÷÷÷
"Aku berangkat"
Seperti biasa Yoongi pamit pada istrinya dengan ritual pagi yang tidak pernah lupa. Kecuali sedang marah.
Yoongi mengendarai mobilnya sangat pelan. Tidak seperti biasa dengan kecepatan tinggi. Perasaannya tiba-tiba tidak enak. Padahal hari ini ada presentasi untuk proyek baru.
Hayoloh ada apa min?
Dia mengingat-ingat, mungkinkah ada berkas yang tertinggal? Atau apa?
Tapi, tidak ada. Berkas lengkap ada di kursi sampingnya. Dengan memantapkan hati Yoongi berusaha tenang. Dia pun segera melajukan mobilnya seperti biasa. Pasalnya, ada banyak tugas untuk hari ini.
°°
"Kiyoon, kita mau apa? Ibu bosan"
Kiyoon hanya diam dan sibuk dengan mainan kesayangannya. Bukan, bukan robot-robotan atau mobil-mobilan. Tapi, permainan di ponsel pintar yang super lebar itu.
"Kiyoon! Ibu bosan, sayang. Tugas ibu sudah selesai" Rae Na menarik sang putra agar lebih dekat dengannya.
"Es krim? Beli es krim?"
"Ayo!"
Bukannya sang anak yang merengek pada ibunya. Kali ini justru sebaliknya.
--
Dari kantor Suran. Dia bersiap menghadiri rapat untuk tugas akhir di korea. Besok dia harus sudah kembali ke Macau.
Suran segera menaiki mobilnya. Melajukannya dengan kecepatan standar. Melewati bisingnya jalan di cuaca yang tidak begitu panas.
"Besok aku akan kembali ke Macau. Mungkinkah aku memang harus melupakanmu? Ya, mungkin memang kau tidak untuk ku miliki" bisik hati kecilnya.
--
Rae Na tampak senang menggandeng tangan pangeran kecilnya. Sesekali bersenandung ringan sekedar meluapkan kebahagiaan. Sang anak pun tampak menikmati jalan-jalannya bersama sang ibu.
-
"Rapat di mulai 20 menit lagi" kata salah satu staf yang menyiapkan rapat. "Tuan Min, kau ikut, kan?"
"Ya, tentu"
--
Akkhh!
"Kiyoon!" Rae Na tiba-tiba merintih kesakitan. Tangannya tak lepas dari perut besarnya.
"Ibu!" Seru Kiyoon yang langsung memeluk kaki ibunya. Begitulah Kiyoon saat khawatir pada ibunya.
"Tidak, sayang. Ibu tidak apa-apa. Hanya sedikit nyeri"
Aaa-aakkhh!
Eessshh!
Rae Na meringis sampai giginya mengatup sempurna. Tak lupa sesekali matanya terpejam menahan nyeri.
Kiyoon yang bingung jadi menangis memeluk kaki ibunya.
"Ibu tidak apa-apa. Kita istirahat sebentar, ya?"
Rae Na berpegangan pada pohon besar yang kebetulan tumbuh di sana. Terus merintih dan memegang perutnya.
Dari kejauhan, Suran melihat kejadian itu. Meski belum begitu jelas.
"Ada apa dengannya? Haruskah aku menolongnya?" Monolog Suran yang masih di dalam mobil.
"... Setelah ini, jadilah orang baik..."
Potongan kalimat Yoongi waktu itu terngiang di otaknya. Membuatnya menepikan mobilnya dengan segera. Lagi pula wanita itu tampak semakin kesakitan.
"Masuklah!" Suran membuka kaca mobilnya.
"A-aku ti-tidak ku,,,at" ucapnya terbata dengan peluh yang sudah membanjiri wajahnya.
Sang anak yang bingung dengan keadaan ibunya hanya bisa menangis.
"Sayang, masuk ke mobil, ya?"
Kata Suran yang mulai keluar dan memasukkan Kiyoon ke kursi depan. Kemudian, perlahan memapah Rae Na yang tampak kacau dan kesakitan.
Suran segera melajukan mobilnya dengan cepat menuju rumah sakit. "Tenanglah! Aku akan menghubungi suamimu"
Dengan satu tangan yang mengemudi, tangan satunya lagi meraih ponsel dan mencari nama suami dari wanita itu.
"Kenapa tidak di angkat?" Paniknya.
"Dia a-da rapat seka-rang"
Yoongi siap dengan presentasinya. Semua klien sudah menanti karya dari pria Junius ini. Berkali-kali ponsel di saku celananya bergetar. Namun, selalu di abaikan.
Meski begitu, perasaannya semakin gelisah luar biasa. Pikirannya, jadi kacau. Namun sebisa mungkin profesional pada pekerjaannya.
Suran terus menghubungi Yoongi. Bahkan sampai di rumah sakit pun masih terus menunggu pria dingin itu mengangkat teleponnya. Rae Na segera di bawa ke ruang bersalin oleh suster.
"Kiyoon dengan bibi dulu, ya?"
Anak yang di ajak bicara terus menangis memanggil ibunya.
"Ssshh! Dimana dia?!" Suran seolah putus asa.
Dia sampai menggigit kuku-kuku jarinya karena panik. Tak lupa tingkahnya yang mondar-mandir di depan pintu ruang persalinan.
Rapat selesai. Sebagian klien bahkan sudah meninggalkan ruangan. Sementara Yoongi jadi yang terakhir.
Segera di ambilnya ponselnya dalam saku. 12 panggilan tak terjawab.
"Suran?"
Sepersekian detik kemudian, ponselnya kembali bergetar. Masih dari orang yang sama.
TT
Lanjut part depan ya?
Kalian Gak bosan ya? Padahal di ff ini gak pernah ada adegan naenanya loh.
Mana gak ada yang menarik. Ya gak sih?
Kalian mau sampai part berapa?
Yakin masih betah?
Lavyu
Ryeozka
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Kiss Me Chapters 3 (Little Family)/END
Fanfiction"Detak waktu kian berlalu. Musim telah berganti musim. Dingin telah menjadi hangat. Malam telah menyambut pagi, pagi merenggut siang, siang berangsur senja, senja berganti malam. Begitulah setiap hari. Hari-hari yang kami lalui." ...