Harapan

1.6K 84 6
                                    

Nangis mah nangis aja. Kga nangis yauda.

***

Jin POV

Berharap dengan menatap jendela yang sama dan selalu menginginkan hal yang bahkan tidak mungkin kumiliki sekarang. Aku bahkan berharap mampu melihatmu sekarang berdiri disebelahku sambil mengalungkan kalung ini ke leherku lagi.

"Bogoshipo.."

Aku berharap kau melakukan itu setiap hari. 

Tapi sekarang semuanya berubah.. Seharusnya aku menyelamatkanmu saat itu.. Kau pergi terlalu cepat.

"Mianhaeyo.."

...

"Oppa! Changkamman." Ucapnya lembut dari arah depanku.

Dia berjalan menyesuaikan arah angin berhembus, yang membuat rambut indahnya terbang kearah wajahnya yang cantik dan menutupi segala yang ia tampilkan disana.

Sebuah senyum dan sebuah tawa tercipta dari raut wajah bahagianya. Semua terbang dan menjadikan apapun yang berada diatas tanah, terbang dengan mudahnya, kecuali batu dan hal-hal berat lainnya.

Beberapa manik matanya menatapku lekat seakan tidak mau ia lepaskan begitu saja dari kelopak matanya yang selalu menanamkan senyuman manis disana.

Bahkan dengan senyumnya, aku mungkin bisa bertahan hidup hingga entah kapan nyawaku akan pergi dengan sendirinya.

Betapa bodohnya aku..

"Aku bahkan sudah tidak bisa hidup lagi karenamu.. aku memilih diam terduduk dan membenamkan wajahku bersama kasur tertutup debu kotor yang biasanya akan kau bersihkan. Tapi debu tetaplah debu, dia akan datang dan terus datang, bahkan setelah kau menghilang.."

Dunia benar-benar kejam.

Disaat aku sudah bahagia bersamamu. Mereka mengambil hakku untuk memilikimu. Bahkan untuk sekali melihatmu tersenyum bahagia dan menjelaskan sesuatu yang belum pernah kudengar dari mulut indahmu.

Hadiah?

Untukku?

Kau berbohong (y/n).

.
.
.

"Kenapa kau mencintaiku, oppa? Aku akan selalu kemari."

"Aku akan kembali kemari. Ingat kalung itu baik-baik."

"Kita tidak bisa menikah, oppa! Itu akan menjadi hal buruk bagi kita!"

"Oppa, aku memiliki hadiah untukmu."

Seketika itu juga, aku melihatmu terkapar mati karena sebuah tembakan mengenai tepat pada jantungmu. Aku melihatmu terjatuh tanpa nyawa begitu kau mengatakan hal bahagia untukku juga untukmu.

Kau adalah pembohong terbaik.

Kau hamil.

Lalu..

Pergi begitu saja meninggalkanku sendiri..

Aku sudah cukup bahagia melihatmu ada disebelahku..
Tapi itu tidak cukup..

Hamil..

Anakmu..

Anakku..

Kau tertembak..

Kau mati..

Dia mati..

Aku..
Sendiri..

"Akhhhhhh!!!!?!!!! Wae!!!?! Wae!!!?!!!"

"Nne, saranghae.. .."

"Appa.. bogoshipoyo.."

"Akkkkhh!! Wae!?! Waeyo!?! Waeyo!?!"

"Chagiya.. gwenchanayo.."

"Appa.. aku akan baik-baik saja bersama eomma disini. Oppa jaga diri baik-baik ya."

"Chagiya.. bo.. go.. shi.. po.. yo.." 💧

.
.
.

"Makan yang banyak oppa! Oppa harus sehat! Oppa harus kuat!"

💧

***

Nangis gak?

Hope you all like it!
Don't forget for vomment!

✌✌✌




BTS ImaginesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang