"Mereka bilang, aku adalah yang terbaik."
"Mereka bilang, aku juga yang paling membanggakan."
"tapi dia tidak pernah puas akan segalanya.."
Cprang!
Suara pecahan piring pun terdengar riuh berkumandang di rumah tua yang telah lama tidak dibersihkan. Seminggu sekali mereka semua pasti akan mendengar suara-suara itu dari rumah tua ini tanpa kejelasan apapun.
Hanya satu perempuan yang memang telah tinggal disana dan satu bapak-bapak yang terkadang datang hanya menjenguk atau bisa dibilang melakukan kekerasan dirumah tua tersebut.
Tidak ada yang bisa menghentikannya, tidak ada juga yang ingin memberitahukan kejadian ini pada pihak manapun. Bukan hanya jauh dari perkotaan, melainkan bapak-bapak tersebut memang mengancam warga menggunakan pisau dan benda-benda tajam lainnya, sehingga tidak ada di desa itu satupun yang mau memberitahu polisi setempat terutama polisi kota.
Tiap pagi gadis itu berangkat lebih pagi supaya tidak terlambat berangkat ke Sekolah. Membutuhkan waktu 3 jam untuk sampai di sekolah. Ini adalah kebiasaannya setiap paginya. Kim (Y/n) tidak pernah tercatat poin untuk keterlambatan ataupun tidak mengerjakan pr nya. Itulah mengapa banyak yang menyebutkan bahwa ia adalah gadis yang baik, rajin, dan berakal budi.
Namun kali ini entah mengapa membuatnya sangat malas untuk sekolah, tidak perlu jauh-jauh, dia sangat malas untuk bangun dari tempat tidurnya. Kebiasaan tiap paginya ia renungkan sebentar, dan membuat pernyataan bahwa ia ingin tidak melakukan apa-apa dirumah.
Ayahnya pergi lagi entah kemana. Bapak tua tak tahu diri itu selalu pulang dalam keadaan mabuk dan selalu mengeluarkan sabuknya pada (y/n). Entah mengapa hal itu sudah menjadi kebiasaan juga dalam hidupnya. Sehingga ketika mendengar pecahan piring, gelas, ataupun meja, ia pun sudah sangat-sangat terbiasa.
Tanggal:
Senin, 27 Oktober 2***Gadis ini sudah membuka matanya, namun masih enggan untuk bangun dari kasurnya. Ia memikirkan kejadian kemarin saat ayahnya datang dan tiba-tiba masuk kekamarnya untuk mengambil seluruh tabungannya yang ia tabung sendiri dari jerih payahnya bekerja saat musim panas datang. Dan sekarang ia tersenyum miris pada dirinya sendiri, bahwa yang ia tahu, seluruh uang miliknya ada di dalam satu kantong yang ia pajang didepan jendela untuk berjaga-jaga yang sudah kosong isinya sekarang.
"Memikirkan uang untuk berangkat sekolah saja sudah tidak ada, sekarang bagaimana caraku untuk sampai lebih cepat kesana tanpa menggunakan angkutan apapun?"
"Perlukah ia membutuhkan pertolongan dari Paman Saerim untuk mengantarnya menggunakan mobil peternakannya?"
"Jangan aneh-aneh (y/n), aku yakin setelah ia mengantarmu, nyawanya jadi taruhan di tangan ayahmu sendiri." Batin (y/n) menggelengkan kepalanya yang masih berada diatas bantal.
Kemudian ia melihat jam di hp nya.
"empat pagi lebih dua menit. Tidak biasanya." Ujarnya kemudian berdiri menaruh hpnya dan berjalan dan membuka satu persatu jendela dirumahnya dengan lebar.
Cuaca hujan juga tidak biasanya datang sangat pagi seperti ini. Itulah mengapa suasana dirumahnya begitu dingin dan lembab. Tidak lupa ia menyalakan penghangat ruangan untuk mengahangatkan bukan hanya untuk ruangannya, melainkan juga untuk tubuhnya.
Merasakan sedikit perih pada bagian pipi kirinya, ia menyadari bahwa kemarin ayahnya telah melemparnya menggunakan botol pecah yang ayahnya buang begitu saja hingga mengenainya. Rasa sakit juga menjalar pada tubuhnya yang terlihat membiru akibat pukulan yang ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Imagines
FanfictionRead this! sebuah cerita cinta reader (y/n) dengan BTS ?❤ "To lose your path/Is the way to find that path." - BTS ((SLOW UPDATE))