Part 35

3.1K 313 50
                                    

Kuylah lanjut! Siap-siap ada kejutan ini. Simak baik-baik!


--

Hiks hiks hiks

"Ibuuuu, susu! Kiyoon mau susu" rengek bocah tiga tahun itu.

"Iya, sayang! Sebentar, ya? Ibu, pakaikan adik baju dulu"

"Susu! Kiyoon minum susu"

Sabar, sabar.

Rae Na harus sabar. Mengurus anak yang masih kecil-kecil memang susah. Tolong ingatkan itu padanya.

"Sudah! Sayang, jaga adik sebentar. Ibu angkat jemuran dulu baru buat susu untuk Kiyoon. Mengerti?"

"Emm" Kiyoon yang sibuk bermain di lantai hanya mengangguk.

Tanpa pikir panjang, Rae Na meninggalkan sang bayi di ranjang tempat tidur Kiyoon sendiri. Membiarkannya bergerak aktif sendiri.

Yoongi yang tidak pernah luput dari pekerjaan, baru saja keluar dari ruang kerjanya. Menuju kamar dan langsung mandi. Membiarkan ada suara tangisan yang memenuhi telinganya. Lagi pula ada ibunya, pikirnya.

Tidak butuh waktu lama Yoongi menyelesaikan mandinya. Anehnya, tangisan itu belum reda juga. Segera Yoongi menghampiri anak bungsunya.

Kosong.

Begitu yang Yoongi lihat. Tidak ada siapa-siapa disana. Bahkan Kiyoon sekalipun. Sebisa mungkin Yoongi menenangkan bayi kecilnya.

"Ini susu Kiyoon" Rae Na menyodorkan segelas susu untuk anaknya. "Harusnya Kiyoon jaga adik. Kenapa menyusul ke dapur?"

"Adik menangis terus. Kiyoon takut" jawab Kiyoon polos.

"Ya, sudah! Kiyoon main di sini saja. Ibu lihat adik dulu"

Segera Rae Na menuju kamar anaknya. Di lihatnya sang suami berusaha menenangkannya. Mendengar langkah kaki itu, Yoongi Segera berbalik.

"KAU GILA?! MENINGGALKAN KIHOON SENDIRI?!" bentak sang suami.

"Aku hanya mengangkat jemuran dan membuatkan Kiyoon susu. Hanya sebentar" Jawab Rae Na santai meski sempat kaget.

"SEBENTAR KAU BILANG? DIA MENANGIS DARI TADI"

"Tenanglah! Dia tidak apa-apa?"

"BAGAIMANA KALAU DIA JATUH?!"

Rae Na menghembuskan napasnya. Dia mulai tidak tahan dengan bentakan sang suami.

"Dia masih kecil. Belum bisa bergerak. Dia hanya haus" jawabnya agak memekik.

"Dan kau meninggalkannya? HARUSNYA KAU MEMBERINYA MINUM"

"Kenapa kau begitu khawatir dan peduli?" Tanyanya ketus. "Kenapa baru peduli sekarang? Dimana kau saat bayi Kiyoon? Aku tahu yang harus ku lakukan. Aku pernah mengalaminya"

Ya, Rae Na mulai emosi sekarang. Matanya mulai menunjukkan amarahnya.

"KAU BILANG LIBUR SATU MINGGU. TAPI, APA? KAU TETAP SIBUK DENGAN KERTAS-KERTAS DAN KOMPUTER ITU. SEMENTARA AKU HARUS MENGURUS KALIAN. MENCUCI BAJU, MEMASAK, MEMBERSIHKAN RUMAH, MENGANGKAT JEMURAN, MEMANDIKAN KIYOON. SEMUA KU LAKUKAN SENDIRI. SEMATA-MATA AGAR BISA MENJADI ISTRI YANG PANTAS UNTUKMU. KAU PIKIR AKU TIDAK LELAH? AKU BUKAN ROBOT. TANGANKU HANYA DUA"

Rae Na yang di puncak amarahnya mengambil jeda dengan mata nanarnya. Di sana Yoongi terdiam mendengar luapan amarah sang istri.

"SUDAH EMPAT HARI KAU DI RUMAH. APA AKU JUGA MARAH SAAT KAU HANYA SIBUK DENGAN PEKERJAANMU DAN HANYA BERMAIN DENGAN KIYOON? INGAT! DULU SAAT KIYOON MASIH BAYI? KAU SIBUK MENYELESAIKAN KULIAHMU, SIBUK BEKERJA. SAAT ITU AKU JUGA MENGALAMI INI. JANGAN SEOLAH KAU PALING PEDULI, MIN YOONGI. KAU TIDAK PERLU SEMARAH INI. AKU TAU YANG HARUS KULAKUKAN"

Rae Na merendahkan emosinya. "Hanya karena hal sekecil ini kita jadi ribut di depan anak kita" ucapnya sebelum meninggalkan kamar itu dengan tergesa.

Mata Yoongi menatap istrinya yang berlalu. Belum pernah istrinya semarah ini. Apa lagi berteriak dengan berapi-api.

Rae Na masuk ke kamar mandi. Mengeluarkan tangisnya yang tertahan di depan sang suami.




Waktu semakin malam. Sang istri masih mendiamkannya. Bahkan mereka tidak makan malam bersama. Rae Na memilih duduk di sofa menemani Kiyoon bermain di ruang tengah. Dia asik sendiri dengan sang buah hati yang belum terlelap juga.

Yoongi yang baru saja turun dari tangga hanya bisa melihat mereka tanpa berani menyapa. Pikirannya terlalu canggung atas sikapnya sendiri.

"Makanan ada di meja jika mau makan" ucap Rae Na dingin. Tanpa sedikitpun melirik sang suami. Lalu, kembali menggoda putra mungilnya.

Sepersekian detik kemudian, air matanya menggenang. Hatinya mulai perih.

Apa aku masih kurang juga di matamu? Kurangkah aku sebagai istrimu?

Setidaknya, itu yang ada di pikiran Rae Na saat ini. Sebisa mungkin dia tidak pernah mengeluh dan mempermasalahkah pekerjaannya rumahnya. Tapi, tanggapan buruk masih saja dia dapatkan dari suaminya.

Yoongi menatap makanan di depannya. Bahkan di tengah amarahnya, sang istri masih sempat memasak sebanyak ini hanya untuk dirinya. Ucapan istrinya tengiang hebat di otaknya.

"... AKU BUKAN ROBOT. TANGANKU HANYA DUA..."

"JANGAN SEOLAH KAU PALING PEDULI, MIN YOONGI"

Setidaknya, ada yang menusuk hatinya. Hingga napsu makannya tidak lagi terasa.




TT

Kenapa di bagian "tanganku hanya dua" saya garis bawahi, dan saya tebalkan?

Karena mai emak kalo lagi kesel ato marah suka ngomong gitu. Buat aing, kata itu maknanya banyak banget.

Yodahlah. Masa curcol?

Nanti up lagi. Kalo selesai ngetik. Keselingan makan soalnya.

Oh, ya. Mampir ya ke book baru "Just Wanna Know Your Name" baru netes itu kasian.

Pay pay.

Lavyu

Ryeozka

Love Me, Kiss Me Chapters 3 (Little Family)/ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang