Part 68

2.3K 290 47
                                    

Tengseu yg udah komen di sabda saya. Sungguh kalian menghibur saya. Bikin saya ngakak.






Satu masalah belum selesai dan sudah muncul masalah lagi. Sebenarnya, aku tidak mempermasalahkan yang satu ini. Tapi, kasihan juga. Aku tumbuh tanpa seorang ibu. Jadi, aku tahu bagaimana rasanya.

Entah Seok Jin atau Hyun Jin, mereka sekarang pasti sangat sedih. Apa aku harus cerita pada Yoongi? Apa itu tidak masalah? Seharusnya tidak. Lagi pula, aku tidak mungkin jadi ibunya, kan?

"Ibu! Ibu! Ibuuuuuu!"

"Ah, ya? Kiyoon?"

Astaga! Ternyata aku melamun.

"Kiyoon lapar, ibuuu"

"Baiklah. Ibu ambilkan dulu.

"Kihoon juga"

"Iya. Baiklah"



--

Aku menunggu Yoongi. Kuharap dia cepat pulang. Kali ini aku harus bisa meluluhkan hatinya. Tidak peduli. Aku harus bisa.

Krerk!

Aku yang tadinya termenung di sofa, segera berhambur menyapanya. "Kau baru pulang?"

Hanya deheman yang dia berikan dan berlalu begitu saja. Aku hanya bisa menghembuskan napas putus asa.

"Yoongi! Ck!" Ku hentakan satu kakiku penuh kesal.

Dia berbalik dan aku segera mendekatinya. "Ayolah! Aku minta maaf. Baiklah, aku salah berkata seperti itu. Jangan begini! Sampai kapan kau akan begini?" Kuharap dengan rengekanku ini bisa meluluhkannya.

"Apa?" Jawabnya malas dengan tangan kanan yang di masukkan pada saku celananya.

Ku ketuk keningku sendiri dengan jari telunjuk seraya tersenyum tanpa dosa.

Berhasil!

Setelah menunggu beberapa detik, akhirnya dia menghela napas pasrahnya dan mencium keningku cukup lama. Tangannya menangkup kepalaku.

"Lain kali hati-hati kalau bicara" nasihatnya. Aku hanya mengangguk lalu berhambur memeluknya. Akhirnya, aku tersenyum senang.

"Baiklah. Terima kasih"





"Ayah, ibu? Kihoon ikut!"

Hufft!

Selalu seperti ini. Akan ada pengganggu yang tiba-tiba muncul.

"Kiyoon juga!" Seru Kiyoon yang datang dari arah ruang makan.

"Baiklah! Kemari, sayang!" Ucapku pada mereka.

Akhirnya, kami berpelukan layaknya Teletubbies.



--

Aku dan Yoongi sudah di ruang kerja. Sungguh, aku ingin cerita padanya. Tapi, kenapa ragu begini?

"Yoongi?"

Ah! Dia hanya berdehem.

"Kemarilah! Jangan duduk di sana. Aku ingin bercerita"

Dengan terpaksa dia pindah di depanku.

"Kau tahu, Kalau Hyun Jin tidak punya ibu?"

"Aku tidak pernah menanyakan hal seperti itu"

"Itu artinya Seok Jin tidak punya istri, kan?"

"Memang kemana istrinya?"

"Meninggal. Kasian Hyun Jin. Pasti dia kesepian seperti aku dulu"

"Jadi, kau mau menjadi ibunya? Begitu?"

"Bukan begitu. Tapi, kau tahu? Hyun Jin ingin punya ibu sepertiku. Bahkan-" ku jeda ucapanku. Aku ragu haruskah ku katakan ini?

"Apa?"

"Dia ingin aku jadi ibunya"

"Oh, begitu? Dan kau senang?"

"Kenapa aku harus senang?"

"Kalau kau senang, jadilah ibunya. Kau akan menikah dengan polisi"

"Astaga! Apa yang kau maksudkan?!" Aku mulai jengah. Candaan macam apa ini?

Dia justru berdiri. "Menjadi ibu Hyun Jin dan menikah dengan polisi" dia langsung melangkah menuju pintu keluar.

Dia marah? Astaga!

Aku pun segera bangkit, mengikutinya. "Hei! Tunggu! Kau marah? Astaga! Yang benar saja? Lagi pula aku tidak mungkin melakukan itu. Kiyoon saja langsung marah tadi. Aku hanya kasihan padanya. Hanya itu"

"Lalu?"

"Lalu, ayo tidur! Aku ngantuk" Ucapku setibanya di depan pintu kamar. Tidak ada gunanya melanjutkan perdebatan konyol ini.

Aku masuk lebih dulu menuju ranjang.

Yakk!

Tubuhku terdorong hingga terduduk di ranjang. Yoongi langsung mengurungku dan menatap kedua mataku.

"Hati-hati pada anak seusianya. Jika dia merasa nyaman, pasti dia akan meminta lebih. Mungkin saja kau akan di minta tidur di rumahnya. Bahkan mungkin ingin kau benar-benar menjadi ibunya. Anak seusianya benar-benar masih butuh kasih sayang dari seorang ibu. Jadi, hati-hati jangan membuatnya salah paham atau berharap lebih. Karena kau sudah punya keluarga sendiri. Jika tidak, mungkin tidak masalah. Tapi, kau sudah punya tanggung jawab. Ingat itu"

"Ba-baiklah! A-aku tahu"

Kenapa orang ini seolah mengintimidasi? Ya  ampun!

"Tidurlah! Kau bilang kau ngantuk" ucapnya seraya melepas kurungannya.

Astaga! Ku kira. Untung saja.







TT

Hehe gak omes kali ini.

Gimana sahurnya? Enak?

Lavyu

Ryeozka

Love Me, Kiss Me Chapters 3 (Little Family)/ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang