7.Saw them n feel sad

2.6K 169 4
                                    

DELMIRA

Aku memandang Sofie dan Sofie hanya menaikkan bahunya cuek, tersenyum jahil lalu mengedipkan mata, aku berdecak. Aku masuk ke dalam ruangan si Bos yang sudah duduk anteng dengan jemari tangannya yang bermain diatas meja mengetuk-ngetuk dan matanya menatapku tajam tanpa mempersilahkan aku duduk.

"Ada apa bapak memanggil saya?"

"Kenapa kamu menghindari saya?"

"Yaaa??? Maaf saya tidak mengerti"

Menghindarinya emangnya lagi marahan, malas aja mau ketemu Bos seperti dia.

"Kenapa baru kali ini kamu bersikap sopan kepada saya kamu tahu siapa saya?"

Ha, baru kali ini. Memangnya sejak kapan dia kembali, wait -- jangan-jangan. Alvidi kebangetan, jadi kemarin itu -- terus -- malam itu, aduhhh -- pusing kepala barbie.

"Iya, tentu saya tahu pak anda Pak Vido pemilik Twins TV. "

"Karena saya Vido jadi kamu tidak ingin masuk ke ruangan ini lagi. "

Hmmmm, iya sih ngapain juga daripada melihat pemandangan berdosa. Aku menundukkan kepala tak berani menatap mata yang penuh dengan kilatan itu.

"Tidak ada kaitannya Pak tapi memang saya sedang sibuk."

"Apa yang Vidi katakan mengenai saya hingga kamu tidak mau berurusan dengan saya. "

Aku mendelik, untuk apa juga aku adukan ke dia segala omongan jelek Vidi tentang dia.

"Tidak ada Pak. "

"Bohong! Katakan atau saya panggil Vidi kemari!"

Shit!

Kepojok nih gue, Di' kurang ajar loe Di', panggil aja sih gak apa sebenarnya, biar gue tabok lengan besar Vidi, kesel banget jadinya, MasyaAllah.

"Pak, dengan segala hormat. Vidi teman saya dan anda Bos saya tentu keduanya berbeda, bersikap kurang ajar pada anda selama ini tanpa saya sadari bahwa anda telah kembali maka dari itu saya malu dan takut menghadap anda kembali. "

"Hanya itu?"

"Iya hanya itu. "

Mau apalagi coba alasannya, mau bilang loe mesum, gak mungkin keles.

"Bukan karena kamu menghindar karena mendengar suara wanita. "

Nah itu -- itulah penyebabnya, Pak Bos, inginku berkata demikian, but mana aku berani. Aku terkejut refleks menatap matanya karena memang itu alasan sebenarnya.

"Kantor ini milik anda, apa pun yang anda lakukan saya tidak peduli. "

Dia tersenyum, menyeringai tetapi kenapa bulu kudukku yang merinding.

"Tidak peduli ya, suka - suka saya -- tentu, saya yang punya kuasa tapi jika alasan kamu menghindari saya karena hal itu."

"Tidak, masalahnya saya mungkin belum terbiasa maaf jika tidak ada lagi, saya permisi. " Aku kabur.

Vido menarik napas panjang dan menghembuskannya seperti ada sesuatu yang ingin diucapnya tapi ragu entah ragu atau takut salah atau kah hanya sebatas kalimat yang tak penting.

***

ALVIDO

Saat bersama Yolanda mungkin saat itu dia melihatku berciuman karena kulihat pintu ruanganku terbuka sedikit dan hari itu pun dia tak pernah lagi menampakkan dirinya dihadapanku.

Aku merasa kehilangan, aku merasa ruangan ini sepi tanpa ocehannya tanpa wajahnya yang polos dan menyebalkan saat dia mulai bersuara.

Aku merasa kehilangan apakah aku rindu, aku merindukan sifat gadis seperti itu, kenapa bisa karena sebenarnya aku tidak suka kebisingan, dan dia sungguh cerewet tapi nyatanya aku merasa terhibur. Bisakah aku berkata kalau aku,

Double V SucksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang