Pernahkah satu waktu dalam hidupmu, kau bertemu dengan orang baik. Kemudian jatuh cinta kepadanya? Tapi takdir hanya mengantarkanmu pada perasaan itu, tidak pernah lebih jauh lagi.
🍁
Salju tebal menutupi sebagian besar jalanan desa Ghongchang. Sekop demi sekop itu bergerak, dengan pasti mengikis salju tebal tadi dan menampakkan aspal. Sedikit berpeluh di tengah udara dingin, ia menyeka dengan cepat wajah yang tertutupi topi bercorak belang-belang.
"Kalian bisa istirahat, makanan datang!"
Sang komandan regu berteriak dari seberang jalan, lalu ia tersenyum ketika salah satu teman menepuk punggungnya, "Aku menyusul." Balasnya kemudian. Uap hangat karena udara dingin tampak keluar dari dadanya yang terpompa. Ia menggoyangkan sekop di tangannya, lalu mengumpulkannya bersama perkakas yang lain.
"Kook!"
Jungkook menoleh lalu melambaikan tangan, segera berjalan menuju kerumunan. Tampak para kadet duduk di atas trotoar, sebagian beruntung duduk pada beberapa kursi yang disediakan warga.
"Apa itu?" Tanyanya pada Hoseok yang sibuk menguyah kimbap hangat, keduanya mengarah pada Taehyung yang mendadak digoda habis-habisan oleh kawan-kawan mereka.
"Oh itu, Taehyung memperlihatkan foto kekasihnya."
"Foto? Untuk apa?"
Hoseok menelan kimbap dalam tiga kali kunyah karena efek sangat kelaparan, menenggak air hangat sebelum ia menjawab pertanyaan Jungkook. "Eum, mereka akan menikah setelah ia selesai dari wajib militer."
Menikah. Jungkook tersenyum kecil sembari melempar tatapannya pada Taehyung. "Apa sudah menentukan hari?"
"Sepertinya iya."
"Aku akan melamarnya sekembaliku dari Dubai, Kook." Jungkook meletakkan buku yang berada dalam genggaman, mengamati raut bahagia Wonwoo yang tengah menatap awan lepas dari balik jendela kamarnya.
"Melamar Yerim?"
"Yap, sudah saatnya kan?"
"Hei, jangan melamun!" Tepukan Hae Jin membuat Jungkook lagi-lagi menelan kisah pahit yang ia ingat tentang kakaknya, kecelakaan pesawat yang menjemput Wonwoo kembali pada sang Khalik. Lalu kisahnya tidak terselesaikan mengingat sang ibu memilih untuk mengambil sang calon kakak ipar menjadi bagian dari Keluarga Jeon. Sebagai anak perempuan, bukan menantu di dalam keluarga mereka.
--------
Hari-harinya bergulir begitu saja, Yerim menikmati pekerjaannya sebagai terapis. Menghadapi pasien silih berganti dengan berbagai diagnosa. Pagi ini ia menyiapkan peralatan setelah seorang pasien perempuan tua kembali mendatanginya pasca stroke ringan yang dideritanya.
"Selamat pagi, Rim." Sapa dokter Minhan.
"Selamat pagi, dokter." Yerim tersenyum lembut, baju kerja berwarna hijau telah menempel, perkakas medis telah siap digunakan sembari menunggu petugas jaga mulai memanggil para pasien. Ia bergegas menemui Nyonya Han Jihyo yang datang menggunakan kursi roda. Dengan sigap mengulurkan tangan, membantu putra Nyonya Han untuk memindahkannya pada kasur pemeriksaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Them - A Short Stories
Fanfiction[Tamat] Ini adalah kumpulan kisah tentang mereka yang mencinta. - Them | Mereka -