17.Nge-mol

2.1K 155 4
                                    

DELMIRA

Pacar sialan, jangan-jangan dia sengaja ingin mengurungku didalam apartemennya dan dia mau berbuat macam-macam padaku.

Untung saja perdebatan itu membuatnya emosi kalau tidak, mungkin sekarang aku sudah berada diatas ranjangnya. Apalagi otak ini sudah terkontaminasi pesonanya.

"Mir, tadi malam pulang jam berapa?"

Tanya bunda padaku saat bokongku baru saja mendarat di kursi untuk sarapan.

"Hmm, jam 10 an gitu lah bund, kenapa?"

"Tadi malam ada Reno datang bawa kue sambil ngobrol nungguin kamu pulang sampai jam 10 juga kalau gak salah tapi kamu belum pulang, kata dia kamu dari siang sudah gak ada di kantor. "

What?

Si pengkhianat cinta tampang gak berdosa itu mau apalagi, udah bosan dengan tu cewek atau dicampakkan, gue sumpahin gak awet loe dan menderita batin loe seumur hidup.

"Ada tugas lapangan dan pulangnya malam dari sana sih jam 10, yah mungkin dia pulang, Mira datang, mau apa dia bawa kue segala? Mau nyogok? "

"Silaturrahim gak apa-apa kan sayang katanya juga kangen sama bunda dan ayah. "

Hahahha, basi' banget silaturrahim pasti mau minta maaf dan ngajak balikkan, gak sudi gue. Bekas gue balik lagi ke gue, kalau udah bekas gue ya udah kubur aja dalam-dalam, mampus -- mampus deh loe!

"Ahhh, carmuk merasa salah gitu tuh. "

"Ssttt, kamu gak boleh gitu, yang masukkin kamu kerja disana dia 'kan , kalau dia emang bukan jodoh kamu apa salahnya berteman. "

Ya ... ya ... ya gini nih kalau utang budi sama orang pasti selalu diingat-ingat sampai mati tapi kalau hanya berteman gue pikir-pikir dulu deh. Soalnya wajahnya itu udah seperti tempe busuk depan gue dengan aroma menyengat gitu yang pengen langsung gue buang agar gak kelihatan lagi depan mata, sepet!

"Iya, Mira tahu bund, tapi rasanya malas aja kayak gitu kan namanya menipu, udah ah, mumpung libur Mira mau tidur lagi capek."

"Ya ampun, anak gadis bangun siang. Eh kamu habis sarapan tidur lagi, mudah-mudahan kamu dapat calon orang kaya Mir -- gayamu seperti ini. "

"Kaya hati, amienn! "

Bunda, jangan doa'kan kayak gitu karena di depan mata sudah ada dan takutnya bunda aminkan bakal jadi deh sama dia. Ya ampun Tuhan lindungilah hambamu yang polos ini, aku hanya ingin yang terbaik.

Hari libur begini aku gunakan untuk me-refresh otak dengan tidur seharian. Aku merasa terlalu banyak masalah di tahun ini yang membuat mood naik turun gak beraturan, gak tanggung - tanggung.

Dimulai dari pengkhianatan mantan pacar, ketemu dengan teman akrab yang ternyata kembaran si bos dan kemudian dijadikan pacar sama bos yang dikira teman sendiri.

Rumit! Hidup ini memang rumit, jika saja aku punya alat yang bisa melihat apa yang seseorang pikirkan maka hidupku akan tenang dan baik-baik saja intinya tidak akan tertipu.

Hidup adalah panggung sandiwara itu adalah tulisan seorang musisi pada bait lagunya tapi bagiku adalah nyata.

Drt .. drt ..

"Halo," jawabku malas menerima telepon ini.

"Mir, loe dimana?" tanya orang diseberang sana dan aku tahu ini siapa.

"Di ranjang, kenapa?" jawabku yang masih meluk guling kesayangan ini dengan mata terpejam menikmati aroma aroma khas tempat tidur.

"Ya ampun loe ngebo, nge-mall yuk ah cuci mata, " ajak sang penelpon

Double V SucksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang