ma dax was Mafia

1.6K 76 1
                                    

Vommet kalian membantu..

perbanyak komentar yaa..

***

(Y/n) POV

"Kau menunggu apa lagi?! Cepat tembak dia!" Ucap salah seorang yang terlihat sangat ketakutan akan sesuatu.

Mataku buram, tapi aku masih bisa melihat sesuatunya cukup jelas. Terlihat beberapa mata menatapku ketakutan. Mereka takut bukan padaku..

Melainkan sesuatu yang akan mengejar mereka nantinya. 

Aku juga takut, sama seperti mereka. Ada dua hal yang bersangkutan dengan ini semua. Mereka harus memilih, dan pilihannya adalah hanya dua, yaitu :

Pertama, Pergi dari sini dan menjadi pelarian, tentu saja mereka akan mengejar mereka dan membunuh mereka.

dan

kedua, Membunuhku dan menjadi tersangka yang juga akan dihukum mati oleh pemerintah.

Dan aku menjadi salah satu saksi yang pada akhirnya akan menjadi korban semua ini, karenaku mereka ketakutan, begitu pula sebaliknya. Aku tidak takut akan kematian, tapi aku takut pada keluarga yang akan kutinggalkan nantinya akan menemukanku membusuk setelah tertembak oleh timah panas mereka.

"Tidak ada yang bisa merubah takdir, seluruhnya ada pada tangan kalian sendiri." Ucapku membuat kedua orang tersebut menoleh bersamaan.

"A..apa maksudmu?"

"Pilihannya ada pada kalian sendiri, karena kalian hanya bisa memilih antara hidup dan mati."

"Aku masih tidak mengerti maksudmu."

"Pada intinya, kalian berdua akan mati. Kenapa masih harus mengorbankan nyawa orang lain untuk ini?"

"Jika ada pillihan ketiga, mungkin kami akan mempertimbangkan itu."

"Keluarga kalian mati karena mereka, lalu hanya kalianlah yang hidup untuk saat ini."

"L..lalu?" 

"Seharusnya itu sudah menjelaskan segalanya." Ucapku lalu diangguki kedua orang tersebut.

Ikatanku dilepaskannya secara perlahan, dan kemudian aku didudukkan di salah satu kursi lapuk namun cukup kuat menahanku duduk.

"Aku harap mereka tidak membenciku." Ujar salah seorang.

"Aku berharap juga bahwa mereka masih mau menerimaku sebagai salah satu keluarga mereka." Ujar yang satunya.

Aku menggeleng.

"Mereka menunggu kedatangan kalian berdua. Kembalilah pada jalan yang benar, belum ada kata terlambat." Ucapku tersenyum simpul.

"Terima kasih.. (y/n)."

Aku menundukkan kepalaku dan menutup mataku.

Dan..

JDARR!!!

Kedua pelatuk berbunyi nyaring dalam ruangan ini dan hal itu menandakan bahwa kedua orang tadi telah kembali pada-Nya.

"Mereka melakukan hal yang benar. Beruntunglah.." Batinku sambil tersenyum tipis.

"Apa gadis ini yang membuat mereka berdua tak berkutik sama sekali?"

Suara berat yang kudengar dari arah depanku yang menandakan kedatangan seseorang yang secara tiba-tiba memang sudah berdiri disana beberapa saat yang lalu saat aku berdiskusi dengan mereka berdua tadi. Suaranya membuatku sedikit takut dan membuatku merinding hebat.

BTS ImaginesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang