Bayangkan 5

2.5K 220 32
                                    

Gue mau kasih drama. Boleh? Tp, inget! Ini kan cuma bayangkan bukan part.

.
.
.

Andai nih, andai aja ya.

Rae Na tiba-tiba sakit, terus di bawa ke RS. Tau, kan kalo Kihoon itu sayang banget sama ibunya. Jd, yg jelas udah histeris duluan ya si bungsu ini.

"Ibu! Ibu!" Kihoon yg nangis histeris harus di tahan sama si ayah jg Kiyoon biar gak lari ngejar ibunya masuk ICU.

"Tenanglah! Ibumu baik-baik saja" ayah nenangin anaknya. Padahal dia jg sebenernya kawatir. Kiyoon jg cuma nahan doang. Bahkan dia pengen bgt tereak.

Kalian bisa gak sih byangin sayang sama kawatirnya Kihoon di cerita ini? Bisa lah ya. Di bisain deh.

"Ayaaaaahh! Ibuu,,," Kihoon nangis meluk ayahnya.

Kiyoon yang frustasi liat adeknya, pergi ke belakang rumah sakit. Dia ngacak rambutnya asal. Dia ngehela napas kasar. Pokoknya frustari banget lah ya.

Terus si Lisa dateng. "Tenanglah. Ibu pasti baik-baik saja"

Haaaahh!

Kiyoon teriak sambil ngehempasin tangannya.

"BAGAIMANA MUNGKIN AKU TENANG JIKA MELIHAT KIHOON SEPERTI ITU?!" si Kiyoon nyolot.

"Kihoon hanya terlalu sayang pada ibu"

"JADI, MENURUTMU AKU TIDAK SAYANG IBU. BEGITU?!"

Mbak Lisa bukannya nenangin malah bikin emosi, ya?

"Aku mohon. Jangan membuat suasana semakin kacau. Ibu akan baik-baik saja dia tidak akan meningg-"

"APA?! MENINGGAL?! APA MAKSUDMU, HA?! IBUKU TIDAK AKAN MENINGGAL"

Kiyoon emosi hebat. Lisa yang ngerasa kaget di bentak langsung netesin air mata. "Kau membentakku" lirih sih Lisa ngomongnya. Tapi, bsa di denger sama Kiyoon.

"Ma-maaf. Aku minta maaf" Kiyoon lgsg nangkup muka Lisa. Dia ngerasa bersalah.

Lisa bener2 nangis sekarang. Kiyoon meluk calon istrinya. "Maaf. Aku hanya sedang kalut sekarang. Aku takut terjadi sesuatu dengan ibu. Jika terjadi sesuatu, aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada Kihoon"

.
.

Akhirnya mereka kumpul di depan ruang ICU. Bahkan si Kihoon saking cemasnya sampe duduk di depan pintu meluk lututnya.

Menyedihkan.

"Berdirilah! Ibu tidak apa-apa" kata Kiyoon yang berdiri di depan adeknya.

Kihoon cuma dongak. Matanya sembab banget.

"Kiyoon, benar kata kakakmu. Kau tidak boleh seperti ini. Jika ibu tahu kau seperti ini, dia pasti sedih" bujuk calon kakak ipar.

.
.
.

Lima jam berlalu. Ibu sudah di pindah di ruang inap. Semua nunggu ibu buka mata. Kiyoon sama Lisa duduk di sofa. Kihoon di samping ibunya. "Ibu, cepat bangun. Aku ingin makan, bu"

Semua yg liat cuma miris. Bahkan si calon kakak ipar sampe nangis tertahan di pelukan calon suami.

Perlahan ayah ngedeketin anak bungsunya. "Ibu akan segera bangun. Jika kau lapar, kita cari makan sekarang"

"Aku mau makan jika ibu bangun"

Gak ada yg bsa ngebujuk Kihoon. Jdi mereka cuma bsa diem nunggu Rae Na bangun. Hingga akhirnya 2 jam kemudian Rae Na sadar.

Tangannya ngebelai kepala anaknya. Kihoon yg dari tadi ngelamun jd kaget. "Ibu!" Kihoon noleh ke wajah ibu. Ibunya senyum ke dia.

Semua jd ngumpul di deket Rae Na tergeletak.

"Kau kenapa, hem? Kenapa menangis? Lihat! Matamu sampai seberti balon" canda sang ibu.

Sakit aja masih bisa becanda loh. Demi anaknya biar gak sedih. Kurang apa lagi coba Rae Na jd seorang ibu.

"Ibuuuuu" Kihoon langsung meluk tubuh ibunya. Dia nangis lagi.

Sang suami lgsg ngecup kening sang istri. Kiyoon sama Lisa tersenyum lega.

Dokter masuk dan meriksa keadaan Rae Na.

.

"Kalian sudah makan?" tanya Rae Na yg sandaran di tempat tidur.

"Kihoon tidak mau makan. Jadi, kami juga belum makan" jawab si sulung.

"Aku mau makan jika ibu yang masak di rumah" sahut Kihoon yang gak mau lepas dari sang ibu.

Jadi, dari td Setelah Rae Na di periksa dokter. Kihoon lgsg duduk di samping ibunya.

"Bagaimana jika kau sakit?"

"Tidak masalah. Selama ibu sehat"

Rae Na yang gak kuasa lihat anak bungsunya lgsg nyium kepala anaknya penuh sayang. Matanya berkaca-kaca.

"Kihoon, dengar ibu. Ibu tahu kau sangat menyayangi ibu. Tapi, bukan begini caranya. Percuma jika kau sayang ibu. Tapi, menyiksa dirimu sendiri. Ibu tidak akan senang apa lagi bangga padamu"

"Tapi, aku ingin masakan ibu. Ocehan ibu. Sikap ibu-"

"Ssstt! Ternyata anak ibu sudah dewasa"

"Aku memang sudah dewasa, bu. Bahkan lebih dewasa dari kakak"

"Hei! Hunter!"

"Aku setuju" Lisa nyahut cepet.

Kreerrk!

Pintu terbuka. Papah Yoongi masuk. "Ada apa ini? Ramai sekali"

Jd, si ayah ini baru selesai ngurus administrasi.

"Kapan aku bisa pulang?" Rae Na langsung tanya.

"Lusa"

"Masih lusa?"

"Dokter harus memastikan kau benar-benar sembuh"

"Lama sekali. Aku tidak betah disini selama itu" keluh Rae Na. "Aku pasti sembuh jika di pulang ke rumah. Kita pulang saja, ya?" Pintanya.

"Ibu, pastikan ibu sembuh baru pulang" -Lisa.

"Ibu, bagaimana kalo kita pulang sekarang?" Kihoon

Plaakk!

Kepalanya kena pukul sama si abang. "Kau gila?! Ibu belum sembuh begitu, kau ingin ibu pulang?!"

"Tapi ibu tidak suka disini. Aku juga tidak suka ibu disini" bls si Hunter.

"Sudah, sudah. Kihoon, hanya dua hari. Ibu tidak apa-apa"

Si ibu tahu jika tidak di hentikan dua bocah ini bakalan ribut. Jd, si ibu kudu ngalah.

..




..
2 hari kemudian akhirnya Rae Na pulang. Kihoon senenglah. Keluarga kecil ini utuh lagi.

Hanya saja si ibu jadi harus hati-hati beraktivitas.

.
.
.
.
.
.
.

Udah ah bayanginnya. Mentok gue. Ini aja di akhir udah gue pksain.

Weh, Holiday 2 otw ya. Jd di nanti.

Bye bye bye...

😘😘

Penakuramine

Asal lo tau, tadi gue nendang botol minyak kayu putih. Tau gak apa yg terjadi? Jatoh di antara ibu2 sma bpk2 yg lg duduk. Byk org lg. Sial. Gue lgsg jd bhan perhtian. Hadeuhh gue d suruh minta maaf. Kan malu. Tiada tara malunya.

Love Me, Kiss Me Chapters 3 (Little Family)/ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang