Hayoloh bosen bosen kalian. Part 51. Panjg bat dah ni epep.
Miankeun kalo nanti part ini mengecewakan.
+-
Sepasang orang tua ini terus mencari anaknya. Sang wanita yang memang mudah terguncang sama sekali tak bisa tenang. Sementara, sang suami sibuk mengendalikan mobilnya seraya menatap kiri-kanan.
"Kiyoon, kau di mana, sayang?"
"Tenanglah! Dia anak pintar, tidak-"
"Tidak bodoh sepertiku, begitu?!" Sang istri memekik meluapkan kekesalannya.
"Terserah kau saja" jawab sang suami, malas.
Tiga jam sudah mereka berputar mencari anak sulungnya. Membengkalaikan pekerjaan yang di embannya.
"Kita pulang saja. Jika dalam waktu 24 jam belum ketemu, kita lapor polisi"
"Bagaimana mungkin kita pulang? Sementara, kita tidak tahu Kiyoon baik-baik saja atau tidak"
"Berhenti berpikiran buruk. Kau masih punya satu anak lagi yang harus kau urus" saran sang suami.
--
Anak yang akan menginjak usia tiga tahun itu berada di gendongan sang nenek. Suhu tubuhnya meningkat di banding pagi tadi.
"Kakak belum pulang?" Gumamnya pelan.
"Sebentar lagi pasti pulang. Kihoon bermain dengan nenek dulu, ya?"
"Ibuuu! Hiks!" Anak bungsu dari Min Yoongi itu mulai menangis.
"Kihoon minum obat, ya?"
"Tidak mau! Kihoon mau ibu"
..
Setelah mendapat bujukan dari sang suami. Akhirnya, Rae Na memilih pulang. Lagi pula Kihoon pasti sudah menanti. Meski begitu, Rae Na tak henti-hentinya mengedarkan pandangan keluar jendela. Berharap sang anak ada di sekitar sana.
Hatinya berteriak memanggil sang anak. Meski mulutnya diam karena takut kena marah sang suami.
"Berhenti!"
Ssrrtt!
Rae Na berhasil mengendalikan mobil yang dikendalikan suaminya.
"Ada apa?" Yoongi bertanya dengan malas.
"I-itu!" Rae Na menunjuk sesuatu di seberang sana. "Bukankah itu Kiyoon?"
Yoongi mengikuti arah mata istrinya. "Mungkin itu anak dan ayahnya" jawab Yoongi datar.
"Tidak mungkin. Itu Kiyoon. Aku hafal sekali. Itu Kiyoon. Bagaimana mungkin kau tidak mengenal anakmu sendiri?" Jengah Rae Na. "Ayo, turun! Ayo kesana. Hampiri mereka"
Rae Na bergegas turun lebih dulu. Berlari kecil menyebrang jalan. Yoongi menyusul di belakang.
Rae Na yang terburu-buru hampir tertabrak mobil. Beruntung, sang pengemudi berhasil berhenti. Rae Na pun selamat dan segera membungkuk minta maaf telah menyeberang sembarangan.
Dia kembali melangkah. Namun, orang yang berada di kedai es krim itu sudah tidak ada.
"Mana?" Tanya Yoongi.
"Di sini. Tadi di sini"
Rae Na yang tidak melihat siapa-siapa lagi berinisiatif tanya pada penjual es krim.
"Kesana!" Lapor Rae Na pada Yoongi.
Mereka segera mengejar dua orang yang di maksud. "Ayo!" Sesekali matanya mengedar ke seluruh penjuru di tengah larinya.
Bukan tidak peduli. Tapi, Yoongi merasa tidak perlu sepanik itu. Itu hanya sia-sia.
"Kiyoon!" Rae Na menarik tangan anak kecil yang di gandeng oleh seorang pria muda.
Anak itu berbalik.
"Ibu?"
Benar itu Kiyoon. Anak sulungnya. Dia tersenyum cerah seolah tak terjadi apa-apa.
Mendengar itu, Yoongi segera menghampiri istrinya.
"Dasar, anak nakal! Kenapa membuat itu khawatir?!" Marah sang ibu dengan mata nanarnya. Di pukulnya pantat sang anak.
"Ibu? Hiks"
Yoongi menatap pria di depannya. Namun, hanya bergeming di tempatnya.
Rae Na berdiri. "Mau kau-"
Ucapannya terpotong. Dia merasa pernah melihat pria itu. "Kau? Kau teman Jungkook, kan?" Rae Na terkejut.
"Ibu, paman ini mengajakku jalan-jalan tadi" ucap Kiyoon dengan santainya. "Paman juga membelikanku es krim"
"Mau kau apakan anakku?" Bukan berterima kasih, Rae Na justru makin kesal dan menatap tajam pria di depannya.
"Jadi, dia anakmu? Tunggu! Jangan salah paham. Aku tidak melakukan apapun. Aku hanya merasa kasian padanya. Dia sendirian di sekolah. Teman-temannya sudah di jemput orang tua mereka"
"Ibu jangan marahi paman ini. Ini salah Kiyoon. Paman orang baik kok. Tadi, paman ingin mengantar Kiyoon pulang"
"Benar. Apa yang di katakan anakmu benar. Aku tidak bermaksud jahat. Sungguh!"
"Terserah. Bagiku kau tetap salah"
"Sudahlah! Sebaiknya kita pulang" Yoongi menengahi.
"Kiyoon! Ayo pulang!" Rae Na menarik tangan anaknya kasar. Sang anak hanya menunduk menahan tangis.
Kini, tinggal dua pria ini. "Maafkan istriku. Dia sangat emosional. Terima kasih atas niat baikmu. Tapi, lain kali sebaiknya jangan lakukan ini. Hal semacam ini hanya akan menimbulkan salah paham"
"Aku tahu. Maafkan aku, Guru Min"
Yoongi tertegun. Bagaimana bisa dia tahu dirinya seorang guru.
Pria itu membungkukkan badannya. "Aku-"
TT
Telott!
Hayoo siapa?
Tebak eak!
Yang gak tahu kebangetan.
Dan adakah hubungannya dengan muncul tokoh satu ini?
Wkwkwk... Lets check next part.
Oh ya. Ini kan udah 75 bagian. Sekedar informasi, max 100 bagian abis ya. Nanti + segmen bayangkan 1. Jd setelah 100 bagian
Ato sekitar 75 part udah ya. Tggal 25 bagian lg ya shay. Kecuali ada segmen yg di unpub.Lavyu
Ryeozka
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Kiss Me Chapters 3 (Little Family)/END
Fanfiction"Detak waktu kian berlalu. Musim telah berganti musim. Dingin telah menjadi hangat. Malam telah menyambut pagi, pagi merenggut siang, siang berangsur senja, senja berganti malam. Begitulah setiap hari. Hari-hari yang kami lalui." ...