~You Belong to Me~(1)

978 62 0
                                    

Ia berjalan menuju sekolah. Bersenandung merdu menggunakan suara beratnya yang lembut dan halus. Menjentikkan jari diatas tasnya yang berwarna coklat terang. Kakinya menginjak perlahan sambil melompat sedikit mengikuti irama. Sesekali bibirnya menghisap permen yang berada di mulutnya.

Tersenyum ketika melihat sekolah sudah berada di depannya. Gerbang terbuka lebar untuknya. Satu tepukan berhasil ia dapatkan.

Temannya yang bernama Kim Namjoon tersenyum padanya. "Pagi." Ucapnya ikut berjalan di sebelah Taehyung.

Taehyung mengangguk dan melanjutkan senandungnya. Namjoon menyeletuk. "Lagu baru?"

Taehyung melirik sebentar kearahnya, kemudian mengembalikan tatapannya ke depan. Lalu menjawab. "Hmm." Kakinya tidak berhenti melangkah.

Namjoon mengetukkan tangannya yang tergenggam pada tangannya yang terbuka. "Aku dapat ide."

Taehyung mendengus. "Berhentilah Joon. Aku tidak mau." Ucapnya mempercepat langkahnya.

Namjoon berlari mengikuti langkah Taehyung. "Hei, kau ini. Seharusnya kau tidak menolak. Lagipula kau tahu-kan aku sudah bekerja sama dengan pihak luar negeri untuk seluruh properti yang ku gunakan. Kau tidak perlu sungkan. Rumahku terbuka untukmu."

Taehyung berhenti. Menatap Namjoon tak suka. "Aku tidak mau. Jangan paksa aku. Bukan itu impianku. Arrasseo?" Ucapnya kemudian menarik tatapannya dan berjalan pergi meninggalkan Namjoon.

Namjoon menggaruk kepalanya. "Impian ya?" Ucapnya menghembuskan nafas pelan.

Dari kejauhan terdengar suara yang sangat ia kenal memanggilnya. "Joon!"

Ia berbalik dan menatap adiknya yang berlari kearahnya. Ia berhenti tepat di depan Namjoon. "Kau buru-buru sekali!? Bukankah sudah kusuruh untuk menunggu?" Ucapnya marah.

Adik Namjoon memiliki nama yang indah. Kim (y/n). Gadis cantik yang mungil juga kecil, tinggi yang bahkan tak dapat menyamai kakaknya sendiri. Tapi kecantikan yang ia miliki adalah setara seperti seorang bidadari yang baru saja turun dari surga. Sehingga saat siapapun menatapnya akan tertarik. Perbedaan hanya satu tahun dengan Namjoon, dan satu sekolah yang sama dengannya.

Namjoon menatap adiknya sewot. "Aku kakakmu. Panggil aku oppa." Pintanya.

(Y/n) menukikkan satu alisnya kebawah. Dengan kedua tangan yang berada di pinggang. "Aku tidak mau." Ucapnya jengkel. "Kau mengabaikan pertanyaanku lagi-kan? Kenapa kau meninggalkanku?" Tanyanya tidak kalah sewot.

Namjoon mendesah dan menutupi wajahnya. Terserahlah. "Aku ada urusan."

"Setiap hari?"

"Ya. Setiap hari."

(Y/n) menatap Namjoon kemudian kearah seseorang yang sedari tadi menatap mereka berdua berbicara. Ia menunjuk orang dibelakang Namjoon dan bertanya. "Itu temanmu?"

Namjoon melihat arah tunjukan (y/n). "Taehyung? Kau masih disitu?" Tanyanya.

Mata Taehyung tidak berhenti mengarahkannya pada adiknya. Ia menyeringai. Segampang ini ternyata.

Ia berbalik dan menatap adiknya. Menepuk pundak adiknya lalu berbisik. "Bantu aku."

(Y/n) menatap Namjoon kebingungan. "Ha?"

"Dia yang baru saja kau tunjuk. Itu adalah orang yang berbakat seperti kataku." Ucap Namjoon berbisik.

(Y/n) mengangguk kemudian menatap Taehyung. Mendorong Namjoon supaya menjauh. Menggertak-kan kedua tangannya yang disatukan. Berjalan anggun kearah Taehyung.

Berikan padaku. Akan kutunjukkan sebuah seni padanya.

"Hai kak." Sapa (y/n).

BTS ImaginesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang