang sang suami. Membiarkan sang suami melakukan apa yang dia inginkan.
"Aku akan menyuruh ibu mengantar Kiyoon dan Kihoon" ucap Yoongi setelah melepas pagutannya.
"Emm. Terserah kau saja. Aku akan menyiapkan makan malam"
Yoongi menahan pergelangan tangan sang istri. "Tidak perlu. Biar ibu membawakannya. Aku tidak ingin terjadi sesuatu lagi padamu"
"Tapi-"
"Aku merindukanmu. Kita begini saja dulu"
Yoongi kembali menarik sang istri dalam dekapannya. Menghujani kecuman di puncak kepalanya. Rae Na menangis haru dalam senyumnya.
TT
Ciee yg ngira udah baikan beneran di part kemaren?
Kuilah baikan. Kalian mau kasih gue apa?
Part depan kita manja2 jijay gitu yuks.
Terus part depannya Kihoon udah anak2. Gmana?
Masa bayi terus?
Lavyu
Ryeozka
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Kiss Me Chapters 3 (Little Family)/END
Fanfiction"Detak waktu kian berlalu. Musim telah berganti musim. Dingin telah menjadi hangat. Malam telah menyambut pagi, pagi merenggut siang, siang berangsur senja, senja berganti malam. Begitulah setiap hari. Hari-hari yang kami lalui." ...