Kata-kata kasar.
18+
***
Jbuakk!!
"Ukh!" Teriaknya jatuh kesakitan.
"Katakan padaku, siapa yang melakukannya?" Tanya (y/n) yang melihatnya masih menunduk.
"N..nona, saya rasa dia sudah--"
"Diamlah!" Teriaknya memarahi Jimin yang telah bekerja sebagai salah satu anak buahnya.
"Cecunguk ini.. cecunguk ini yang mengambil nyawa saudaraku. Katakan padaku Bangs**!"
Jbukk!!
Suara tendangan (y/n) mulai terdengar jelas.
"Aku tidak mau melihatmu lemah hanya karena jatuh dari ketinggian tiga lantai. Aku juga tidak mau melihatmu lemah hanya karena sebuah tendangan. Aku hanya ingin melihatmu.. mati."
Kesekian kalinya (y/n) berbicara, Namjoon baru menyadari bahwa wanita yang ia lawan bukanlah wanita biasa.
Namjoon mulai melihat wajah (y/n) dengan kesakitan.
"Katakan padaku, dimana dia? Atau.. kalau kau mau, wajahmu yang akan kupajang di dinding rumah eommamu. Jadi, mungkin esok, kau akan melihatnya menangis karena melihatmu terpampang didepannya dengan wajah yang tergantung didepan rumahnya. Ahahahahaha!" Tawa (y/n) sekali lagi.
"A..aku tidak akan mengatakannya padamu, bitc*!" Ludah Namjoon menciptakan sebuah gambaran di wajah (y/n) yang cukup tercetak jelas disana.
"Bajinga*!!"
JDOR!!
"Akh!!" Pekik Namjoon kesakitan.
"Aku tidak ingin membunuhmu. Aku hanya menginginkanmu mengatakan, dimana saudaraku!!" Pekik (y/n) memegang kepalanya menggunakan kedua tangannya yang salah satunya terdapat pistol.
(Y/n) menghapus ludah Namjoon menggunakan baju lengan panjangnya yang ia gunakan tadi untuk menyelinap menangkap Namjoon di luar sana.
"N..nona, saudara anda--" kata Jimin yang langsung diputus oleh Namjoon.
"Mati. Dia sudah mati. Dan lagi, aku sudah tidak memiliki orang tua, setidaknya taruh kepalaku di tempat yang aman setelah kau menembakkan pistol itu tepat di.. kepalaku.." kata Namjoon yang mulia kehabisan nafas.
"Ayo." Kata (y/n) pergi.
"N..nona?! Bagaimana dengannya?" Kata Jimin menunjuk Namjoon yang masih terkapar hidup.
"Biarkan dia. Aku ingin dia merasakan apa yang saudaraku rasakan." Kata (y/n) yang berlalu meninggalkan Namjoon.
Jimin melihat (y/n) pergi dan mulai mendatangi Namjoon. Ia mendudukkan salah satu kakinya di tanah.
"Apa maksudmu berbicara bahwa ia telah 'mati'? Apa kau tidak bisa sedikit lebih pintar berbohong?! Kalau kau mati, bos akan sangat marah besar!" Marah Jimin yang terdengar seperti teriakan tikus terjepit.
"Hei.. sudahlah, aku sudah bilang pada mereka untuk menjaganya dan memperlakukannya dengan baik.. uhukk! Aku sudah kangen orang tuaku." Kata Namjoon terbatuk dan mengeluarkan darah dari mulutnya.
"Kau harus hidup! (Y/n) juga tidak ingin melihatmu mati!"
"Mau bagaimana, nih. Kasihkan padanya."
"Apa ini?"
"Apa kau tidak melihatnya? Itu kalung, pabbo."
"Ah! Kau ini!?"
..
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Imagines
FanfictionRead this! sebuah cerita cinta reader (y/n) dengan BTS ?❤ "To lose your path/Is the way to find that path." - BTS ((SLOW UPDATE))