De JaVu?

1.7K 110 7
                                    

17+

***

Aku berharap mampu bertemu denganmu (y/n).

Kita memiliki gelang yang sama.

Dan tanda yang sama.

Aku akan menikahimu suatu saat nanti.

Bruakk!!!

"Apa-apaan kau ini (y/n)?!?" Teriak eomma dari samping tempat tidurku.

"E..eomma!? M..mianhae!" Bantuku yang langsung berdiri menolong eomma yang baru saja kuinjak tubuhnya dengan tubuh beratku ini.

"Kau ini baru sembuh, kenapa bangunnya seperti kerbau begitu?! Kau ini perempuan!"

"M..mian eomma! Aku sendiri tidak sadar pada saat menjatuhi eomma tadi!" kataku meminta maaf.

"Kau sudah tidak sekolah selama lima hari, apa kau mau mengambil absen lagi?" tanya Eomma sambil berdiri.

"L..lima hari? selama itu?! Berarti sekarang aku harus sekolah, Eomma." Kataku yang langsung berlari kekamar mandi setelah memberdirikan eomma.

Tapi disaat sebelum pintu kamar mandiku tertutup, aku menyadari sesuatu.

"Eomma!" Panggilku.

"Wae??" jawab eomma dari ruang makan.

"Apa aku memiliki seseorang yang akan melamarku nanti? M..mungkin bukan sekarang, tapi nanti~" tanyaku.

"Apa-apaan kau ini (y/n)? Cepat mandi! Jam sudah menapakkan dirinya hampir mengenai gol sekolahmu."

"Apa?! Sh*t."

Aku berlari kesekolah.

"Sial! Lima hari kemarin aku melewati apa saja disekolah?!? Pasti banyak kicauan tai di sekolah! HEIHS!!"

Belokan kekiri dan "sampai--"

BRUKK!

"ukh?!"

"Ah?! m..maafkan aku!"

Aku melihat seorang wanita yang memakai baju sama sepertiku.

"dia berada disekolahan yang sama sepertiku."

Aku melihatnya menolongku berdiri. Aku yang menabraknya, aku yang terjatuh.

"memang payah aku ini."

"Oh?! Kau berada di sekolahan yang sama denganku!"

Setelah aku berdiri, aku mengangguk.

Aku melihat jam juga sudah hampir sedikit lagi berada di angka 8. Aku langsung saja menariknya.

Setelah sampai di sekolah.

"Hosh! hosh! hosh!" nafas kami berdua kelelahan.

"Hampir saja kita terlambat! Mataku hampir copot karena kelelahan!" teriakku langsung duduk di kursi dekat gerbang.

"ahaha,tapi terima kasih, kalau bukan kau mungkin aku sudah tersesat." katanya tersenyum padaku.

Aku menolehkan wajahku padanya.

"Banyak orang, kenapa kau tidak tanya pada mereka? atau mungkin gogling?"

"Tadi jalanan sepi, bahkan satu orang pun tidak ada. Tapi, apa itu gogling?" tanyanya.

"Kau anak pindahan ya?" tanyaku.

Dia mengangguk.

"Rumahku bukan di kota, melainkan di desa yang bahkan lampu pun jarang ada."

BTS ImaginesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang