Season 2 17. Bagaimana?

377 47 16
                                    

Sandra berontak sekuat tenaga saat diamankan oleh polisi,  selalu berusaha ingin menghampiri Mira yang masih berada dalam pelukkan Vido.

Matanya menyorot tajam, menahan amarah pada Mira yang masih terlihat sedikit shock karena berkejaran.

Vido merangkul Mira dan masuk ke dalam rumah. Mendudukkan Mira di atas sofa yang terbentang panjang.

Mengambil air mineral kemasan yang berada dalam laci meja dihadapannya.

"Minum."

Vido menyodorkan dan menyuruh Mira untuk minum, tetapi Mira malah tak berkedip memandang Vido.

Ekspresi wajah Mira seketika berubah menjadi kesal lalu ... beberapa detik kemudian,

Plak

"Mir!" Bentak Vido tidak terima saat pipinya mendapat cap 5 jari dari Mira yang lumayan keras, membuat efek panas bercampur perih di kulitnya.

"Kamu tahu gak ... wanita itu gak cinta sama kamu!" bentak Mira berang dan Vido melototkan matanya karena apa yang ditakutkannya sekarang terjadi  Mira marah besar saat tahu kenyataannya.

"Iya, tahu, makanya --"

"Makanya jangan bego'!  Kalau seandainya kamu gak cinta sama dia, kamu gak mungkin tinggalkan aku dulu, kamu gak akan kehilangan kaki, aku gak mungkin koma, Vidi gak akan nikahi aku dan kita akan menjadi keluarga lengkap yang bahagia, kenapa ... kenapa kamu sebodoh itu!"

Mira mengeluarkan semua kekesalannya, matanya memerah tersulut amarah, inginnya mencabik cabik Vido saat ini juga tapi sang flamboyan mulai beraksi.

Meskipun harus meredam kekesalan dalam hatinya karena perbuatan Mira yang secara tiba tiba.

Vido meraih tangan Mira, menggenggamnya ... mencium genggaman tangan itu berulang kali.

"Aku datangi dia bukan karena cinta ... melainkan hanya belas kasih, jika waktu bisa diputar ... aku gak akan mau pergi ... dan kita akan tetap bersama. Aku mencintai kamu 100% sejak kecelakaan itu terjadi dan aku menderita saat kamu dipersunting Vidi karena aku gak bisa rebut kamu dari saudara aku sendiri. "

Keduanya saling bertatap dalam damai, mungkin, Vido merasa tenang bahwa menyangka Mira paham dan menerima semua perkataannya.

Tetapi lain halnya diotak Mira, semua yang dikatakan Vido hanyalah rangkaian kata yang menjadi alasan - alasan tanpa bukti.

100% atau 50%  bahkan hanya 1% pun masalah hati tidak bisa ditebak karena yang bisa merasakan hanya diri sendiri sedangkan lidah bisa memanipulasi hati dan pikiran.

"Jika kamu memang mencintai aku ... buktikan dengan menghapus semua tentangnya ... tidak satu pun tertinggal bahkan tunas baru pun harus dipangkas! "

Vido paham dengan olah kata Mira, dia melepaskan genggaman tangan itu lalu menghempaskan tubuhnya ke sofa meraup kasar wajahnya.

"Tolong ... jangan seperti itu, aku gak tega. "

"Karena masih cinta dengan ibunya. "

"Berapa kali sih aku harus bilang, kalau aku hanya cinta sama kamu bukan dia. Aku gak ada hati lagi sama dia!"

Vido mulai emosi, napasnya memacu kencang urat lehernya menerik, tatapannya tajam ke arah Mira tetapi Mira tidak peduli, sudah biasa terikkan urat dengan Vido.

"Terus kenapa ... sudah terlanjur sayang dengan anak itu yang entahlah namanya siapa, Inka, Myura atau deborah."

"Malinka Myura Deova itu namanya, kamu kalau mau benci --- bencilah aku atau wanita itu bukan sama anak polos yang gak berdosa, dia butuh perlindungan ... dia butuh bantuan!"

Double V SucksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang