Part 50

2.6K 279 60
                                    

Hai, kawan2kuh semuah! Menanti eaakk?

•••

"Yee! Berangkat dengan ayah" seru si sulung di pagi hari.

Yoongi yang baru keluar dari ruang kerjanya langsung mengangkat sang anak dalam rengkuhannya. "Kau bawa bekal apa, hem?" Yoongi menarik-narik tas yang di pakai anaknya.

"Banyak" Kiyoon terkekeh ceria.

"Sudah? Kalau sudah, ayo berangkat!" Ajak Rae Na yang sudah menggendong Kihoon.

"Aku akan menitipkan Kihoon pada ibu saja hari ini" kata Rae Na setelah menutup pintu dan menguncinya.

"Jadi?"

"Jadi, aku bawa mobil sendiri. Aku akan lewat rumah ibu. Kau antar Kiyoon saja"

"Ibu tidak ikut?" Tanya Kiyoon yang tampak kecewa.

"Tidak, sayang. Kiyoon dengan ayah, ya?"

Mereka mengeluarkan mobilnya masing-masing. Dari balik kaca mereka saling melambaikan tangan. Lalu, sama-sama berlalu.


-

"Kihoon dengan nenek, ya? Jangan nakal. Jangan menyusahkan nenek. Kihoon mengerti?"

Kihoon yang mengerti akan ditinggal sang ibu langsung memeluk kaki ibunya.

"Ada apa?" Tanya sang nenek yang berdiri di samping cucunya.

"Badannya agak panas. Aku takut dia sakit. Maaf, lagi-lagi merepotkan ibu"

"Jangan begitu. Ibu tidak merasa direpotkan. Ibu ini masih kuat" sang nenek tersenyum ramah.


Kiyoon tiba di sekolah. Dengan semangat dia turun bersama sang ayah.

"Cepat masuk!" Suruh sang ayah.

"Ayah tidak mengantarku ke kelas?" Kiyoon langsung menunduk. Bibir mungilnya melengkung ke bawah.

Yoongi segera berjongkok di depan sang anak. Tangannya menyentuh kepalanya. "Kenapa harus dengan ayah? Kiyoon, kan anak pemberani. Masuklah! Temanmu sudah menunggu"

"Baiklah!" Kiyoon berjalan malas menghampiri temannya.

"Sekarang kau sering diantar ayahmu" sindir anak gadis yang sama.

Kiyoon berdehem.

"Lalu, kenapa kau sedih?"

"Tidak tahu!" Pekik Kiyoon. Lalu berlari ke kelasnya.

"Kenapa, sih dia?" Gumam si bocah sebelum menyusul temannya. "Hei! Tunggu!" Teriaknya.


--

"Tolong jemput Kiyoon" ucap Yoongi di pada orang dalam teleponnya.

"Kenapa? Kau sendiri yang bilang akan antar jemput Kiyoon seminggu ini" kesal sang istri yang menerima telepon sambil menyusuri koridor kantor.

"Ada sedikit masalah dan ada kecelakaan kecil di sini"

"Ck! Selalu tiba-tiba" Jengah sang istri lalu mematikan teleponnya. "Pukul berapa sekarang?" Rae Na panik seketika. Matanya melirik jam di ponselnya.

"Astaga!"


.


Rae Na memarkirkan mobilnya dan segera keluar dengan panik. "Kiyoon!" Panggilnya.

Sepi,

Matanya segera mengedar ke segala penjuru. Tidak ada siapa-siapa. Biasanya, Kiyoon akan menunggu di depan gerbang. Tapi, disana juga tidak ada.

"Kiyoon!" Rae Na memanggil-manggil anaknya dengan panik juga cemas.

Rae Na masuk ke dalam. Berharap anaknya ada di taman bermain. Di ayunan, mungkin?

"Kiyoon! Kau di mana? Jangan mengerjai ibu, sayang!"

Tidak ada jawaban.

"Kiyoon!"

"Kiyoon! Sayang!"

Rae Na mulai gelisah. Tangan dan kakinya mulai bergetar. Matanya nanar menahan sesak. Tulang-tulangnya serasa patah satu per satu.

"Kiyoon! Jangan mengerjai ibu, sayang!" Suara melengkingnya mulai parau.

"Kiyoon, kau di mana? Awas saja kalau ibu menemukanmu"

Ibu dua anak itu kembali siaga. Dia kembali mencari anaknya yang tak muncul juga. Memanggilnya berulang kali.

Rae Na kembali ke mobilnya. "Kiyoon! Kau di mana, sayang?"

Tak ada cara lain. Dia harus menghubungi suaminya. Dia menceritakannya dengan mata berkaca-kaca.

"Aku tidak ingin menangis. Tapi, aku tidak bisa. Aku khawatir dengannya" ucapnya pada sang suami jauh di sana.

Diturunkannya ponsel itu seiring air matanya. "Kiyoon, kau di mana?"



TT

Hehe gantung sikik, yak. Ada sedikit gangguan. Tempat gua ujan babu. Eh ujan abu.

Doain eak gak terjd apa2

Lavyu

Ryeoka

Love Me, Kiss Me Chapters 3 (Little Family)/ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang