Part 28

3K 315 52
                                    

Bek tu mai kreji buk. Udah 51 bagian. Astogeh! Gila! Striping SCTV gue.









°°

Drrtt

Drrtt

Getar ponsel di nakas sebelahku ini benar-benar mengganggu kami. Terpaksa aku pun mengangkatnya.

"Siapa? Suran lagi?" Rae Na yang sudah siap menjemput mimpinya harus terbangun dan kembali duduk di sebelahku.

"..."

"Aku tidak tahu" jawabku lalu mematikan panggilan itu.

"Apa?" Kulihat sorot matanya. Dia tampak tidak suka.

Kenapa?

Setelah kejadian tempo hari, Suran sering menghubungiku. Dengan alasan pekerjaan. Jujur, aku tidak enak pada istriku. Aku tahu yang dia takutkan.

Bahkan setelah ku jelaskan dia masih berubah padaku. Dia marah, mungkin. Sampai lebih diam di banding hari-hari biasanya.

"Tanya pekerjaan. Tapi, aku tidak tahu. Aku sudah tidak bekerja di sana lagi, kan?"

Dia menunduk seraya menyapu lembut kandungannya. "Kau yakin? Sungguh?"

Tanganku pun terulur melakukan hal yang sama. "Jangan khawatir" ku kecup pucuk kepalanya. Sekedar memberi ketenangan padanya. "Tidurlah! Jangan berpikiran buruk. Tidak baik untuknya. Sebentar lagi dia akan hadir"

Dia kembali membaringkan tubuhnya. Begitupun aku.

Suran.

Kalian pasti bertanya siapa Suran itu.

Benar. Suran adalah wanita yang berpapasan dengan kami di pertunangan Jungkook dan Wendy.

Aku sempat bertemu dengannya saat tugas di Macau sebelum memutuskan berhenti dari kantor ayahku waktu itu. Dia adalah manager perencanaan di sana.

Aku sudah menceritakan itu padanya. Tapi ada hal lain yang mungkin membuat Rae Na jadi gelisah.

Suran, dia adalah gadis yang dulu dekat denganku sebelum ada Ah soon di antara kita saat kuliah. Lebih tepatnya, kami saling mengenal ketika masih SMA.

Dulu dia sempat menyatakan cinta padaku. Tapi, aku menolaknya. Akhirnya, dia memutuskan pindah ke Macau dan kuliah di sana. Bersamaan dengan itu, aku tahu jika Rae Na juga menyukaiku. Tapi, saat itu kami benar-benar belum saling kenal.








°°

Kuturuni tangga untuk sarapan. Sementara istriku sibuk menyiapkan makanan. Kulihat Kiyoon sudah bermain di tempat biasanya. "Ayo makan, sayang!" Ku ambil dia ke dekapanku.

Akkh!

Rae Na merintih tiba-tiba seraya memegangi perutnya.

"Ada apa?" Tanyaku panik setelah mendengar rintihannya.

"Tidak apa-apa"

"Perutmu sakit?" Kuturunkan Kiyoon dari gendonganku dan mendekatinya.

"Ibuuu!" Kiyoon memeluk kaki ibunya.

"Ibu tidak apa-apa, sayang. Kiyoon jangan khawatir. Sekarang Kiyoon duduk. Kita makan, hem?"

"Sungguh? kau tidak apa-apa?" Tanyaku memastikan dan membelai kepalanya. Sementara dia hanya tersenyum tipis seraya menggeleng pelan.

Sedikit sakit melihatnya seperti ini. Maafkan aku. Aku takut, jika sampai menyakitinya.

Ting Tong!

"Ada tamu? Kau saja yang buka pintu. Siapa tahu itu ibu" suruhnya.

Siapa yang bertamu pagi-pagi begini? Ibu? Untuk apa ibu datang sepagi ini?

Kreekkk!



















Suran?

Aku mematung beberapa detik melihat siapa yang datang.

"Untuk apa kau kesini?"

Apa lagi yang akan terjadi? Bodohnya, dia tersenyum senang melihatku.

Mampuslah kau Min Yoongi. Di datangi masa lalu. Masih mending kalo Rae Na kea kemaren2 bakalan ngomel, cerewet. Krn itu emang khasnya dia. Tp sekarang? Lo cm di diemin. Siap2 aja di cuekin sampe sakit hati.(bacotan penulis)

"Ini! Aku bawa sarapan. Ayo makan bersama" ajaknya percaya diri sambil mengangkat bawaannya.

"Istriku sudah masak banyak"

"Si-"

Aku langsung menoleh mendengar suaranya. Ekspresinya langsung meredup.

"Kenapa tidak di ajak masuk? Kalian ingin berdiri di situ saja?"

Aku tahu, sangat tahu Rae Na sangat terpaksa mengajaknya.

"Ayo, sarapan! Kau pasti belum sarapan, kan?" Ajaknya setiba di ruang makan.
Ekspresinya sangat datar. Sungguh ini menggangguku.

"Aku juga bawa makanan. Ayo makan makananku"

Lagi-lagi dia hanya menanggapi dengan tersenyum. Senyuman yang sangat tipis dan terkesan di paksakan.





----

Apa yang akan terjadi?

Saya pun pusing.

Makasih loh ya yang masih stay.

Love Me, Kiss Me Chapters 3 (Little Family)/ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang