Part 8

4.9K 530 10
                                    

Huufftt ! Hwaiting !..

Semangat !

-------------------------------------------

Sekarang aku sedang menunggu pesan balasan dari Yoongi di depan gerbang universitas. Berharap dia bisa menjemputku dan menjemput Kiyoon bersama-sama. Sudah lebih dari setengah jam aku menunggu tidak ada balasan juga. Ku coba telepon, tidak di angkat. Ya,,, mungkin saja dia sedang rapat.

Setelah lelah menunggu, akhirnya ponselku bunyi juga. Segera ku buka isi pesannya.

Yoongi :
Maaf. Ada lembur mendadak. Pulanglah dulu. Nanti ku jemput di rumah ibu.

Ya, seperti itulah. Aku juga tidak pernah ke tempat kerjanya. Jadi, sedikitpun aku tidak tahu aktivitasnya. Dan,,, aku selalu mempercayainya. Tidak pernah sedikitpun berpikir buruk padanya.

.

Hari memang sudah hampir gelap. Kiyoon pun langsung berhambur padaku saat ku buka pintu.

"Ibuuuuu !" Sungguh, suara itu membuatku seperti keluar dari ruangan pengap. Semua lelah juga penatku langsung hilang.

Ku tarik Kiyoon ke gendonganku. "Kiyoon sudah mandi ?" Tanyaku.

"Emm" Kiyoon mengangguk. "Ayaaahh ?" Kiyoon mencari-cari.

"Ayah sebentar lagi pulang, sayang"

"Suamimu belum pulang ?"

"Oh, ibu ! Belum. Entahlah. Dia bilang ada lembur mendadak"

"Ya, sudah. Makanlah ! Ibu sudah masak. Kiyoon juga sudah makan"

"Terima kasih"

Bukankah aku sangat beruntung memiliki mertua sebaik nyonya Min ? Berbeda dengan mertua lainnya yang banyak mengeluhkan menantunya, ibu sangatlah sayang dan mendukung setiap apa yang ku lakukan. Aku benar-benar merasakan kehadiran seorang ibu kandung di keluarga ini.

.
.
.

"Aku benar-benar merasa bersalah jika harus meninggalkan Kiyoon setiap hari" keluhku pada Yoongi yang sedang mengemudi.

"Lalu kau mau berhenti kuliah ?"

"Bu-bukan begitu"

"Kau mau mengajaknya ? Kau yakin bisa menjaganya jika di sana ?" Tanyanya menyindir, kurasa.

Uuffhh !!

Aku hanya bisa menghembuskan nafas. Sesaat setelah itu mobil berhenti. Itu tandanya aku harus turun dan kembali sebagai penuntut ilmu. Bukan lagi seorang ibu.

Jeon Jungkook wajahnya sudah tampak di depan mataku. Benar-benar bocah itu...

"Kau di antar kakakmu ?"

Apa ?!

"Tidak bisakah kau memanggilku kakak ?"

"Kakak apa, hem ? Jawab saja ! dia kakakmu apa pacarmu, hah ?"

"SUAMIKU !!" jawabku lantang dan justru di sambut gelak tawa yang memicu darahku memuncak.

"Suami ? Orang sepertimu punya suami ? Hahaha. Kau memang lucu" ucapnya mengejek.

Dari pada aku semakin kesal ku tinggalkan pria ini di sudut koridor.

Ya, sebenarnya tingkahku padanya yang seperti itu sangatlah kekanak-kanakan. Aku sadar itu. Sebagai seorang ibu itu sangatlah salah. Tapi, bagaimanapun juga aku juga masih cukup muda. Untuk sekedar bergaul seperti itu, tentu tubuhku akan reflek melakukannya.

.
.

Sudah tidak selayaknya aku bergurau seperti mereka. Sekarang aku lebih suka menyendiri. Bukan, bukan karena malu atau apapun. Aku hanya ingin belajar lebih dewasa. Seperti yang Yoongi minta. Memikirkan setiap hal yang sebaiknya di lakukan atau tidak.

Ddrrrrttt !

Ponsel yang ku letakkan di meja bergetar. "Ibu ?" Gumamku. Melihat nama yang tertera di layar, aku segera mengangkatnya.

"Iya bu. Ada apa ?"

"..."

"Ya. Baiklah"

Dengan tergesa segera aku beranjak dari kantin. Otakku langsung bekerja keras.

"Hei ! Kau mau kemana ?!"

Itu teriakan Jungkook yang sempat berpapasan denganku. Siapapun itu aku tidak peduli sekarang.

Aku keluar gedung. Ya, untuk kelas selanjutnya aku akan absen. Ku hubungi Yoongi segera.

"Bisakah kau pulang sekarang ?"

"Tidak bisa. Sepuluh menit lagi rapat di mulai"

"Ta-ta-tapi-"

Tuuttt !

Ku akhiri panggilan sepihak. Sejujurnya aku ingin mengatakan sesuatu. Tapi, ku dengar sebuah suara memanggil Yoongi untuk bersiap rapat.

.
.
.

TBC

.
.
.
Yuuyuuuu,,,

Gimana ?

Gak gmna gmna ya. Yodah.

Love Me, Kiss Me Chapters 3 (Little Family)/ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang