Lanjut, gaes ! Kasian kalo di gantungin. Udah gemes gue pen up ini. Pdhal yg kmren blm nympe 50view. Bodo lah ya.
.
.
.Rae Na sedang membuat sarapan di dapur. Yoongi datang menghampiri. "Kau masak apa ?" Tanyanya yang sudah berdiri di samping istrinya.
Rae Na berdecak kesal. "Kenapa kau selalu mengagetkanku ?!" Sungutnya.
"Aku hanya bertanya" Yoongi langsung mengecup kilat kening istrinya.
"Kau tidak mau memelukku dari belakang ?" Pertanyaan aneh muncul dari mulut Rae Na. Membuat Yoongi tampak berpikir.
"Untuk apa ?"
"Dari drama yang pernah ku tonton dan cerita yang pernah ku baca. Jika istri sedang masak biasanya suami akan datang dan memeluk dari belakang"
(Menurut yg pernah gue baca dan tonton sih)
"Aku bukan orang seperti itu. Dan ini bukan drama ataupun cerita. Pantas kau bodoh ! rupanya seperti itu tontonan dan bacaanmu ?"
(Lo nyindir author MIN YOONGI ?! KAMPRET ANDA)
"Itu hiburan MIN YOON-GI"
(Nah. Bener, noh !)
"Carilah hiburan yang bermanfaat"
"Itu juga bermanfaat. Dengan itu, aku jadi lupa masalahku-"
"Dan juga lupa pekerjaanmu" sahut Yoongi cepat dan dingin.
"Aaahh ! Sudahlah ! Pergi sana ! Mandi, lalu sarapan" kesal Rae Na.
Saat berbalik, ternyata Kiyoon sudah bangun dan berdiri di depan mereka. Mata sipitnya mengerjap-ngerjap lucu.
"Hei ! Anak ayah sudah bangun rupanya" sapa Yoongi pada putra tercinta. Putra yang bisa mengalihkan rasa cintanya pada istri sendiri.
Rae Na yang baru mematikan kompor langsung berbalik.
"Kenapa Kiyoon sudah bangun ?"
"Cucu, Kiyoon cucu" ucap sang anak yang menggemaskan.
"Emm,,, baiklah. Tapi, anak ibu harus mandi dulu. Kiyoon mandi bersama ayah, ya ?"
"Emm" Kiyoon mengangguk patuh.
Yoongi langsung mendekap Kiyoon dan mengangkatnya lalu menatap istrinya. "Kau tidak mau mandi bersama kami ?" Celetuk Yoongi dengan wajah datar.
"APA ?! Kau minta di bunuh Min Yoongi ?!"
"Berbicaralah yang sopan. Ada anak kecil di sini" ucap Yoongi datar lalu meninggalkan Rae Na sendiri.
.
.Seperti yang di rencanakan, Yoongi ke kantor untuk menyerahkan surat pengunduran diri dan menghadiri rapat terakhir sebagai manager di perusahaan ayahnya.
Semua berjalan lancar. Yoongi pun sempat berpamitan pada jajaran staf dan karyawan.
Kini dia sudah sampai di rumah. Istri tercinta langsung menyambut dengan ramah. Yoongi mengecup kening Rae Na bergairah.
(Eh, salah. Mesrah. Eh salah juga. Lembut seperti biasanya)
"Bagaimana ?"
"Lancar" Jawab Yoongi singkat.
Mereka menuju kamar. "Tapi, ayah ?"
"Dia sudah tidak mempermasalahkannya. Joongi hampir lulus. Dia yang akan meneruskannya"
.
.Rae Na masuk ke ruang kerja suaminya dengan secangkir kopi panas.
"Istirahatlah ! Kau pasti sangat lelah"
Ya, Yoongi sedang mengemas berkas yang mungkin tidak terpakai lagi. Sekarang dia bukan lagi pegawai kantoran yang harus melulu bergumul dengan lembaran kertas dan sejenisnya.
"Ini tidak lebih lelah dari waktuku menunggu kesempatan ini" Yoongi menjatuhkan tubuhnya di kursi kesayangannya.
Rae Na segera meletakkan kopi itu di depan Yoongi. Seketika ada yang menarik perhatian Rae Na. Dia langsung mengambil lembaran di meja tersebut.
"Oh ! Tiket ? Pesawat ?" Rae Na menatap suaminya seksama. "Liburan ?"
"Kau tidak suka ?"
Rae Na teriak histeris sampai melompat kegirangan. Melupakan fakta bahwa dia adalah seorang ibu.
"Yoongi, aku menyayangimu. Sangat mencintaimu" serunya seraya memeluk erat pria yang tengah duduk di hadapannya.
"Hentikan ! Kau bukan anak kecil" sindir Yoongi.
"Ya, baiklah !"
Yoongi segera berdiri menghadap pintu keluar.
"Kau mau kemana ?"
"Tidur. Aku sangat lelah"
"Aku ikut"
Mereka kembali ke kamar. Raut sumringah terpampang jelas di wajah Rae Na. Sementara Yoongi hanya menatap heran juga bahagia.
.
.
.
TBC or END ?
Ini gue kebut dari sepesialA lgsg jd sepesialB. Gimna tuh. Kriting kan jari gue. Jd walopun kmren gue pke tanya TBC or END. Sbnernya ini part udh gue ktik selesai gaes.. hee soriii...
Oh ya, segmen depan kita mit en grit ya. Jd yg mau tanya2 silakan.
(Kalo ada. Gak ya gpp. Gue mah selow)
Jd bsok gue tinggal jwb. Hee...
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Kiss Me Chapters 3 (Little Family)/END
Fanfiction"Detak waktu kian berlalu. Musim telah berganti musim. Dingin telah menjadi hangat. Malam telah menyambut pagi, pagi merenggut siang, siang berangsur senja, senja berganti malam. Begitulah setiap hari. Hari-hari yang kami lalui." ...