Season 2 29. Maaf dan Terima Kasih

370 57 50
                                    

Aku gak balas komen karena ada pro dan kontra .. jadi..bagaimana dengan yang ini..mungkinkah masih menyayat hati?

Happy Reading

ALVIDO

Merasa ada yang hilang untuk sekejap, meski memang dia hanya tinggal disini selama sebulan lebih.

Ada perasaan gundah yang muncul tiba - tiba, apakah hanya rindu atau ketidak relaan jika dia disentuh oleh pemiliknya. Tetapi siapa aku baginya, hanya tinggal kenangan dan selesai.

Prang

Sendok jatuh dari tangan Afi, kami sedang makan malam hanya berdua di meja makan yang panjang ini.

"Afi ...." lirihku mengingatkannya yang tidak fokus.

Wajah anakku tiba tiba murung dan ketekuk, lalu menangis. "Hey, what's wrong boy?"

"Kangen bunda, dada Afi sakit yah. Gak tau kenapa, pengen nangis ... mau peluk bunda. "

Aku juga sama, kenapa ya kok bisa sama seperti ini.

"Telpon bunda sekarang."

Gak mungkin aku yang nelepon karena gak enak sama Vidi, ngapaian tanya kabar istrinya, kan gak logis.

Berkali kali nada sambungan itu terdengar nyaring namun berhenti dan peringatan dari sang operator mengenai si pemilik nomor yang sedang sibuk, tidak bisa dihubungi.

"Ya sudah telepon om kamu, papah kamu itu. "

Mungkin mereka lagi berduaan, gak apa lah sekalian aja mau ganggu. Tak lama kemudian,

"Assalamualaikum."

"Waalaikumusalam nak, apa kabar? "

"Baik pah, bunda ada pah ... kok teleponnya gak diangkat? "

"Oh, bunda lagi sakit nih dirawat ... belum siuman"

Sakit ?

"Oh, ya ... ayah kamu mana?"

"Ada nih, disamping. "

Afi menunjukkan ponselnya padaku, aku seperti bercermin dengan stlye yang berbeda.

"Tumben loe mau VC sama gue."

"Loe sehat sehat aja kan."

"Sehat dong, kenapa?

"Mending loe kawin lagi deh, biar bisa produksi anak banyak yang halal."

Aneh, tumben dia ngomong seperti ini maksudnya apa?

"Anak gue cukup 1 dari orang yang gue cinta ... sorry ya, jangan kesinggung by the way Mira sakit apa?"

"Ngidam, ya susah makan gitu deh. "

Dengar kata ngidam aku jadi berandai, seandainya aku normal. Pasti itu anakku, ah ... gak mungkin juga. Bisa jadi anak Vidi, jika waktu dia datang dia sudah hamil.

Aku melihat dengan teliti background Vidi berdiri, ada yang aneh, pergelangan tangan Mira kok diperban?

"Loe yakin ngidam, kok ada perban ditangan. "

"Kesalahan darurat aku juga gak tahu permedisan. "

"Anak loe udah banyak loh 'Di ... gak kasihan sama Mira. "

Dia diam gak bisa jawab hanya memandangku tanpa ekspresi.

"Ya sudah, salam buat keponakkan baru gue nanti kalau udah lahir, semoga anak dan ibunya selamat. "

Double V SucksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang