Season 2 12. Terlalu mencintai

377 53 38
                                    

Part kemarin panas..😂😂
komennya juga Yahud panas panas gila
Lalu bagaimana dengan yang ini

Selamat membaca

DELMIRA

"Jangan lupa pulang ... suami kamu di sini bukan yang di sana. "

Geli hatiku mendengarnya ... makin bertambah hari dia semakin cemburu padaku, "Iya, suamiku Alvidi ... aku ingat itu selalu. "

"Ikhsan dan Akhsan bisa minta antar kesana juga kalau kamu lama pulang. "

Aku mencubit hidungnya yang mancung itu gemes, "Iya, Pak Ustadz ... palingan cuma 2 minggu atau nunggu Afi sudah gak kangen lagi. "

Terus dia micingkan mata ke aku, "Nunggu Afi udah gak kangen atau ayahnya Afi. "

"YA ALLAH ALVIDIIII!!!"

"Eits ... dengan suami gak boleh sebut nama ... kamu mau berdosa? "

Aku gregetan banget sama ni ustadz, semakin tambah umur ... ngeselinnya nambah juga.

Akhirnya panggilan untuk masuk ke dalam pesawat menggema dan Vidi pasang tampang sedih.

"Alah tayang ... tayang gak mau pelukkan dan ciuman bunda sebelum pergi, " godaku dengan merentangkan kedua tanganku dia semakin cemberut.

"Dosa ... kalau pamer kemesraan di depan umum ... para jomblo bakal iri apalagi kalau yang baca ini lagi jomblo. "

"Hmm ... ya sudah, bunda pergi dulu ya papah sayang, jaga kesehatan, jaga anak anak."

"Iya, kamu -- " ucapannya dijeda lalu menatap aku lama banget.

"Jaga hati. "

Aku tersenyum dan mengangguk tak berani berucap  takut aku menambah dusta mulut ini.

Vidi adalah teman hidupku, aku nyaman bersamanya. Bergurau dengannya bahkan meski sedang bermesraan pun selalu diselingi canda dan tawa. Tidak ada keseriusan diantara kami dan cekcok pun hampir tidak pernah.

Tetapi kenapa semua itu aku rasa tidak sempurna terlalu flat, datar. Tidak ada gejolak asmara yang menggebu.

Hati ini tidak plong merasakan bahagia, karena dia --

Dia yang membuat luka, menimbulkan benci, sakit hati dan amarah. Tetapi dia pula yang dirindukan dalam diam.

Aku akan bertemu dengannya tetapi hati ini terasa berdebar seperti ingin bertemu kekasih hati.

Aku sengaja mengatakan pada Afi 2 hari lagi agar tidak ada persiapan apa pun untuk kedatanganku.

Aku ingin mengecek bagaimana caranya dia memberikan kelayakkan tempat tinggal bagi Afi.

Kata temanku benar, aku harus sidak diam - diam, mereka semua tahu kalau aku akan menginap di hotel tetapi aku langsung menuju kediamannya yang ternyata cukup jauh dari bandara.

Di keterangan pencarianku tertulis bahwa disana area peternakkan besar bukan lingkungan padat penduduk namun kebalikkannya.

Jadi apakah bisa dikatakan sebuah desa, entahlah. Aku gak bisa bayangkan jika memang Vido membangun rumah di pedesaan.

Apakah tidak ingin Afi bergaul bebas di perkotaan?

Jika itu alasannya, aku salut. Karena pasti dia pun tidak lagi menjadi lelaki liar yang berkencan dengan wanita berbeda tiap dia ingin.

Akhhkk ... otakku ... kenapa aku harus peduli.

Selama dalam perjalanan aku tertidur dan saat sampai di tempat tujuan hari telah gelap.

Double V SucksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang