Selamat membaca, teman !
.
.Demi apa, sekarang sudah pukul 11 malam dan Yoongi belum pulang. Astaga ! Entah sudah berapa kali aku mondar-mandir di kamar mencemaskannya. Biasanya paling lambat dia pulang pukul 09 malam. Atau pukul 10 malam, itu sudah sangat, sangat terlambat.
"Ibuuu"
Astaga ! Bahkan Kiyoon sampai terbangun. Mungkin dia terganggu karena sikapku.
"Iya sayang" ku dekati dia yang sudah terduduk lalu menidurkannya kembali. "Kiyoon, tidur ya".
Ku peluk Kiyoon agar bisa tidur nyenyak.
.
.
."Astaga !" Aku terperanjat dari tidurku. Ku lirik jam di nakas. Waktu menunjukkan pukul tujuh pagi. Aku bangun kesiangan. Bagaimana ini ?
Yoongi, kenapa dia tidak membangunkanku ? Bahkan sekarang belum bangun.
"Hei, bangun !" Ku goyangkan tubuhnya pelan.
"Ada apa ?"
"Kenapa kau tidak membangunkanku ? Sudah siang sekarang. Kenapa kau belum bersiap ?"
Ya ampun, aku bahkan lupa kalau aku ketiduran. Lalu pukul berapa Yoongi pulang semalam ?
"Aku libur hari ini"
"Apa ?!"
"Bukankah kau ingin aku meluangkan waktu untuk Kiyoon ?"
.
Yoongi menceritakan alasan dia pulang terlambat. Ternyata Yoongi menyelesaikan tugas kantor untuk rapat hari ini.
"Jadi, pukul berapa kau sampai di rumah ?" Tanyaku yang duduk di samping Yoongi dengan memangku Kiyoon tersayang.
Ya, sekarang kami sudah ada di dalam mobil. Kami berencana merayakan ulang tahun Kiyoon yang seharusnya di rayakan semalam.
"Pukul 11 malam" jawabnya seraya mengemudikan mobil.
Sementara Kiyoon seperti biasa, asyik sendiri dengan buku bergambar di tangannya.
"Lalu kita kemana ?" Tanyaku lagi.
"Terserah Kiyoon saja"
"Kiyoon ? Kiyoon mau pergi kemana ?" Tanyaku lembut.
"Beli es kyim"
Ya, itu jawaban Kiyoon sembari terus fokus pada bukunya.
Seingatku dulu aku tidak maniak es krim selama hamil. Tapi, kenapa di otak anak ini hanya ada es krim ?
"Yoongi !"
"Yoongi ?" Kiyoon mengulang ucapanku.
Uppss ! Aku lupa. Selama ini aku menyebutnya ayah di depan Kiyoon, bukan Yoongi. Akkh ! Bodoh !.
"Eee,,, ayah. Ayah Yoongi. Siapa sayang ?"
"Ayah Yoongi" Kiyoon mengulangnya.
"Jadi, jika Kiyoon di tanya siapa nama ayah Kiyoon, Kiyoon jawab saja Yoongi, Min-Yoon-gi. Mengerti ?"
Kiyoon mengangguk cepat. Ya, aku yakin AQ Kiyoon pasti di atas rata-rata anak seusianya. Tentu itu semua karena darah ayahnya.
"Eeemm,,, ayah, bagaimana ? Kita kemana ?" Tanyaku kesekian kalinya.
"Kita cari tempat makan saja dulu. Setelah itu baru pikirkan lagi"
"Baiklah" jawabku setuju.
.
.
.Sampailah kami di tempat tujuan. Bukan, bukan tempat makan. Tapi, toko kue yang cukup besar. Kami segera masuk dan melihat-lihat kue yang di tawarkan di sana.
Kiyoon berada di gendongan ayahnya. Sementara aku berjalan di samping mereka.
"Kiyoon pilih mana ?"
Bagaimanapun juga Kiyoon tetaplah anak kecil. Semua kue ditunjuk juga. Atas saran sang penjual akhirnya kami memilih kue bertingkat dua dengan es krim di atasnya.
"Tapi, ini mahal sekali. Tidak apa-apa ?" Tanyaku setelah meletakkan kue di meja yang telah di sediakan.
"Makan malam yang kau gagalkan bahkan lebih mahal" (di chaps 2)
"Cckk ! Lupakan ! Itu sudah lama sekali"
"Ayah, ibu, untuk Kiyoon ?" mata Kiyoon sudah berbinar-binar melihat kue di depannya.
"Iya, ini untuk Kiyoon. Sekarang tiup lilinnya dulu" ku nyalakan lilin yang sudah di siapkan.
Perayaan kecil memang. Tapi, kami cukup senang. Terlebih waktu luang yang Yoongi berikan untuk kami. Itu lebih dari mahalnya harga kue atau harga barang termahal apapun di dunia ini.
.
TBC
Wuiihh ! Ini lbh pnjang lg, gaess.
Vomment gaess ! udah pada bosen, kah ?
Aelah. Kalo bosen mah komen ae. Gue mah selow orangnya. Aseekk !
Luvyu...
Oh ya maaf kawan sempet slh genre harusnya Fanfiction malah mystery/thriller.
Sumvah gua kagak ngerti kpn itu gantinya. Perasaan gue gak pernah buat thriller. Masa iya ganti sndiri ?
Sekrg udh gua ganti kok jd Fanfiction.
Happy Reading ya..
Makasih loh semua. Luvyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Kiss Me Chapters 3 (Little Family)/END
Fanfiction"Detak waktu kian berlalu. Musim telah berganti musim. Dingin telah menjadi hangat. Malam telah menyambut pagi, pagi merenggut siang, siang berangsur senja, senja berganti malam. Begitulah setiap hari. Hari-hari yang kami lalui." ...