BWAAAHHH!
Di penghujung hari rabu. Gue up sekarang krn notif menunjukkan 4k votes. Jd terpanggil.
Yeaa happy 4k votes. Taehyungku semua. Eh tengkyu the maksud.
--
Pagi menjelang.
Kudapati sosok itu sedang bergelut di dapur. Melakukan hal biasa yang menjadi kegiatannya.
Min Rae Na,
Wanita yang telah membawakan malaikat kecilku dari surga. Wanita yang telah menemaniku beberapa tahun lamanya. Dan Wanita,,,,,
Yang telah ku sakiti hanya dalam beberapa jam saja.
Ingin sekali memeluknya. Tapi, ini bukan saat yang tepat melakukannya. Mengingat perlakuan yang telah ku berikan semalam.
"Kiyoon di mana?" Tanyaku setelah duduk di kursi biasanya.
"Belum bangun" jawabnya tanpa sedikitpun memutar badannya.
Wanita ini, sungguh bisa berubah dalam sekejap saja. Ingin minta maaf sebenarnya. Tapi, entah kenapa lidahku Kelu mengucapkannya.
"Tidak biasanya dia belum bangun"
"Dia tidak bisa tidur semalaman. Dia baru tidur pagi tadi"
Dia meninggalkanku begitu saja menuju lantai dua. Entah perasaanku saja atau bagaimana. Kurasa ada masalah dengan jalannya. Jalannya lambat dan memegang pembatas tangga.
Ah! Wanita mana yang bisa berlaku ceria jika di perlakukan buruk oleh suaminya sendiri. Dia pasti menahan sakit hatinya. Aku benar-benar bodoh menjadi suami. Aku menunduk meratapi diriku sendiri.
Goblog, kan yoongi? Mikirnya gitu doang.
--
Back to Author POV
..
Di kamar anaknya, Rae Na menangis terluka. Membelai lembut wajah manis kedua anaknya.
Min Yoongi, tidakkah kau minta maaf padaku? Apa kau lupa, apa yang sudah kau lakukan padaku? Kenapa seolah tidak terjadi apa-apa? Bisik hatinya di dalam sana.
Merasa terusik, Kiyoon membuka mata. Didapatinya sang ibu terburu-buru menghapus air matanya.
Kiyoon bangkit, tangannya menjulurkan mengusap air mata ibunya. Menangis di depannya.
"Ibu, hiks"
"Ibu tidak apa-apa, sayang" ucap sang ibu yang tahu perasaan anaknya. Air matanya kembali turun karena perlakuan anaknya.
"Ibuuuu!" Kiyoon menangis kencang hingga dapat di dengar ayahnya di ruang makan.
Yoongi tersentak. Hatinya berdesir tiba-tiba. Ingin ke sana. Tapi, otaknya memproses berbeda.
Kiyoon sudah di rengkuhan ibunya. "Kiyoon mandi, ya? Lalu, sarapan. Ayah sudah di bawah. Jangan mengganggu adik. Ssst!"
Selesai, Rae Na segera membawa anaknya ke ruang makan. Membiarkannya duduk di depan sang ayah.
"Kenapa anak ayah baru bangun, hem?" Sapa sang ayah seramah mungkin.
"Kiyoon benci ayah!" Pekik anak tiga tahun ini yang membuat kedua orang tuanya membelalak tiba-tiba.
"Ssst! Kenapa Kiyoon bicara seperti itu? Tidak boleh seperti itu, sayang" tegur sang ibu yang masih berdiri disampingnya.
Yoongi tertohok. Bagaimana bisa anaknya berkata seperti itu.
"Ibu menangis karena ayah, kan?" Ucapnya polos.
Dunia Yoongi hancur. Anak sekecil itu bahkan tahu.
"Hei! Ibu menangis bukan karena ayah. Kiyoon tahu, kan ayah orang yang baik. Lagi pula ibu tidak menangis. Tadi, ibu terkena uap panas. Makanya air mata ibu keluar" jelas sang ibu yang semakin membuat sang suami gelisah. "Sekarang minta maaf pada ayah"
"Tidak mau"
"Kiyoon!" Geram sang ibu.
"Ayah, Kiyoon minta maaf" ucap Kiyoon menunduk.
"Sekarang, makan dengan ayah. Ibu menjemur pakaian dulu"
Rae Na melangkah menuju tempat cucian. Yoongi melihat punggung yang sedikit bergetar itu. Andai tidak terjadi apa-apa. Dia pasti sudah memeluknya. Sayang, dia mengabaikan perasaan itu dan lebih memilih fokus pada anaknya.
"Kenapa Kiyoon tidak bisa tidur?"
"Menemani ibu"
"Memang ibu kenapa?"
"Menangis" jawabnya apa adanya dengan polos.
"Menangis?"
"Emm, banyak sekali. Lamaaaa sekali"
Yoongi tercengang. Tak di sangka dia begitu menyakitinya. Hingga malam yang harusnya di lewati bersama gagal begitu saja.
Ya, Rae Na tidak jadi tidur di kamar suaminya. Setelah menangis bersandar dinding dia bangkit ke kamar anaknya. Tak lupa meminum obat yang di berikan dokter. Tentu tanpa sepengetahuan siapapun.
Kiyoon yang awalnya sudah tidur terbangun tiba-tiba mendengar suara sesegukan di sampingnya. Mengetahui ibunya menangis, Kiyoon ikut menangis. Semalaman itu Rae Na harus menenangkan anaknya yang tidak bisa tidur yang terus menangis karena badannya panas. Beruntung, pagi tadi panasnya turun.
"Ayah berangkat. Sampaikan pada ibu" pesan Yoongi pada anaknya. "Jangan nakal. Mengerti?"
Kiyoon hanya menjawab dengan anggukan.
Sejujurnya, Yoongi merindukan saat dimana dia mencium kening sang istri sebelum berangkat. Tapi, itu tidak akan berlaku sampai semua kembali.TT
Pegel gila jari gue.
Yg gue heran. Knp sih tuh raena masih aja mau buatin sarapan?
Kalo gue ogah bat dah. Serah mau makan apa enggak. Bodo.
Kui kui kui...
Buat kalian yang bikin gue muter otak dua kali lebih cepat.
Kalo kalian beruntung. Besok siang gue up lg. Doain semuach
Lavyu semuah
Ryeozka
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Kiss Me Chapters 3 (Little Family)/END
Fanfiction"Detak waktu kian berlalu. Musim telah berganti musim. Dingin telah menjadi hangat. Malam telah menyambut pagi, pagi merenggut siang, siang berangsur senja, senja berganti malam. Begitulah setiap hari. Hari-hari yang kami lalui." ...