Part 15

4.5K 499 31
                                    

Cie yg nunggu part 15. Kasian. Lama ya ? Nih tak kasih. Jgn lupa vomment. Awas kagak. Di marah papah yoongi loh.
.
.
.
.

Kebersamaan itu selalu menjadi hal yang paling indah di antara kami. Menikmati makan malam bersama adalah salah satunya.

Hari ini, kami makan malam di luar. Sengaja memang. Lagi pula aku cukup lelah untuk sekedar memasak. Sesekali ku rasa tidak masalah.

Kiyoon, dia sudah duduk rapi di samping ayahnya. Sementara aku duduk di depan mereka.

"Yeee ! Makanan datang" seruku ketika pelayan tiba di meja kami.

Kiyoon langsung mendapat satu mangkuk sup khusus untuk anak. Tidak perlu menyuapi, Kiyoon sudah bisa makan sendiri.

"Kiyoon, pelan-pelan makannya" nasihatku.

"Ini cukup enak, bukan ?" ucapku pada Yoongi yang terus menyuap makanan tanpa jeda. Tentu itu membuatku sedikit kesal.

"Rupanya kau sangat menikmati makanan ini. Rasanya beda jauh sekali dengan masakanku, kan ?" gerutuku.

"Masakanmu lebih enak dari ini"

"Heuh ! Kau bisa bilang begitu karena aku sudah menyindirmu ?"

"Kau sendiri yang tidak bisa percaya padaku"

"Apa pujianmu itu pantas di percaya ? Aku sadar diri masakanku tidak pernah enak. Aku pun merasakan itu"

"Bagiku itu sangat enak. Jika bukan karena enak aku tidak akan pernah makan di rumah. Cobalah yakin pada dirimu sendiri"

"Nyatanya kau pulang saat kau sudah kenyang"

"Berhenti bertanya. Jika kau memang percaya padaku"

Min Yoongi, apa yang harus ku lakukan padamu ?

Aku hanya bisa berdecak menanggapinya. Dia itu benar-benar menyebalkan.

"Ayaaahh, ibuu ! Kiyoon kenyang"

Astaga ! Aku sampai melupakan bahwa ada satu orang lagi di sini. "Iya, sayang. Sekarang Kiyoon minum dulu" sahutku.

"Ada yang ingin ku katakan padamu" Yoongi buka suara setelah selesai dengan makannya. Sementara aku yang sedang membersihkan wajah dan pakaian Kiyoon hanya mengerutkan dahi.

"Besok aku akan pergi"

"Pergi ? Kemana ?"

"Macau"

"Apa ?!" Sahutku histeris. "Untuk apa ? Berapa lama ?" Tanyaku beruntun.

"Menyelesaikan pekerjaan. Mungkin bisa satu bulan"

"Sa-satu bulan ?!" Mataku membulat sempurna.

"Tenanglah ! Hanya satu bulan"

"Tapi itu lama Min Yoon-gi. Bagaimana dengan Kiyoon jika mencarimu ?"

"Aku pasti merindukannya"

"Apa harus kau ? Apa karena kau pintar jadi harus kau ? Mereka memanfaatkanmu ?" Kesalku padanya. "Kenapa kau tidak menolaknya, oh ? Lalu bagaimana dengan presentasi desainmu ? Kau akan melepas kesempatan itu ?"

"Ini sudah tugasku. Aku harus pergi"

"Pergi ? Ayah pergi ?" Kiyoon mulai tanggap. "Kiyoon ikut. Huwaa,,, ayah" tangis Kiyoon pecah seketika. Air matakupun terkumpul di kelopak mata.

Dengan sigap Yoongi menarik Kiyoon ke pangkuannya. "Kiyoon di rumah dengan ibu. Ayah pasti merindukanmu"

"Ayaaaaahhh. Hiks hiks. Ayaah, Kiyoon ikut" rengekan Kiyoon benar-benar membuatku resah.

"Lain kali ayah pasti mengajak Kiyoon"

"Apa kau akan naik jabatan ?" Tanyaku hati-hati.

"Ada yang mempromosikanku"

"Di cabang Macau ?"

Yoongi diam. Itu tandanya benar. Tuhan, apa ini. Air mataku sukses mengalir. Kalian tahu apa itu artinya ?

Itu artinya, Yoongi akan di pindah kesana. Pekerjaannya akan semakin banyak. Kesibukannya akan bertambah. Aku dan Kiyoon akan terpisah jauh dengannya. Aku harus kuliah, tidak mungkin aku bisa ikut. Kiyoon akan terus merengek mencari ayahnya. Dan hal lain yang rumit mungkin akan datang.

Sekarang aku benar-benar lemas. Tidak bertenaga sama sekali. Bahkan ketika kami sampai di kamar. Yoongi menidurkan Kiyoon yang sudah lelap dari tadi.

Dia menghampiriku yang masih berdiri dengan wajah dan perasaan kacau. "Jangan berlebihan. Aku akan pulang" ucapnya.

"Tapi, kau akan menerima jaba-"

"Aku tidak akan menerimanya" Yoongi diam sesaat seolah meyakinkan dirinya sendiri. "Ini adalah tugas terakhirku. Aku akan pulang dan menjadi arsitek sepenuhnya"

Tentu aku sangat terkejut. Dia akan meninggalkan bisnis keluarganya.

"Kau tidak perlu bekerja keras untuk kami. Aku sudah cukup dengan semua yang kau hasilkan. Kami hanya butuh waktu lebih banyak denganmu. Hanya itu, Yoongi. Hanya itu"

Aku ini seorang ibu. Tapi, aku ini mudah menangis. Apalagi jika itu tentangnya, tentang orang yang kucintai, Min Yoongi dan Min Kiyoon.

Yoongi segera memelukku. Mencoba memberi ketenangan padaku. Yoongi, aku takut saat kau pergi. Jadi, kumohon tetaplah bersamaku, selamanya.

.
.
.

.

TBC

Ini kemaren sempet ilang separo teksnya. Jd hrs ganti alur. Ealah. Smga ttp bagus gaess. Walaupun feelnya berantakan abis.

Vomment ya.

Ini pjg beud loh. Keknya sih.

Love Me, Kiss Me Chapters 3 (Little Family)/ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang