Part 24 (The Last Part)

3.9K 402 60
                                    


Hop yu enjoe wit de las part, gaes. Ini agak panjang jd harap sabar. Karena ini part terakhir.

.
.
.

Aku masih menahan kekesalan pada Jungkook. Pasalnya, dia memaksa mengantar sampai rumah. Belum lagi, dia memperlambat jalannya. Apa dia sengaja ? Pikirku.

Aku masuk ke dalam pagar. "Jungkook, pulanglah. Terima kasih"

Aku yang menahan kesal segera melangkahkan kaki. "Kakak, aku ingin mengatakan sesuatu"

"Apa lagi, Jungkook ? Dari tadi kau mengatakan itu. Tapi, tidak mengatakannya" tanyaku malas penuh kekesalan.

"Setelah mengatakannya ku harap kakak tidak marah"

"Baiklah. katakan ! Kiyoon dan Yoongi sudah menungguku lama di dalam" ucapku dingin.

"Kakak-"

Aku semakin gelisah. Jungkook menjeda ucapannya. Terlalu basa-basi menurutku.

"Kakak, cerailah dengan suamimu"

Deg !

Seperti ada petir menyambar hatiku ? Apa yang telah membentur kepala Jungkook hari ini ? Aku tidak habis pikir dengannya.

"A-a-apa maksudmu ?" Mataku menatap tajam padanya.

"Rae Na, aku mencintaimu. Aku ingin kau menjadi istriku. Cerailah dengan suamimu dan menikahlah denganku. Aku akan memberikan kebahagiaan untukmu. Aku akan menerima Kiyoon sebagai anakku"

Aku benar-benar tersentak dengan pengakuannya. Ku tarik napas panjang untuk tidak marah padanya. "Jungkook, banyak gadis lain yang lebih baik di luar sana. Lebih cantik, lebih hebat, lebih pandai, lebih pengertian dan tentunya lebih mencintaimu. Percayalah. Kau bisa mendapatkan yang lebih dariku"

"Apa kakak menolakku untuk yang kedua kali ?"

Dua kali ? Aku bingung sendiri.

"Tidakkah kakak ingat di perpustakaan beberapa hari lalu ? Kakak, apa yang kakak harapkan dari pria dingin sepertinya ? Aku akan menyayangimu, memberi kehangatan untukmu lebih darinya"

"Jungkook, sadarlah ! Untuk apa kau mengejar wanita yang telah bersuami ? Jungkook kau masih muda. Kau tampan, pintar, punya segalanya. Untuk apa kau mencari orang sepertiku ? Jungkook, carilah gadis yang lebih baik dariku. Aku yakin kau bisa. Dunia tidak sempit, Jungkook. Kau bisa keliling dunia. Di bandingkan kau harus seperti ini, lebih baik kau belajar yang rajin. Carilah tujuan hidupmu dan bahagialah dengan jalanmu"

"Kakak, apa kau begitu menyayangi suamimu ?"

"Dia adalah hidupku. Dia lebih dari sekedar diriku sendiri. Andai ada orang menentang kami. Bahkan aku tetap akan bersamanya. Aku mencintainya, sangat" air mataku mulai menggenang.

"Apa sudah tidak ada tempat sedikit saja untukku di hatimu, Rae Na ?"

"Jungkook, bagiku kau adalah teman juga adikku. Ini salah, Jungkook. Ini tidak benar jika kau seperti ini"

"Kakak~~"

Ku pegang pundaknya. "Jauh sebelum aku mengenalmu, aku sudah mengenal Yoongi. Aku tahu dia orang seperti apa. Sekalipun dia dingin. Bahkan lebih dingin dari es di kutub utara. Tapi, dia mencintaiku dengan tulus. Dia selalu mengalah padaku. Dia adalah ayah dari anakku. Jadi, sekeras apapun kau memintaku, maaf Jungkook aku tidak bisa. Jadilah Jungkook seperti biasanya. Kau akan menemukan yang lebih hebat dariku. Aku menyayangimu, sebagai seorang  adik"  aku hampir menangis di tempat. Semua yang telah Yoongi lakukan padaku terlintas jelas di otakku.

Aku kembali menenangkan pikiranku dengan menarik napas panjang. "Jungkook, sekarang pulanglah. Berjanjilah kau akan melupakan kejadian hari ini. Hati-hati di jalan"

Ku sudahi kuliahku. Aku segera memutar tubuhku.

Degh !

Yoongi, dia berdiri beberapa meter dariku.

Segera aku berhambur memeluknya. Air mataku mengalir deras. Yoongi membalas pelukanku. Aku menangis sejadi-jadinya.

"Yoongi, maafkan aku. Aku akan ceritakan semuanya. Maafkan aku. Maaf, maaf. Aku mencintaimu. Aku merindukanmu"

"-"

"Yoongi, maafkan aku. Maaf"

"Aku percaya padamu"

Aku masih terus sesegukan.

"Aku mendengar semuanya. Jadi, aku percaya padamu"

Yoongi, selalu membuatku terharu. Bagaimana mungkin aku tidak mencintainya ? Bagaimana mungkin aku melepaskannya demi orang lain ? Aku tidak akan pernah melakukan itu. Tidak akan.

Tiba-tiba Kiyoon muncul. Segera kulepas pelukanku, mengusap air mataku dan menarik Kiyoon dalam gendonganku. "Kiyoon, maafkan ibu, ya"

"Ayah, ibu menangis ?"

"Tidak sayang, ibu tidak menangis. Ayo masuk" sahutku cepat.

Kami segera meninggalkan halaman. Sambil bercanda ringan dan terkesan kaku. Tapi, cukup membuat kami bahagia. Dan kami akan selalu bahagia selama kami bersama.

Love me, Kiss me.

.
.
.
.
.
.
.

END

Yeaaahh,,, akhirnya end juga.

Makasih yg udah setia dan sayang sm ff ini. Sejujurnya gue sedih hrus nge-end ini. Tp, kalo smkin pjg gue yakin kalian makin males baca. Sekalipun nge-vote blm tntu jg baca. Ya kan ?

Oh ya, buat yg masih sayang. Jgn di hps dulu dr reading list / perpustakaan pribadi kalian. Masih ada beberapa kejutan lagi. Bai bai... ✋✋

Lavyu oll... Gue byk cuapnya entar aja ada Segmen sendiri

Love Me, Kiss Me Chapters 3 (Little Family)/ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang