Kata-kata kasar. Gausah ditiru.
Gue ngerti lo semua pinter-pinter. Dan bisa bedain mana yang bener, mana yang salah.
18+
***
Perjalananku berakhir dengan duka.
Kematian mereka benar-benar membuatku kehilangan segalanya.
Aku telah kehilangan mereka... aku telah kehilangan... diriku sendiri.
.
.
.
??? POV
"Jimin, kau harus makan. Sejak kemarin kau sama sekali belum memakan makanan apapun. Aku mohon gigitlah sedikit saja." kataku memintanya.
Aku melihatnya begitu pucat sejak dia diselamatkan. Dia tidak mau memakan makanan yang dipersiapkan rumah sakit untuknya. Menyentuhnya saja tidak. Ia hanya diam sejak sampai dirumah sakit ini.
"Jimin, kumohon jangan membuatku lebih khawatir lagi. Makanlah walaupun hanya sedikit." Aku menyuapinya, tapi dia tidak bergerak sama sekali.
"Jim.. Apa yang harus kulakukan? Bahkan sekarang kau.."
"... berusaha untuk berhenti makan dan menutup dirimu dari kami.. atau mungkin dariku.. Apa yang harus kulakukan Jimin?" kataku melanjutkan, kutundukkan kepalaku.
CKLEKK.. suara pintu terbuka.
"Ah.. Nona (y/n)?" sapa salah seorang dokter yang masuk.
Aku tidak hanya melihatnya masuk sendirian, ia masuk bersama beberapa suster dibelakangnya. Ia membawa beberapa obat untuk kesembuhannya.
"Jadi bagaimana? Apakah ada perkembangan dengan pola makannya?" tanyanya lagi.
Aku berdiri dan membiarkan para suster mengurusnya.
Aku menggeleng sebagai jawaban. Dokter menghela nafas dan melanjutkan pertanyaannya.
"Apa dia sudah mampu menangkap segala percakapanmu?" tanyanya lagi.
"Tidak ada perkembangan sama sekali dok, dia benar-benar mengalami kejadian psikologis. Maafkan saya." kataku mendunduk meminta maaf.
"Sudahlah, tidak apa-apa. Kau harus tetap berada disampingnya. Kau orang yang mengenal dekat dengannya, saya harap dia mampu menerima kenyataan yang ada."
Aku mengangguk.
"Kami telah selesai, Dok." kata salah seorang perawat.
Aku mengantarkan mereka kedepan, tapi aku merasakan seseorang memegang pergelangan tanganku.
Aku melihat dan ternyata Jimin.
"Aku hanya sebentar, Jimin. Aku tidak akan meninggalkanmu." kataku tersenyum.
Aku mengusap rambutnya pelan.
"Setelah ini aku pasti kembali, kau tenang saja." kataku yang masih menyunggingkan senyumku.
Aku masih melihatnya diam dengan pucatnya, tapi tangannya masih memegangku.
"Apa yang kau khawatirkan? Aku akan selalu bersamamu Jimin." kataku padanya, yang membuatnya melepaskan tangannya pelan.
Setelah itu aku berjalan mengantar Dokter keluar.
Setelah diluar. Aku melihat Dokter mulai menyuruh para suster pergi terlebih dahulu.
"Saya akan berjaga setiap hari untuknya. Saya minta maaf apabila ada suatu operasi, dan saya tidak dapat membantu." kataku.
"Tidak masalah (y/n), kalau ada apa-apa langsung panggil suster, kalau perlu langsung telepon aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Imagines
FanfictionRead this! sebuah cerita cinta reader (y/n) dengan BTS ?❤ "To lose your path/Is the way to find that path." - BTS ((SLOW UPDATE))