Part 18

3.9K 462 46
                                    

Doooorrrr !!!
.
.
.
.
.

(Author Pov)

Mau tidak mau Rae Na menerima tawaran Jungkook untuk diantar sampai rumah. Sedikit paksaan dari Jungkook memang.

Berhubung Kiyoon terlelap di gendongan Jungkook. Rae Na pun mengambil alih Kiyoon karena sudah sampai di pagar rumah. Tapi, justru membuat sang anak terbangun. Lalu mereka masuk ke dalam.

Deg !

Seketika Rae Na dan Jungkook berhenti. Sosok yang mereka kenal sudah duduk di kursi teras dengan koran di tangan sebagai bacaan.

Mata Rae Na membulat sempurna. "Yoo-Yoongi ?!"

"Ayaaaahhh !!!" Kiyoon langsung merosot dari gendongan lalu berlari menuju ayahnya. Dengan senang hati Yoongi langsung menangkap putra kecilnya.

"Kakak !" sapa Jungkook ramah seraya membungkuk. Sementara Yoongi hanya menatap dingin pada kedua orang di depannya.

"Kakak, aku hanya mengantar istrimu. Jangan salah paham. Kalau begitu aku pulang. Permisi" pamit Jungkook kemudian.

Sepeninggalan Jungkook, Rae Na langsung mendekat pada suaminya. Mata Yoongi membuatnya merasa cemas.

"Sudah berapa kali kau ajak Kiyoon keluar ?!" Tanya Yoongi dingin.

Mendengar suaranya tentu dia tahu jika Yoongi marah. "Ini pertama kali" jawab Rae Na kelabakan.

"Bagaimana dengannya ? Sudah berapa kali kau pergi dengannya ?"

"A-apa ?! Si,,,apa ? Jungkook ? Ini juga pertama kali. Tidak bisakah kita masuk dulu ? Akan ku jelaskan di dalam"

Tidak ingin memperlihatkan hal buruk pada anaknya. Mereka membawa Kiyoon ke kamar dan membujuknya tidur.

Setelah tertidur, Rae Na langsung menyusul Yoongi ke ruang kerjanya. Seperti biasa, hanya kebisuan yang Yoongi tunjukkan. Padahal, kecupan singkat pun belum Yoongi berikan.

Apa Yoongi lupa ? Begitu pikir Rae Na yang juga membeku di depan pintu.

"Sampai kapan kau akan berdiri di situ ?" Yoongi yang duduk di kursi kebesarannya mulai bersuara.

Perlahan Rae Na mendekat. "Kau sudah makan ?" Tanya Rae Na hati-hati.

"Sangat kenyang"

"Kenapa tidak bilang jika mau pulang ?"

"Kau tidak suka ?"

"Bu-bukan begitu. Hanya saja-"

"Kau punya janji dengannya ? Pergilah selagi aku tidak melarangmu"

"Apa maksudmu ?" Rae Na mulai panas. "Yoongi, apa kau salah paham ? Tadi aku hanya menemaninya ke toko buku"

"Harus dengan Kiyoon ?"

"Karena ku pikir itu lebih baik dari pada meninggalkannya seharian di rumah"

"Apa harus sampai malam ?"

"Kelasku sampai sore. Kami juga ke perpustakaan kota"

"Lalu ?"

"Setelah itu aku pulang dan kau sudah di rumah. Kenapa kau tidak bilang jika mau pulang ? Setidaknya aku bisa menyiapkan makan malam"

"Aku mau tidur. Besok aku harus berangkat"

"Apa ?! Secepat ini ?! Kau marah ?"

"Aku lelah" Yoongi segera meninggalkan ruangan.

"Yoongi !" Rae Na segera mengejar suaminya.

.

Sungguh pagi yang menyebalkan bagi Rae Na. Dimana suaminya masih marah tanpa alasan yang jelas. Dan memang tidak menerima penjelasan dari istrinya.

"Kau sungguh sudah mau berangkat ?" Gerutu Rae Na mengantar suaminya di ambang pintu.

"Pekerjaanku sudah menanti" Suara dinginnya menandakan Yoongi masih marah.

"Apa tidak bisa di tunda ?"

"Ini adalah tanggung jawab"

"Apa semua pekerjaan adalah tanggung jawabmu ?!" Balas Rae Na sama dinginnya.

"Aku pergi" pamit Yoongi tanpa mempedulikan pertanyaan istrinya.

Diam, ya Rae Na hanya diam menatap kepergian suaminya. Kecupan ringan di keningnya pun tak dia dapatkan dari kemarin. Sementara Yoongi, dia terlihat tidak bersemangat seperti biasa.

.
.
.

TBC

Kok makin gaje ya ? Spoiller gak sih. Pasti gampang banget di tebak ?

Kok gue SEDIH ya, makin kesini. Berasa hancur gitu. Gue pengen mewek, sumpah mikir nih alur.

Yg masih setia makasih. Yg udah bosen gue minta maaf. Sampe jumpa di ff berikutnya.
Hiks hiks hiks

Lavyu oll..

Salam indah

💖💖💖💖

Penakuramine

Love Me, Kiss Me Chapters 3 (Little Family)/ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang