Bayangkan 6

2.2K 202 11
                                    

Yeaaahhh akhirnya 10k juga. Berbulan-bulan gue tungguin.

Hepi 10k.

Makasih loh gaes yg sempet mampir.
Untung td siang ngetik selesai. Jd bisa up sbg perayaan 😀😀😀








Cus aja lah.

...

Kihoon ngelamun gaes. Coba kita tilik sebentar.

Komputer nyala, mata fokus ke depan. Tapi, tangan diem. Ada apakah gerangan?

"Orang bilang, keluarga kami keluarga manis. Orang bilang, keluarga kami keluarga harmonis. Keluarga bahagia dengan segala apa yang ada.

Tapi, apa itu benar?

Jika di lihat, itu mungkin saja. Aku, Min Kihoon. Punya ayah hebat dengar seribu kecerdasan. Punya ibu penyayang yang selalu ceria dan bersemangat. Punya kakak hebat layaknya ayah dan kekasih yang cantik. Aku, akupun tidak kalah dengan mereka. Segala dari mereka ada pada diriku.

Apa kami terlalu sempurna?"

Pikiran anak IQ di atas rata-rata emang beda ya gaes?

Gak kaya authornya.

"Kihoon! Ayo makan!"

Itu suara mah Rae Na dari dapur.  Sekali hembusan napas Kihoon langsung ninggalin kamar.

"Ibu!" Kihoon nyium pipi emaknya yg lagi nata makanan di meja. "Ayah, sama kakak mana?"

"Di ruang kerja"

Kihoon cus ke ruang kerja. Ayah mah biasa di depan laptop sambil ngedesain, mungkin. Lah si kakak, tiduran di sofa baca komik. Apaan coba? Katanya anak pinter, bacanya komik.

"Ayah, kakak. Ibu sudah siapkan makan malam"

Si bungsu kembali ke ruang makan.

--

Qtime gaes sekali-kali kan ya. Canda2 gaje gitu.

Walaupun si ayah cuma senyum gak sampe terbahak2 gak kaya tiga makhluk di sampingnya.

"Mau liburan?"

Semua langsung noleh ke ayah.

"Liburan? Lagi?" Kihoon sih langsung antusias kalo masalah liburan.

"Ajak Lisa, boleh?" Udah jelas ini si sulung.

"Hei! Ini liburan keluarga. Bukan liburan bulan madu" langsung kena semprot si adek, kan?

"Lalu kenapa?"

"Pokoknya, aku tidak setuju kalau kak Lisa ikut. Aku ingin menghabiskan waktu penuh dengan keluarga. Tanpa orang ketiga"

"Jangan begitu, Kihoon. Kak Lisa juga akan jadi bagian dari keluarga kita"

"A.ku ti.dak se.tu.ju. Jika dia ikut, aku tidak akan ikut"

Kihoon langsung berdiri terus ke kamar.

"Kiyoon, mengalah saja pada adikmu"

"Kenapa aku harus selalu mengalah padanya?"

"Turuti saja. Carilah hari libur lain dengan Lisa. Ayah akan memberimu uang"

Kiyoon langsung pasrah.

Iyalah pasrah aja udah. Punya bapak cem gitu kurang apa coba?

Authornya di nikahin sama bpkmu juga masih mau.

Bwahkk.

___

Tadi di ruang keluarga. Sekarang di kamar besar tuan dan nyonya Min.

"Kau yakin ingin mangajak kami liburan?"

"Kau tidak mau?"

Ya ampun. Udah tua, masih aja nge-Swag.

"Bukan begitu. Tapi, apa kau tidak sibuk. Apa tidak menggangu pekerjaanmu?"

"Jika itu mengganggu, aku tidak akan mengajak kalian"

"Kenapa dulu kita tidak pernah berlibur?"

"Kapan?"

"Dulu saat kita belum menikah"

"Lalu kau anggap apa liburan kita ke Jeju waktu itu?"

"Itu kan juga karena aku yang ajak"

"Ajak? Kau itu bukan mengajak. Tapi, merajuk"

Si suami langsung narik selimut. Mau liburan duluan katanya. Ke Dream Island.

A.k.a pulau mimpi. A.k.a tidur.

Si istri cuma buang nafas males. Suaminya selalu seperti itu. Gak berubah dr dulu.

--

Si emak yg di tggal tidur suami malah ke kamar Kihoon.

Anak bungsunya yang tampan rupawan tak terkalahkan idola semua anak perawan pinter gak ketulungan ternyata udah tenggelam di balik selimut.

Si emak dengan penuh kasih sayang ngelus kepala anaknya.

"Hei! Anak ibu yang tampan. Jangan suka marah dengan kakakmu. Suatu saat hanya dia yang bisa kau mintai bantuan. Berbaik-baiklah kalian" Rae Na mengulas senyum.

"Ibu bahagia, sangat bahagia. Kalian menuruni ayah kalian, tampan, hebat, cerdas. Ibu tidak bisa membayangkan jika kalian seperti ibu. Bodoh, ceroboh, dan tidak cantik ini. Beruntung, ayah kalian mencintai orang seperti ibu ini"

Lagi2 si ibu ngambil jeda.

"Tidur yang nyenyak. Ibu sayang kalian" ibu langsung berdiri. "Oh, ya. Kihoon, kakakmu tidak akan mengajak kak Lisa. Jadi jangan marah lagi"

Rae Na mau melangkah.

"Ibu!" Kihoon udah duduk. Si ibu noleh.

"Ibu membangunkanmu?"

"Kihoon sayang ibu" kata Kihoon sambil meluk pinggang si ibu.

Ibu senyum.

Murah senyum amat si emak. Gak kaya authornya yang suka senyum terpaksa.

"Ibu juga sayang Kihoon. Kakakmu tidak jadi ajak kak Lisa. Jadi, besok kau harus minta maaf"

Ibu langsung nidurin(?) Bungsunya. Terus di selimuti. "Selamat tidur"

Si ibu beneran keluar sekarang. Si Kihoon malah sibuk mandang langit2 kamar.

"Bagaimana? Apa kami sudah tampak jadi keluarga harmonis? Sedikit pertengkaran ku rasa tidak masalah. Akan membosankan jika tidak ada hal seperti itu, kan?

Ada rasa bersalah sebenarnya. Karena kakak harus mengalah padaku. Tapi,,,,,

Aku kan adiknya. Hehe.

Lagi pula ibu juga akan membelaku. Karena kakak juga akan dapat pembelaan dari ayah.

Meski begitu. Kami tetap saling menyayangi. Tidak ada rasa iri sedikitpun di antara kami.

Lagi pula kalau harus iri, kakaklah yang harus iri padaku. Hehe.

Aku lebih segalanya dari dia. Kkk. Walaupun tetap tidak bisa menandingi ayah. Ayah lebih segalanya dari kami.

Dan aku ingin seperti ayah yang bisa mendapat pasangan hidup seperti ibu.

This is my family. I love my family"

Batin Kihoon yang tak terduga. Jd, seperti inikah Kihoon sebenarnya?

Hehehe...

••••••••••

Udah ah bayanginnya segitu dulu. Mentok aing.

Asal yu yu tau. Sebenernya, segmen bayangkan itu rencananya cuma 3 aja. Eh gak nyangka udah jd 6. Plin plan emang.

Ini gak pke edit jd kalo typo ato ada salah maklum kan saja.

Love Me, Kiss Me Chapters 3 (Little Family)/ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang