Sabar, shay yg menanti konflik. Oh ya. Kalo banyak typo dan sejenisnya maklumin azza. oke?
''
"Kiyoon, Kihoon! Sini, sayang!"
Harap-harap cemas aku memanggil mereka. Aku sedikit melirik Yoongi yang duduk di sampingku. Matanya juga menatap mataku.
Dua pangeran kami segera mendekatiku. Ku rangkul kedua pundak mereka. "Ibu ingin mengatakan sesuatu pada kalian. Tapi, kalian harus janji. Tidak boleh sedih. mengerti?"
Lagi, ku lirik suamiku. Ku hela napasku seiring senyum yang ku kembangkan.
"Ada apa, bu?" Kiyoon ternyata sangat menanti apa yang akan ku katakan.
"Lusa, ayah akan pergi jauh-"
"Ayah? Pergi?" Sahut Kihoon cepat.
"Ada pekerjaan di luar negeri, sayang" dengan halus aku mengatakannya.
"Ayah ke luar negeri?" Kiyoon menyela.
"Eem. Agak lama. Jadi, Kiyoon dan Kihoon di rumah bersama ibu, ya?"
"Kenapa ayah harus pergi? hiks" Kiyoon-ku, air matanya langsung menggenang di kedua matanya.
"Ini-"
"Ayah!" Belum selesai aku bicara. Kihoon berhambur naik kepangkuan ayahnya. Memeluk erat dengan kedua tangan yang mengalung di pundaknya.
"Ayah jangan pergi!" Kini Kiyoon ikut menyusul. Kini keduanya menangis di dekapan ayahnya.
"Hanya sebentar. Ayah akan cepat pulang" Yoongi berusaha menenangkan kedua anaknya.
"Ibu bilang agak lama?" Kiyoon berucap di tengah isakannya.
Aku dan Yoongi saling menatap. Aku juga bingung harus bagaimana. Semalam ini, kupastikan mereka tidak ada melepas ayahnya. Bahkan mungkin sampai Yoongi akan berangkat.
"Pokoknya, Kiyoon mau tidur dengan ayah"
"Kihoon juga"
"Lalu ibu?" Tanyaku mencoba mencairkan suasana.
"Ibu tidur di kamar Kiyoon. Aku dan Kihoon tidur di kamar ibu bersama ayah"
"Wah! Kalian tega meninggalkan ibu tidur sendiri?"
"Pokoknya, Kiyoon dengan ayah. Ayah tidak boleh pergi!" Rupanya Kiyoon semakin mengeratkan pelukannya. Seolah tak ingin ayahnya penjauh sedikitpun.
"Kihoon ikut ayah. Kihoon mau dengan ayah"
Astaga!
Bagaimana ini?
--
Aku tidak tahu harus bagaimana mengatasi mereka pagi tadi. Kiyoon dan Kihoon terus mengikuti ayahnya. Mulai dari mandi hingga berpakaian. Aku hanya bisa menghela napas pasrah kala itu.
Sekarang, di kantor pun aku masih terus memikirkan mereka. Besok pasti mereka akan histeris melihat ayahnya pergi. Tadi saja Kiyoon tidak mau turun dari mobil, ingin ikut ayahnya.
"Astaga!"
Bekal Kiyoon?
Aku lupa belum memasukkannya ke dalam tas. Dia pasti lapar sekarang. Aku harus cari makanan terdekat untuk Kiyoon sekarang.
Aku berlari meninggalkan kantor. Mencari taksi yang mungkin bisa mengantarku. Padahal, 45 menit lagi ada rapat bulanan. Ku harap waktuku cukup.
"Bisa lebih cepat, pak?" Aku mulai panik. Pasalnya, 10 menit lagi jam istirahat Kiyoon tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Kiss Me Chapters 3 (Little Family)/END
Fanfiction"Detak waktu kian berlalu. Musim telah berganti musim. Dingin telah menjadi hangat. Malam telah menyambut pagi, pagi merenggut siang, siang berangsur senja, senja berganti malam. Begitulah setiap hari. Hari-hari yang kami lalui." ...