Hati-hati typo!
"Bagaimana hubunganmu dengan Namjoon?"
Tanya Rae Na di sela sarapannya.
"Tidakkah kau lebih baik menanyakan hubunganku dengan Seok Jin?"
Rae Na sedikit terkejut mendengar pertanyaan suaminya. "Kenapa aku harus tanya itu? Hubungan kalian baik-baik saja, kan?"
"Kalau begitu, bagaimana hubunganmu dengan Hyun Jin?"
Lagi, kini Rae Na lebih terkejut. Sebenarnya, apa yang ingin di ketahui Yoongi.
"Ibuu!! Ibu tidak boleh bertemu Hyun Jin!" pekik Kiyoon yang hampir menyuap makanannya. "Ibu tidak boleh mengantarku ataupun menjemputku" tegas si sulung.
"Lalu, bagaimana? Kau ingin pulang sendiri?"
"Ayah. Ayah yang akan antar-jemput Kiyoon. Mau, kan ayah?"
"Ayahmu sibuk, sayang. Kau-"
"Baiklah"
"Apa?! Kau tidak salah?"
"Apanya yang salah? Kau ingin memberi harapan pada mereka?"
Cukup.
Rae Na tidak bisa membantah lagi. Jika do bantah yang ada hanya akan terjadi keributan.
--
"Istrimu pasti sudah cerita" Kata Seok Jin ketika bertemu dengan Yoongi di depan sekolah anak mereka.
"Ya. Begitulah!"
"Maafkan anakku. Aku tidak pernah mengajarinya seperti itu. Dia hanya sangat merindukan seorang ibu"
"Aku mengerti. Tidak masalah"
Hem, di sini bilangnya tidak masalah ya, bang. Di rumah istrinya di kurung. Kavret kamu bang.
"Istrimu sangat ramah juga penyayang sepertinya. Pantas kau bangga memilikinya"
Yoongi diam. Dia tidak ingin menjawab pujian untuk istrinya itu.
--
Mari kita lihat keadaan Namjoon.
Tidak begitu buruk. Hanya saja mata kebencian itu masih terlihat di sana.
"Aku datang" suara seorang pria menyadarkan lamunannya.
Namjoon menyeringai. "Untuk apa kau datang? Urusi saja proyek-proyek barumu itu bersama Yoongi temanmu itu?"
"Aku membawakan seseorang. Ini Pengacara Park. Dia akan membantumu keluar dari sini" kata Hoseok langsung ke inti.
"Aku Pengacara Park. Mari kita bekerja sama" ucap perempuan muda itu.
"Kau bersalah. Kau harus menerima akibatnya. Tugasmu sekarang adalah menyadari itu dan merubahnya. Kami tetap temanmu, Kim Namjoon. Setelah keluar, kembalilah! Kami akan menerimamu" kata Hoseok kemudian.
--
"Ibuuuu! Kiyoon pulang!" Teriak Kiyoon yang baru di depan pintu yang akan di buka ayahnya.
"Astaga! Jangan teriak-teriak!" Kata Rae Na yang langsung menyambut mereka.
Yoongi langsung mengecup kening istrinya yang sedang melepas sepatu Kiyoon. Kiyoon pun langsung berlari lebih dulu ke ruang makan.
"Seok Jin memujimu" kata Yoongi sembari berlalu menyusul anaknya.
"Apa?"
"Dia bilang kau ramah dan penyayang"
"Begitu, ya?"
"Kau senang?"
"Kenapa? Kau cemburu? Ah suamiku cemburu rupanya?" Goda Rae Na saat Yoongi duduk di salah satu kursi.
"Kalaupun aku cemburu, memangnya kenapa? Tidak boleh?" Balasnya datar.
Rae Na mendorong pundak suaminya. "Ck! Kau ini tidak bisa di ajak bercanda" kesalnya.
"Apa yang harus di candakan dengan pujian pria lain pada istri orang?"
"Dia hanya menilai, Min Yoongi. Bukan memuji. Lagi pula aku tidak bangga di puji mereka" terang Rae Na seraya mengambilkan makanan di piring sang suami. "Aku lebih bangga jika kau yang memujiku" senyum tulusnya terkembang.
"Kau menggodaku?"
"Menggoda? Tidak!"
"Kiyoon, Kihoon bisa ambilkan barang ayah di ruang kerja?" Tanya Yoongi.
"Apa?" Tanya Kiyoon balik
"Barangnya ada di meja"
"Baiklah!" Dua anak kecil ini segera berlari ke ruang kerja.
"Kenapa harus menyuruh mereka?"
"Menunduklah!"
"Apa?" Tanyanya. Walaupun menurutinya juga.
Yappp!
Mata Rae Na terbelalak. Yoongi menc-
Ah puasa gaes. Lanjutin sndiri aja.
TT
Bisa dabel, shay.
Makasih doanya.
Lavyu
Ryeozka
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Kiss Me Chapters 3 (Little Family)/END
Fanfiction"Detak waktu kian berlalu. Musim telah berganti musim. Dingin telah menjadi hangat. Malam telah menyambut pagi, pagi merenggut siang, siang berangsur senja, senja berganti malam. Begitulah setiap hari. Hari-hari yang kami lalui." ...