23. Memastikan

1.9K 140 0
                                    

ALVIDI

Aku berjalan disepanjang koridor hotel ini sambil memikirkan kejadian semalam. Temanku itu walaupun bawel tapi dia gak pandai menjaga dirinya dari pengaruh perasaannya.

Sepanjang malam aku gelisah melihat dia mencium Vido seperti ingin membuatku marah. Aku tahu dia berpikir bahwa aku Vido dan yang diciumnya itu adalah aku Vidi.

Aku gak bisa ngasi tahu dia bahwa pertukaran peran saat itu dan rencananya hari ini baru memberitahunya tapi kurasa sudah terlambat mungkin Vido sudah memberitahunya. Dan kuharap yang kupikirkan tidak terjadi, sekarang aku sudah didepan kamar hotel ini yang diberitahu oleh petugas hotel.

Kupencet bel nya dan ada jeda sekitar 2/3/5 menit dan

"Eh loe Di' ngapain kesini?"

"Wuahhhhh, baru mandi loe wusshhhh mantap, mana dia?"

Fix yang aku pikirkan jadi kenyataan karena yang kulihat pertama kali saat pintu ini terbuka adalah underware wanita yang koyak diatas lantai dan sepatu high heels yang patah 1.

Apa itu untuk memukul Vido karena kurang ajar, lalu aku masuk dan semakin dalam ku lihat semakin berantakkan , baju dress Mira yang dipakai semalam kalau gak salah karena warnanya hitam berada di lantai.

"Hmm, mau apa loe kesini?"

"Mau lihat kenyataan dari dugaan gue dan ternyata benar. "

"Dugaan apa?"

"Gue yang tunangan ... loe yang malam pertama, " ucapku nyaring sambil melirik sprei yang ternoda darah disana pastinya darah perawan Mira padahal aku masih ingat dulu kata-katanya (bibir gue aja masih perawan apalagi mahkota gue) tapi kenapa loe berikan semua ke Vido Mir, Astagfirullah padahal gue masih berharap kalau Mira mukul dia pakai high heels.

"Kenapa sih Di' loe iri? "

"Cuih, ngapain iri nambahin dosa gitu gak level, 'kan gue udah bilang Do' "

"Kan gue juga gak janji Di' "

Emang ngeselin nih kembaran kok gak bisa dikasi tahu sih, tapi sebenarnya ini gak akan terjadi kalau seandainya Mira -- agghhhh ... bodo' amat Mir ... Mir

"Gue tunggu dibawah sarapan ya calon ipar, " ucapku sambil mengetuk pintu kamar mandi itu keras hingga Vido berdecak sebal

***

DELMIRA

Mampus gue, bakal kena ceramahin nih dengan calon ustadz, gue mesti gimana yah?

Aduh gue malu, celana, baju , high heels gue berantakkan diluar dan darah. Ah, pasti dia sengaja tu teriak gitu pas ngelihat bercak darah gue di sprei ... muka gue taruh dimana!

"Sayang, belum selesai juga? "

"Hmmm, bentar lagi. "

"Jangan lama-lama nanti masuk angin loh. "

"Iya tahu." teriakku dari dalam.

Apa tadi dia bilang calon ipar .. ya Allah, emang harus aku nikah sama Vido? Lagian siapa juga ya, yang mau terima aku yang sudah menjadi bekasnya Bos kurang ajar ini.

Aduhhhhh, aku double triple malu nih dulu bilang ke Vidi gak mau sama orang kaya eh, sekarang malah jatuhnya ke Vido. Semuanya diambil Vido, rasanya gak ada lagi kata untuk menghindar dari cercaan Vidi, mau apalagi ... gue nya khilaf.

Akhirnya aku melangkahkan kaki keluar kamar mandi dan kulihat Vido udah siap berpakaian lengkap dengan kaos polonya dan celana panjang semalam.

Dia menyerahkan paper bag ke aku yang isinya baju baru dan segera aku memakainya dan gak disangka semua yang dia beli pas dibadan aku.

Double V SucksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang