Hati-hati! Part membosankan!
"Hei! Kiyoon kenapa, hem?" Tanya sang ibu yang sedang mengemudi. "Kau kenapa, sayang? Kenapa murung begitu?"
"Kapan Kiyoon di antar-jemput ayah? Teman-teman Kiyoon kadang dengan ayahnya"
Tertusuk.
Setidaknya, begitu yang di rasakan Rae Na mendengar ucapan anaknya.
Sebisa mungkin Rae Na tersenyum. Bersikap bijak layaknya seorang ibu. "Ayah sibuk, sayang. Lagipula, arah kantor ayah dengan sekolah Kiyoon tidak sama. Ibu janji, kapan-kapan Kiyoon di antar-jemput ayah"
"Tapi, teman Kiyoon selalu tanya. Dimana ayah Kiyoon? Teman-teman Kiyoon ingin melihat ayah. Teman-teman Kiyoon bahkan tidak percaya kalau Kiyoon punya ayah" bibir anak itu sudah melengkung ke bawah.
"Ssst, ssst, ssst! Hei! Anak ibu mau menangis?" Rae Na mengacak rambut anaknya. "Begini saja. Ibu bilang ayah, agar nanti menjemput Kiyoon. Bagaimana?"
Sejujurnya, Rae Na sedikit sakit mendengar cerita anaknya. Anak sehebat itu harus menerima ejekan seperti dirinya dulu.
"Sungguh?" Mata Kiyoon langsung berbinar.
"Ehem! Memang ibu pernah berbohong pada Kiyoon?"
"Sering" jawabnya singkat dan di ikuti tawa.
"Kau mulai menyebalkan seperti ayahmu rupanya" Rae Na menarik hidung kecil sang anak. "Sampai! Belajar yang benar dan jangan nakal"
"Tentu. Kiyoon sayang ibu" bocah kecil ini mencium pipi ibunya sebelum turun.
Kiyoon berlari memasuki halaman sekolahnya. Meninggalkan sang ibu yang masih memandangnya.
--
"Aku tidak peduli. Kalau kau ingin selamat, kau harus menjemput Kiyoon..."
Rae Na terus mengoceh selama melewati loby hingga koridor-koridor kantor. Tak peduli dengan staf-staf yang memandang heran padanya.
"Awas! Jangan telat! Atau hal terburuk akan terjadi" ancam Rae Na yang membuat Yoongi berpikir matang-matang.
--
"Siapa?" Tanya Namjoon yang berdiri di samping Yoongi.
"Istriku. Dia menyuruhku menjemput Kiyoon. Dia mengancamku" Yoongi sedikit tersenyum simpul.
"Kau tidak bosan dengan istrimu. Sepertinya, dia suka mengekang" celetuknya tanpa pikir panjang.
"Kenapa harus bosan-"
"Hei! Kau tidak tahu kuatnya cinta mereka, Kim Namjoon. Kau tidak tahu sejarah cinta mereka. Berapa gunung dan laut yang mereka lalui. Kencangnya angin dan badai yang menerpa mereka. Mereka selalu kokoh" tiba-tiba muncul sosok yang mendramatisir di antara mereka. Tidak lain adalah Jung Hoseok. Teman Yoongi semasa kuliah.
Sementara Yoongi hanya tersenyum kecil mendengar ucapan sahabatnya.
Eaaakk! Rap Line muncul semua. Kejutan, kan?
Jadi, Hoseok dan Yoongi sudah berteman sejak kuliah. Karena mereka satu kelas. Sementara Namjoon, baru mereka kenal selama bekerja menjadi arsitek.
"Tidak banyak pasangan yang menikah muda bertahan selama ini dan mampu menyelesaikan masalah dengan dewasa, kan? Dan mereka menyelesaikannya dengan sempurna" lanjut Hoseok. "Aku saja entah bisa atau tidak? Kalau kau mau, belajarlah padanya" Hoseok menepuk pundak rekan kerjanya.
Seperti biasa, Yoongi hanya tersenyum dan diam. Di sana, Namjoon jadi kikuk sendiri.
..
Sesuai janji, Yoongi datang beberapa menit sebelum semua murid bubar. Yoongi berdiri di samping mobilnya.
Tampan.
Mungkin itu yang ada di pikiran ibu-ibu yang lalu lalang menjemput anaknya.
Kemeja putih di padukan celana kain hitam dengan sepatu kerjanya.
"Ayaahh!!!" Kiyoon berteriak memanggil ayahnya seraya berlari.
Yoongi langsung merendahkan tubuhnya. "Ayah benar-benar menjemputku?"
"Tentu!"
Kiyoon berbalik. Menatap beberapa temannya yang masih berdiri di sana. "Lihat! Ini ayahku. Aku punya ayah. Ayah sangat menyayangiku. Benar, kan ayah?"
Yoongi hanya tersenyum menyambut ucapan anaknya.
"Sekarang kalian percaya padaku, kan? Aku punya ayah. Ayahku hanya sibuk. Jadi, jangan mengejekku lagi!"
Kiyoon langsung membuka pintu mobil. "Ayah! Ayo pulang!" Ajaknya dengan wajah kesal.
TT
Hehehehe,,, putus ya... Di sambung part depan. Dari pada belum gue up kan ya.
Lavyu
Ryeozka
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Kiss Me Chapters 3 (Little Family)/END
Fanfic"Detak waktu kian berlalu. Musim telah berganti musim. Dingin telah menjadi hangat. Malam telah menyambut pagi, pagi merenggut siang, siang berangsur senja, senja berganti malam. Begitulah setiap hari. Hari-hari yang kami lalui." ...