game

910 95 4
                                    

(Y/n) POV

"Jam suit!!" Teriak Jungkook.

Dan benar saja, yang menang adalah dia. Tentu saja mungkin bukan aku yang merasa canggung sekarang ini. Melainkan..

Flashback

"Jam suit!"

"Yess!!! Selamat buat seminggunya! Semoga bahagia." Ujar Taehyung menggenggam tanganku bahagia.

Aku melepasnya kemudian memukulnya. "Ya! Tidak bisa seperti ini. Seharusnya salah satu dari kalian yang kena, bukan aku!" Ujarku kesal.

Kutatap Yoongi yang bahkan tidak mau berekspresi ataupun berbicara apapun setelah kekalahannya. Kemudian wajahku kembali pada mereka. Hoseok dan Jimin menatapku senang disana, begitu pula dengan Taehyung, Jungkook, dan Jin.

"..kenapa senjata makan tuan begini?!?!" Batinku berteriak.

Kemudian suara Yoongi keluar. Ia menepuk pundak ku pelan dan membuatku menatapnya. "Nanti kutunggu kau sepulang sekolah di gerbang."

Aku mengangguk. Begitu Yoongi keluar dari kelas. Taehyung terceguk karena ketahuan menahan tawanya. Jungkook menunduk juga karena menahan tawanya, sedangkan Hoseok dan Jin sudah tertawa senang disana.

"Aish!"

"Bagaimana tuan putri? Sudah berhasil membuat jebakan untuk Jungkook dan Yoongi?" Tanya Namjoon juga terlihat menahan tawanya.

"Haish! Kembalilah ke kelas sana." Ujarku.

Mereka semua berbeda kelas denganku, kecuali Jungkook dan Taehyung.

Bel berbunyi. Jungkook dan Taehyung segera berdiri untuk lari lebih dulu. Belum selesai mengepak semuanya, aku pun ditinggal hanya dengan kata-kata penyemangat.

"Sukses!!"

Dan begitulah. Bel sekolah terakhir sudah berbunyi. Aku berjalan gugup kearah gerbang. Dimana gerbang itu ada disana di depanku. Kaki dan tanganku gemetar begitu melihatnya sudah berdiri menungguku disana.

Flashback off

Yoongi bahkan tidak menatapku ketika aku mengajaknya berbicara. Hal ini semakin dibuatnya canggung jika ia terus melakukan hal ini padaku. Mungkin aku tidak membencinya, aku hanya tidak suka sifatnya yang terlalu pendiam dan juga cuek kepada perempuan manapun.. entah aku juga termasuk diantaranya atau tidak, yang pasti menjadi temannya adalah suatu keberuntungan untuknya, ia orang yang sangat pendiam sehingga sangat sulit untuk membuatnya mampu beradaptasi dengan orang-orang baru. Beruntung aku mampu bertemu dengan mereka. Mereka adalah teman terbaik. Tapi aku juga baru mengetahui sifat Yoongi saat ini ketika ia begitu diam. Dan sekarang keadaannya adalah kecanggungan hebat diantara kami berdua.

Tapi.

"Perjanjiannya adalah harus berani mencium!" Ujarku menciptakan game bodoh ini.

Aku menggigit kuku jariku. Kemudian meminum cola ku, dan kembali gugup didepannya. Mungkin aku baru menyadarinya sekarang. Aku menatapnya dan melihat warna kulitnya yang putih dan kelihatan sangat lembut.

Tidak sadar aku telah menatapnya terlalu lama. Begitu juga dengannya. Ia pun tersenyum padaku. Senyumnya manis dan membuatku kembali gugup. Dengan segera aku menundukkan kepalaku dan menunjuk kearah pipiku.

"Kau sangat putih, itu terlihat sangat lembut."

Author POV

Yoongi mengambil tangan (y/n). Kemudian tangan (y/n) diarahkan kearah pipinya. Yoongi tersenyum.

BTS ImaginesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang