Jealous Hoseok cause of Prank

755 64 14
                                    

Ma boyfriend..

Of course..

Haha..

"Pacarku.. laki-laki yang paling menyayangiku.., aku menunggunya."

Teman-temanku tertawa dengan seru. Berteriak bahagia ketika mendengarku akan membuat sebuah Prank pada pacarku.

"Katakan pada kami apa yang harus kami lakukan?" Tanya Jin kegirangan.

Jimin menepuk pundakku. "Bagaimana kalau.." ujarnya tersenyum nakal.

Aku ikut tersenyum. "Boleh juga. Kita berkumpul di sini nanti malam." Ucapku diangguki.

Kemudian aku memesan pada Namjoon untuk menyediakan tempat ini di buat se ramai mungkin dengan iringan musik yang khas. Walaupun sejujurnya ini adalah pertama kalinya aku memasuki tempat ini.

Namjoon adalah pemilik bar terkenal di Spanyol ini, sehingga aku tahu dimana letak tempat yang jelas akan membuat(nya) marah nantinya.

"Siapkan semua Namjoon. Semuanya bergantung padamu. Arrasseo?"

Namjoon mengangguk. "Tentu saja. Aku akan menyediakan semuanya sesuai dengan pesanan. Akan kuyakinkan aku tidak akan membuatmu menangis karena barku ini."

Aku tertawa dan memukul lengannya pelan. "Bagus! Akan kunantikan hal itu. Kalau begitu, aku akan mempersiapkan hal yang lainnya dulu. See ya!" Ucapku melambaikan tangan padanya.

Setibanya aku dirumah. Hoseok meneleponku.

"Halo, ada apa jagi?" Tanyaku sambil mengambil botol air mineral dari dalam kulkas.

Handphoneku kusenderkan pada bahuku. Kedua tanganku telah membuka lemari kulkas. Namun rambutku menggangguku. Aku mengikatnya.

"Kau mau kemana nanti malam?!?"

Aku tersenyum nakal. Bagus, Jimin sudah menghubunginya.

"Waeyo jagiya? Aku mau main, kenapa?"

"Aku sudah memperingatkanmu. Jangan main ke tempat seperti itu. Kenapa kau melanggarnya?"

"Aku hanya mau main, jagi. Waee?"

"Tidak tidak tidak. Kau tidak boleh main kesana."

"Kemana?"

"(Y/n). Kumohon."

"Yasudah kalau begitu aku pergi dulu."

"Y-ya! (Y/n)!--"

Kumatikan sambungannya. Ku nonaktifkan handphoneku dengan cepat sebelum dia menghubungiku lagi.

Kututup pintu kulkas dan tidak meributkan soal botol air mineral tersebut.

"Kukira butuh waktu beberapa menit untuk membiarkannya bersantai. Ternyata dia secepat itu." Ucapku tersenyum sambil memainkan kunci mobilku.

Jimin memang sahabatku yang terpercaya.

Belum sampai atas. Bel rumahku berbunyi.

"Oh? Masa, Hoseok?"

Aku langsung turun. Ternyata oh ternyata.

BTS ImaginesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang